Di suatu tempat desa hiduplah seorang anak laki laki yang bernama Yamamoto Ryuu dan juga kake nya Shiraoshi Yamamoto. Ryuu hidup berdua bersama kake nya selama 18 tahun. Ia dirawat sedari kecil, kedua orang tuanya meninggal karna sebuah kecelakan yang mengakibatkan Ryuu tinggal bersama kakenya.
Hari senin tanggal 12-09. Hari dimana Ryuu akan lulus dari sekolah nya.
"Beberapa hari lagi aku akan lulus sekolah, apa yang harus kulakukan untuk kedepan nya."Ryuu Menatap jendela.
Lalu ada seorang wanita yang yang menyapa
dirinya sambil menanyakan apa yang sedang dia pikirkan.
"Selamat pagi Ryuu. . . ." Alice Melambaikan tangan sambil menghampirinya.
"Ohhh. . . Alice selamat pagi juga."Jawab Ryuu.
"Apa yang sedang kamu pikirkan"Alice duduk di bangku nya bersebelahan dengan Ryuu.
"Ya, aku sedang memikirkan apa yang akan kulakukan setelah lulus nanti."Raut wajah Ryuu seperti kebingungan
"Heee. . . . Apa kamu tidak memiliki sesuatu yang ingin kamu capai??."Tanya Alice
"Sesuatu yang ingin aku capai."Jawab Ryuu
"yaa. . Contoh nya, kamu ingin menjadi pengusaha yang hebat, artis, polisi, dan masih banyak lagi." Alice menjelaskan sesuatu yang tidak pernah Ryuu pikirkan.
"Begitu yaa. . . . Emmm sesuatu yang ingin ku capai." Ryuu tersenyum dengan menatap awan.
Tepat setelah pembicaran mereka berdua. Suara bel sekolah pun berbunyi.
Jam 13:00 akhirnya para siswa pulang. Sedangkan Ryuu dan beberapateman nya terlihat seperti menunggu orang lain.
"Dasar . . . . Dia selalu saja lama saat akan pulang."Ungkap Airis dengan nada marah.
"Apa boleh buat, ini sudah menjadi kebiasan dia."Ikkiy mencoba menenangkan nya.
"Yaa. . Mungkin dia sedikit sibuk." Tambah Alice.
Tak alama orang yang mereka tunggupun muncul dan meminta maaf atas kelamaan nya "Semuanya maaf kan aku. . . . ." Karatsugi berlari menghampiri teman teman nya.
"Kamu ni. . . Kenapa selalu lama sekali di saat pulang sekolah." Airis mencubit telinga karatsugi.
"Maaf. . Tadi ibu guru meminta ku untuk membawakan beberapa buku yang harus di pindahkan." Karatsugi mencoba untu menjelaskan.
Ryuu hanya bisa tersenyum dengan perilaku teman teman nya itu. Lalu diapun mengajak teman teman untuk bergegas pulang. "Baiklah,karena kita sudah berkumpul,sebaiknya kita pulang sebelum matahari terbenam."Jelas Ryuu dengan berjalan pulang.
"Baaiikk. . . . "Ucap teman teman nya.
Dalam perjalan pulang, mereka saling menanyakan satu sama lain. Tentang masa depan mereka.
Airis menanyakan tentang masa depan seperti apa yang Alice ingin kan. "Alice, apa aku boleh tahu soal soal masa depan apa yang kamu ingin kan?." Tanya airis.
Lalu Alice pun mejawabnya dengan penuh kenyakinan. "Masa depan yang aku ingin kan adalah kita semua bisa menjadi orang yang sukses dan bisa mengubah desa kita nanti."
Medengar perkataan dari Alice, seketika yang lainnya merasa tersentuh.
"Kau ini. . . Sepertinya sangat peduli sekali kepada desa kita." Ucap karatsugi.
"Aku juga berpikir seperti itu, semoga kita bisa melalukannnya bersama." Tambah Airis.
Disini Ryuu tidak mengatakan apa apa, akan tetapi dia begitu terkagum dengan Alice, terlihat dari raut wajahnya. Lalu Ryuu bertanya hal yang sama kepada karatsugi. "Karatsugi,masa depan apa yang kamu inginkan?."
"Ehhhh. . . . Masa depan ku, eemmm. .
Mungkin aku akan memilih menjadi seorang dokter." Karatsugi memberitahukan sesuatu yang membuat teman teman tidak percaya.
Medangar hal itu Airis sektika mempertanyakan hal tersebut. "Kenapa kamu memilih menjadi dokter?. . Bukannya aku tidak mendukungmu, tapi dulu kamu mengatakan bahwa kamu ingin membuat sebuah toko mewah di kota nantinya"
Karatsugi langsung menjawab dan mejelaskan kenapa pilih yang dulu berbeda dengan yang sekarang.
"Yaa. . Dulu aku memang ingin membuka toko mewah itu kota. Tapi sekarang aku jauh lebih tahu mana yang penting untuk diriku dan mana yang peting untuk diriku serta orang lain."
Mendengar perkataan dari karatsugi membuat teman temanya bingung.
"Aku tidak mengerti apa maksud mu karatsugi?." Ucap Alice
Sekali lagi Karatsugi mejelaskan kannya.
"Jadi, jika aku memilih untuk membuka tok mewah di kota itu hanya akan menguntungkan diriku, akan tetapi jika aku memilih untuk menjadi dokter aku bisa merawat para penduduk yang ada di desa dan jika aku benar benar berhasil menjadi seorang dokter aku akan membuat semua penduduk yang sakit menjadi sembuh dan aku tidak akan menerima biaya sedikitpun dari mereka"Jelas Karatsugi.
Kini teman teman nya mengerti dengan masa depan yang di ingin kan oleh Karatsugi. Namun bagi Ryuu itu belum cukup. Seketika dia bertaya lagi kepada Karatsugi.
"Apa yang membuat mu ingin mejadi seorang dokter"
Awalnya Karatsugi terdiam setelah Ryuu mempertanyakan hal itu. Namun dia mencoba untuk tegar dan dia pun menjawab pertayaan nya.
"Dulu waktu umur ku masih 7 tahun, aku hidup di kota bersama kedua orang tua ku" Nada Karatsugi seperti sedang menahanrasa sedih.
"Ibuku selalu sakit sakitan, awalnya ibu mengira kalo sakit yang dirinya terima hayalah sakit normal pada umumnya"
Karatsugi melanjukan ceritanya itu.
"Karna kondisi ibuku yang terlihat begitu parah, ayah membawa nya ke sebuah rumah sakit. Aku bagitu khawatir kepada ibu, aku tidak bisa melakukan apapun aku hanya bisa terdiam dan melihat nya sambil menggenggam tangan nya" Mata karatsugi begitu terlinang akan tetapi dia tetap melanjutkan nya.
"Hingga sampailah pada saat yang mengerikan dalam hidupku, aku harus menerimanya kenyataan itu, takdir itu, semua itu aku harus menerimanya, setelah sampai nya di rumah sakit ibuu. . . Ibuuu. . Ku tidak lagi membuka matanya lagi" dan pada akhirnya Karatsugi menangis
Airis dan Alice mencoba untuk menenangkan nya. Sedangkan Ryuu sedikit memberi motivasi kepada karatsugi.
"Kejarlah sesuatu yang bagimu itu penting dan jadikan lah masalalu pelajaran baru untuk masa depan yang indah, aku yakin ibu mu merasa bangga padamu yang mampu berjuang tanpa dungkungan darinya. Jadi jangan lah menangis laki laki itu harus kuat apapun kondisinya"
Karatugi tiba tiba berhenti menangis dan kembali bersemangat.
Dengan permbicaraan mereka, kini mereka telah sampai di desa dan kembali pulang ke rumah masing masing.
Ryuu yang berjalan menuju rumah nya terlihat begitu tidak percaya dengan perubahan teman temannya. Baginya mereka akan menjadi orang yang berarti bagi desa nantinya. Bahkan dia merasa senang telah berteman dengan mereka.
"Tidak bisa ku percaya, dalam setiap waktu mereka selalu cepat berbeda, mungkin lebih tepat berubah. Meraka sudah tahu apa yang harus merekalakukan untuk dirinya maupun orang lain. Sepertinya sekarang akulah yang jauh tertinggal dari mereka. Masa depan, pencapaian, ya" ucap Ryuu dalam hati.