Chereads / Manusia Penjelajah Dimensi / Chapter 2 - Memory?

Chapter 2 - Memory?

< Dunia MEMORY >

"Memory?"

Mengingat. Semua kejadian kemarin dan kejadian sekarang. Dia seperti terjebak di dunia anime dan film yang pernah dia nonton.

"Hemdeh, apa coba?. Ujian ini sangat membosankan."

Celsi Berjalan lurus ke depan. Sambil melihat-lihat pecahan ingatannya. Dari awal lahir sampe sekarang.

Dari kejauhan terlihat seseorang yang sedang menikmati secangkir teh.

"Lezat"

Dia menyadari kehadiran Celsi dan menyapanya.

" oh? Selamat datang THE DESTROYERS. "

"Kiara sang penyihir ingatan."

"Hmm?apa ada destroyers?"

"Tidak bukan apa-apa, aku cuma tersesat Sampai menemukanmu."

"Ohh? Benarkah?"

Kiara Menjentikkan jarinya kepada Celsi. Seperti orang gabut menjentikkan jarinya.

"Apa yang kau lakukan kiara?"

"Hahahaha... Ternyata memang kau adalah THE DESTROYERS. Tidak, aku menjentikkan jariku untuk membunuhmu. Namun tidak ber reaksi apapun."

"Bisakah kau tak penyebutku dengan nama THE DESTROYERS?aku juga punya nama."

Mendengarkan itu sang penyihir kiara memanggil pecahan ingatan nya. Menyuruh Celsi untuk melihatnya dan mendengarkan percakapan tersebut.

"Suatu saat nanti. Ada lelaki yang akan datang menemuimu."

"Dia memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Mampu menghancurkan semuanya."

Penyihir Kiara tersenyum dan tertawa terbahak bahak. Mendengarkan berita itu. Eua tak sabar menemui lelaki itu.

"Eh.... Emang aku sekuat itu?" Ucap Celsi dengan Tercengar-cengir.

"Sepertinya dia benar. Kau adalah THE DESTROYERS. Penghancur apapun. Buktinya, kau masih hidup sampai sekarang. Biasanya makhluk hidup apapun yang terkena jentikanku akan mati seketika."

Kiara Menjelaskan apa yang dia ketahui tentang Celsi. Namun hati Celsi berdebar-debar dengan kencang. Melihat betapa cantiknya penyihir Kiara.

"Jadi begitu. T-t t terimakasih."

Melihat reaksi Celsi yang berbeda membuat Kiara merasa gelisah. Membuat lubang besar di bawah Celsi. Mengeluarkannya secara paksa. Membawa ke dunia lain.

"Aaaa.... Kenapaa lagi astaga... Padahal aku sudah menemukan cintaku...."

Celsi melihat dari ketinggian, ada seorang wanita yang sendirian berjalan dan tinggal di kota sepi.

*Plak

Celsi Memegang sesuatu yang kenyal lalu Meremasnya.

"Kyahh"

"Eh"

Bangun dari wanita yang bertetek besar.

Wanita itu Menampar Celsi. Memanggil banyak shotgun. Mengarahkan kepada Celsi.

"Selamat tinggal Aku akan membuatmu bertemu dengan Tuhan"

"Eh tunggu."

*Dor, *dor, *dor

Wanita itu menembakkannya ke arah dada Celsi. Celsi jatuh dan tergeletak. Berpikiran bahwa ini adalah akhir dari hidupnya.

Namun tak disangka dirinya tidak merasakan kematian seperti kemarin yang dimakan serigala bercula.

"Aku kira, aku akan berakhir disini"

Bangun dari tiduran yang ke dua kalinya. Dada Celsi yang terluka mendadak sembuh dengan cepat.

Lalu Celsi berniat melawan wanita bertetek besar dan menanyakan Namanya.

"Ti.... Tidak mungkin. Bagaimana kau menyembuhkan luka itu dengan cepat?. Bagaimana bisa?."

"Aku tidak sendiri tidak mengetahuinya. Lebih pentingnya kau menjawab pertanyaanku, nona montok."

"Namaku adalah selene, jangan panggilku seperti itu atau aku akan membawamu kembali ke tuhan!"

"Apa kau yakin?"

keluarlah < EIT DE >

"Mau melawan? Emangnya siapa dirimu?"

"Siswa biasa yang lewat. Ingat itu."

Celsi berlari kedepan.

Namun Selene tidak melihat keberadaan Celsi yang begitu saking cepatnya.

Selene menembakkan semua shotgunnya kesegala arah. Tapi sayang, semua peluru dipotong-potong menjadi 2.

"Ti... tidak mungkin."

Tiba-tiba Celsi ada di belakang Selene dan berkata.

"Terimakasih kenikmatan yang kau berikan padaku. Selamat tinggal."

*Sing

Memotong kepala Selene.

"Anjay keren bet gua Gilak, wuohhh." Dengan bangganya.

Kesenangan Celsi berakhir disitu. Tiba-tiba banyak suara wanita berketawaan.

Ternyata itu adalah Selene. Dia tidak hanya satu. Banyak sekali diri Selene dan dia ada dimana mana.

"Eh, ku kira sudah selesai"

"Belum, karena apa?karena punya ini."

Selene menunjukkan sesuatu kepada Celsi.

"Pecahan memory?"

"Benar-benar. Kau pintar juga ya Celsi-chan. Ini adalah kekuatanku yang diberikan oleh penyihir itu." ucap Selene dengan sombongnya.

"Sayangnya itu hanyalah pecahan biasa"

"Apa katamu?"

Celsi Mengepalkan tangan kirinya kedepan Selene, lalu menariknya kebelakang. Sesuatu yang Keluar dari tubuh Selene.

"Gyaahh.... Argh... Ap... Apaan ini? "

Ternyata itu pecahan memory. Namun tampak sedikit berbeda. Pecahan memory biasa menampilkan ingatan-ingatan seseorang.

Tapi tidak dengan Pecahan memory dari tubuh selene. benda itu menampilkan sebuah jam.

"Ini adalah kekuatanmu yang sebenarnya. Gunakanlah. Lalu bertarung serius denganku. Selene!"

Selene tertawa, menyetujui keinginan Celsi. Selene menggenggam kedua pecahan. Memasukkannya kedua dadanya.

*Bersiul

"Penampakan baru lagi nich"

Selene berteriak kesakitan.

Selene sadar dan merasakan kekuatan yang luar biasa.

Semua Selene pun menyerang menggunakan shotgunnya ke Celsi. Celsi tak bisa bergerak.

"Selamat tinggal. THE DESTROYERS."

Entah dari mana Celsi berada di samping menodongkan pistolnya.

"Kurasa ini adalah akhir dirimu. Se...le...ne"

⟨⟨⟨ ATTACK RIDE ⟩⟩⟩ <<< LIGHTING BLAST >>>

*Dor *suara Sambaran petir

Celsi loncat kebelakang. Namun Celsi melupakan sesuatu.

Selene tidak hanya satu.

"Hedeh" Celsi mengeluh.

*Sing

Menebaskan pedang eit de. Selene Yang mengenai tabasannya terpotong menjadi dua bagian.

Menebas.

Menembakkan lighting blast ke semua Selene.

Terus menembak dan menebas.

Tapi serangan itu tidak berguna. malah membuat Selena semakin banyak.

Bermunculan dimana.

"Saatnya menggunakan ini"

⟨⟨⟨ ATTACK RIDE ⟩⟩⟩ <<< DARKNESS >>>

*Dor dor

Celsi menembakkan ke Mereka, beberapa Selene mati dengan kegelapan yang diberikan oleh kekuatan kartu itu.

"Gyaahh! .... Kekuatan apa itu?"

"Kekuatan?ini hanyalah mainan anak-anak" ucap Celsi.

Terus menembakkan peluru kegelapan yang diberikan oleh Celsi.

Setiap peluru yang mengenainya, memunculkan black hole yang bisa menghisap targetnya.

Terus memotong, menembak dan membunuh mereka sampai menyisakan satu Selene.

Selena itu menjentikkan jarinya. Namun itu percuma karena Celsi tidak terpengaruh oleh kekuatan itu.

"Sial. Akanku ingat kau!"

Mendadak. Celsi berada dibelakang Selene dan mengucapkan selamat tinggal.

*Sing

Memotong kepala Selene.

Celsi mengeluh dan merasa capek atas semua kejadian tersebut.

Celsi mengingat mukanya Selene. Celsi merasa Dejavu karena muka Selene mirip dengan mantannya yang terindah semasa SMP.

Ia meneteskan 1 air mata dan menjatuhkannya ke kantung bajunya.

*bersinar

"Duh anjing, sakit mataku babi. Apasih? Orang lagi sedih malah diginiin."

Mengambil sesuatu yang bersinar di kantung baju lalu Melihatnya. Bros kupu-kupu berwarna emas.

"Mengapa barang yang tidak berguna seperti ini harus muncul dimataku?"

*Pantat merasa panas.

Ada sesuatu yang muncul lagi di kantung celana belakang.

"Co....co...coo...co...COKK!. PANAS BANGSAT!"

Mengambilnya dari kantung. Mendapatkan kartu bertulisan TIMER.

"Omagat.... terimakasih Selene-Chan. Berkat kau, aku mendapat kekuatan baru wuahahaha. Walau aku merasa sedikit bersedih karena dirimu seperti mantanku"

Kiara melihat dari pecahan memory, menonton semua kejadian itu. Dia merasa sedikit membosankan.

Kiara Membuat pecahan baru lalu membuatnya dunia yang tidak berisi apapun dengan mudah.

Dia menyatukan Pecahan tadi dengan semua pecahan yang berisi cerita kehidupan Celsi.

Sedang singkat. Pecahan itu jadi menjadi pecahan yang berisi semua cerita kehidupan Celsi.

Menunjuk pada Celsi lalu memindahkannya ke pecahan yang baru saja dia buat.

Celsi menyimpan kartu dan Bros kupu-kupu tadi. Tak disangka dirinya berpindah tempat dimana dia berada di perkotaan yang sepi. Sekarang dia berada dimana dia tinggal.

"Aku dirumah?"

Celsi mencoba berteriak agar dimarahin ibunya.

Tak lama kemudia Ibunya datang membawa busur.

"Ngapain kamu pagi pagi teriak? Mending cepat pergi ke sekolah kamu sana!"

"Tapi... Gaperlu bawa busur ke kamarku juga ibu."

"Gausah banyak repot ngurusin ibu. Cepat aja sana! udah terlambat ini."

"Iya-iya."

Aku pergi ke sekolah dan seperti biasanya. "mengeluh" adalah yang terbaik.