Aku adalah penggemar berat RinRin sejak lama. Aku selalu menonton video dan live stream-nya, mengikuti akun media sosialnya, dan bahkan menjadi member channel-nya. Aku sangat suka dengan gaya bicara dan kepribadian RinRin yang ceria dan ramah. Aku juga kagum dengan kreativitas dan bakatnya dalam membuat konten yang menarik dan menghibur.
Tapi, aku tidak pernah tahu wajah asli RinRin. Dia selalu menggunakan avatar anime yang imut dan menggemaskan untuk menutupi identitasnya. Aku hanya bisa menduga-duga seperti apa penampilan RinRin di dunia nyata. Aku berharap suatu hari nanti aku bisa bertemu dengannya secara langsung dan mengucapkan terima kasih atas semua konten yang telah dia buat.
Dan, aku berharap itu ternyata menjadi kenyataan. Aku baru saja pindah ke asrama kampus karena rumahku terlalu jauh dari kampus. Aku mendapat kamar yang harus aku bagi dengan seorang teman sekamar. Aku tidak tahu siapa teman sekamarku itu, karena aku belum pernah bertemu dengannya sebelumnya. Aku hanya tahu namanya dari daftar yang diberikan oleh pihak asrama.
Namanya adalah Rina.
Aku pikir nama itu cukup umum, jadi aku tidak curiga sama sekali. Aku hanya berpikir bahwa dia mungkin seorang gadis biasa yang akan menjadi teman baikku selama kuliah. Aku tidak menaruh harapan atau ekspektasi apa-apa terhadapnya.
Aku pun memasuki kamar yang sudah ditunjukkan oleh petugas asrama. Aku melihat kamar itu cukup luas dan nyaman. Ada dua tempat tidur, dua meja belajar, dua lemari, dan satu kamar mandi. Aku memilih tempat tidur yang lebih dekat dengan jendela, karena aku suka melihat pemandangan di luar. Aku meletakkan tas dan barang-barangku di atas tempat tidur, lalu mulai mengeluarkan dan menyusun pakaianku di lemari.
Saat aku sedang sibuk mengatur barang-barangku, aku mendengar suara pintu kamar terbuka. Aku menoleh dan melihat seorang gadis masuk ke dalam kamar. Dia memiliki rambut hitam panjang yang diikat kuncir, mata cokelat yang indah, dan kulit putih bersih. Dia mengenakan kemeja putih, rok hitam, dan sepatu flat. Dia membawa sebuah tas ransel dan sebuah koper besar.
Dia adalah Rina, teman sekamarku.
Aku tersenyum dan menyapa dia dengan ramah.
"Halo, kamu Rina kan? Aku Dina, teman sekamarmu. Senang bertemu denganmu."
Rina menatapku dengan ekspresi kaget. Dia tampak bingung dan gugup. Dia meletakkan tas dan kopernya di lantai, lalu menjawab dengan suara yang agak gemetar.
"H-halo, Dina. Aku Rina. Senang bertemu denganmu juga."
Aku heran melihat reaksinya. Apa dia tidak suka dengan aku? Apa dia merasa tidak nyaman dengan aku? Apa ada sesuatu yang salah dengan diriku?
Aku mencoba mengabaikan rasa tidak enakku dan mendekati Rina. Aku ingin berkenalan lebih lanjut dengan dia dan membuatnya merasa nyaman.
"Kamu jurusan apa, Rina? Aku jurusan sastra Inggris. Aku suka membaca dan menulis cerita."
Rina menelan ludah. Dia tampak semakin gugup. Dia menjawab dengan suara yang pelan.
"A-aku jurusan desain grafis. Aku suka menggambar dan membuat konten."
Aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan cara dia berbicara. Suaranya terdengar familiar, tapi aku tidak bisa mengingat di mana aku pernah mendengarnya. Aku berpikir mungkin dia hanya malu atau tidak percaya diri.
"Wow, kamu pasti jago menggambar ya. Aku juga suka menggambar, tapi cuma sekadar hobi. Aku suka menggambar karakter anime dan manga. Kamu suka nonton anime dan manga juga?"
Rina mengangguk pelan. Dia tampak sedikit lega. Dia menjawab dengan suara yang lebih normal.
"Iya, aku suka nonton anime dan manga. Aku juga suka main game. Kamu suka main game juga?"
Aku mengangguk antusias. Aku merasa senang karena kami memiliki kesamaan.
"Iya, aku suka main game. Apalagi game online. Aku sering main game online bareng teman-temanku. Kamu main game online apa?"
Rina menunduk. Dia tampak ragu. Dia menjawab dengan suara yang kembali gemetar.
"A-aku main game online... b-banyak sih. Tapi, aku lebih suka main game offline. Aku suka main game RPG dan visual novel."
Aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Rina. Aku merasa dia tidak jujur dengan aku. Aku berpikir mungkin dia punya rahasia yang tidak mau dia ceritakan. Aku ingin tahu apa rahasia itu, tapi aku tidak mau memaksa dia. Aku pikir mungkin dia akan bercerita sendiri jika dia sudah merasa nyaman dengan aku.
Aku pun mengubah topik pembicaraan. Aku ingin membuat suasana lebih santai dan menyenangkan.
"Oke, kalau begitu, kamu suka nonton vtuber? Aku suka banget nonton vtuber. Aku punya vtuber favorit yang namanya RinRin. Kamu tahu RinRin?"
Rina menegang. Dia tampak kaget dan ketakutan. Dia menjawab dengan suara yang hampir berteriak.
"R-RinRin?!"
Aku terkejut dengan reaksinya. Aku tidak mengerti mengapa dia bereaksi seperti itu. Aku berpikir mungkin dia tidak suka dengan RinRin. Aku merasa sedih karena kami tidak memiliki kesamaan lagi.
"Kamu tidak suka RinRin? Aku kira kamu suka vtuber. RinRin itu vtuber yang bagus lho. Dia lucu, manis, dan kreatif. Aku suka banget sama dia."
Rina menggeleng cepat-cepat. Dia tampak panik. Dia menjawab dengan suara yang bergetar.
"B-bukan begitu. A-aku suka vtuber. T-tapi, RinRin itu..."
Rina terdiam. Dia tampak bingung dan bimbang. Dia tidak melanjutkan kalimatnya.
Aku penasaran dengan apa yang ingin dia katakan. Aku mendekati Rina dan menatap matanya. Aku bertanya dengan suara yang lembut.
" Rina? Kamu kenal RinRin?"
Rina menatapku balik. Dia tampak berusaha menenangkan diri. Dia menghela napas dan mengangkat kepalanya. Dia menjawab dengan suara yang tegas.
"RinRin itu... Vtuber terkenal kan"
Aku mengangguk dan memuji muji RinRin
"RinRin Itu Imut lucu cantik aku jadi ingin menjadi pacarnya hehe...."
Terlihat Rina tersipu malu dan berkata
"Terima kasih"
Aku bingung kenapa dia berterima kasih
"Kenapa berterima kasih....?"
Rina lari kekamar membawa barangnya dengan wajah panik
Aku terkejut dan berpikir
"Kenapa tiba tiba dia lari. Yasudah lah"
Bersambung.....