Chereads / Melodi Hujan / Chapter 2 - Bab 2

Chapter 2 - Bab 2

Tiba-tiba, seorang warga kota yang berpenampilan tua namun penuh semangat datang mendekati mereka.

Warga Kota Tua: "Saya dulu adalah seorang pemain biola yang pernah terlupakan. Ide ini mengingatkan saya pada masa kejayaan musik di kota kecil ini."

Adrian: "Apakah Anda ingin bergabung dengan kami dalam konser ini?"

Warga Kota Tua: "Tentu! Mari kita hidupkan kembali semangat musik di kota ini."

Dengan kehadiran Warga Kota Tua, konsep konser kecil mereka menjadi lebih kaya dan berwarna. Mereka merencanakan untuk memasukkan alat musik lain dan mengundang setiap penduduk kota yang memiliki bakat musik untuk ikut serta.

Ketua Kota: "Ini benar-benar menjadi proyek kolaboratif yang luar biasa. Kita bisa merayakan keberagaman bakat musik kita bersama."

Penghuni Kota: "Ayo bersatu dalam musik dan membangun tradisi baru untuk kota kita!"

Dengan semangat yang baru, mereka bersama-sama melanjutkan perencanaan konser dan sesi musik bersama, menjadikan kota kecil mereka sebagai tempat di mana melodi hujan dan musik setiap penduduk bersatu dalam harmoni.

Warga Kota Tua yang penuh semangat itu adalah Pak Rahmat, seorang pensiunan pemain biola yang telah lama tinggal di kota kecil ini. Sejak saat itu, Pak Rahmat menjadi bagian tak terpisahkan dari proyek musik ini.

Adrian: "Pak Rahmat, apa saran Anda untuk menyempurnakan persiapan konser ini?"

Pak Rahmat: "Kita bisa menambahkan elemen klasik dalam musik kita. Mungkin sebuah solo biola yang bisa saya mainkan untuk memberikan nuansa berbeda."

Syafiq: "Idea bagus! Itu akan menjadi sentuhan yang indah. Bagaimana menurut Anda, Ketua?"

Ketua Kota: "Saya setuju. Mari kita tambahkan sentuhan klasik dari Pak Rahmat untuk membuat konser ini lebih istimewa. Bagaimana dengan tempat konsernya?"

Adrian: "Kita bisa mengatur panggung di tengah taman, dikelilingi oleh lampu-lampu yang bersinar lembut. Mungkin juga kita pasang tenda agar konser tetap berlangsung meski hujan."

Pak Rahmat: "Sangat baik. Tambahkan juga beberapa kursi dan ruang untuk penonton yang ingin ikut serta dalam sesi musik bersama setelah konser."

Ketua Kota: "Terdengar seperti rencana yang solid. Mari kita langsung bekerja sama untuk membuat konser ini menjadi sukses dan memberikan kebanggaan bagi kota kecil kita."

Ketika Ketua Kota berpikir, tiba-tiba muncul ide untuk mengadakan konser di lapangan terbuka yang lebih besar.

Ketua Kota: "Bagaimana kalau kita pindahkan konser ini ke lapangan terbuka? Ini akan memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk ikut serta."

Syafiq: "Idea bagus, Ketua! Kita bisa membuat panggung besar dan memberikan pengalaman konser yang lebih luas."

Namun, Adrian tidak sepenuhnya setuju.

Adrian: "Saya khawatir dengan cuaca yang bisa menjadi masalah di lapangan terbuka. Bagaimana jika hujan turun pada hari konser?"

Ketua Kota: "Itu benar. Kita perlu pertimbangkan semua kemungkinan. Apa saranmu, Adrian?"

Adrian: "Mungkin kita bisa mencari tempat yang bisa melindungi dari hujan, seperti aula besar atau balai kota. Tetapi tetap mempertahankan sentuhan terbuka yang ingin kita capai."

Ketua Kota: "Baiklah, mari kita cari lokasi yang ideal untuk menggabungkan ide lapangan terbuka dan perlindungan dari cuaca. Semua harus merasa nyaman dan terlibat dalam konser ini."

Dengan demikian, mereka melanjutkan perencanaan konser dengan mempertimbangkan baik aspek terbuka maupun perlindungan dari cuaca yang mungkin terjadi.

Syafiq dan Pak Rahmat merasa tertarik dengan ide ketua kota, tetapi mereka ingin memberikan sentuhan unik.

Syafiq: "Bagaimana kalau kita memasukkan unsur visual yang menakjubkan, seperti tata lampu yang indah dan proyeksi gambar di panggung? Ini bisa menambah daya tarik visual pada konser."

Pak Rahmat: "Saya setuju, itu akan menciptakan atmosfer yang luar biasa. Selain itu, kita bisa melibatkan seniman lokal untuk membuat karya seni yang terinspirasi dari musik kita sebagai latar belakang panggung."

Ketua Kota: "Itu ide yang luar biasa! Visual dan seni akan memberikan dimensi baru pada konser ini. Bagaimana menurutmu, Adrian?"

Adrian: "Saya suka ide itu. Ini tidak hanya tentang musik, tetapi juga menghadirkan pengalaman multisensori bagi penonton. Mari kita melibatkan seniman lokal dan perancang tata lampu untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar istimewa."

Dengan ide-ide kreatif yang berasal dari setiap anggota tim, mereka mulai merancang konser yang tidak hanya memukau secara musikal, tetapi juga secara visual, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi seluruh kota kecil mereka.