---
"La la la la~~"
Malam di Vulgacity begitu sunyi, hanya terdengar suara angin yang berdesir di antara bangunan-bangunan tua kota itu. Di dalam penginapan kecil, Shadow duduk diam di tepi jendela, menatap ke luar dengan pandangan kosong. Varah, yang berbaring di ranjang, mendesah pelan.
"Kau masih memikirkan rumus NTW?" tanya Varah dengan suara rendah.
Shadow mengangguk, matanya tetap tertuju pada kegelapan di luar sana. "Aku merasa itu bukan sekadar simbol biasa. Ada sesuatu yang lebih dalam."
Varah menghela napas. "Selain itu, kita juga belum menemukan petunjuk tentang Ramalan 10 Mystery. Bukankah itu tujuan utama kita datang ke sini?"
Shadow menatapnya dengan tatapan serius. "Aku tahu. Tapi ada sesuatu yang lebih aneh lagi... Arthur menghilang begitu saja setelah mengungkap sesuatu tentang ramalan itu."
Varah terdiam, mengingat kembali. Arthur bukan siapa siapa bagi dia—dia adalah penyihir berbakat yang memiliki kepekaan tinggi terhadap hal-hal yang tersembunyi. Jika dia menghilang setelah menemukan sesuatu, maka pasti ada kekuatan besar yang tidak ingin rahasia itu terungkap.
Sementara itu, di bagian lain kota, seseorang memperhatikan mereka dari kejauhan—Franke Smith. Seorang pria dengan tatapan tajam, wajah tenang, dan senyum tipis yang selalu penuh perhitungan. Ia bukan penyihir kuat, tapi otaknya mampu mengendalikan siapa pun yang berada di bawah pengaruhnya. Smith telah lama menjadi sosok yang dihormati sekaligus ditakuti di Vulgacity.
"Apa yang kau temukan?" tanyanya pada salah satu anak buahnya, seorang informan yang bergerak dalam bayang-bayang.
"Mereka mencari sesuatu yang disebut NTW dan Ramalan 10 Mystery. Tapi sepertinya mereka juga mencari seseorang... Arthur," jawab informan itu.
Smith menyipitkan matanya, lalu tersenyum kecil. "Menarik… aku ingin tahu seberapa jauh mereka bisa mencari sebelum akhirnya jatuh ke dalam perangkapku."
---
Keesokan harinya, Shadow dan Varah kembali ke Kuil Teratai untuk menyelidiki lebih dalam prasasti yang mereka temukan. Mereka membawa beberapa alat penerjemah sihir, mencoba mengurai makna rumus NTW.
"Lihat ini," Shadow menunjuk simbol tertentu. "NTW bukan sekadar nama atau kode. Ini adalah bagian dari formula sihir tingkat tinggi."
Varah mengerutkan dahi. "Jadi… apa yang bisa dilakukan NTW?"
Shadow membaca ulang prasasti dengan saksama. "Sepertinya ini adalah metode untuk membuka sesuatu. Mungkin portal, mungkin segel… aku belum tahu pasti."
Varah menarik napas dalam-dalam. "Kalau Arthur ada di sini, dia pasti sudah bisa menemukan jawabannya."
Shadow terdiam sesaat. "Ya. Tapi justru setelah dia menemukannya, dia menghilang."
Mereka berdua bertukar pandang. Mungkinkah NTW memiliki hubungan dengan hilangnya Arthur? Ataukah ini semua terkait dengan seorang penyihir yang memiliki gelar terkuat The Greatest Of Chaos—sosok yang menurut legenda, menjaga keseimbangan antara rahasia dan kenyataan?
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat. Shadow dan Varah langsung waspada. Dari balik pilar, muncul seorang pria dengan senyum santai—Franke Smith.
--------
"Aku tak menyangka ada tamu istimewa di kota ini," kata Smith dengan nada ramah, tapi matanya menyiratkan sesuatu yang berbeda.
Shadow langsung bisa merasakan sesuatu yang janggal pada pria ini. "Kau siapa?"
Smith melangkah lebih dekat, memasukkan tangannya ke dalam saku jubahnya. "Hanya warga biasa yang tertarik dengan tamu asing seperti kalian. Kudengar kalian mencari sesuatu yang berharga."
Varah menatap Smith dengan curiga. "Dan kenapa kau peduli?"
Smith tertawa pelan. "Karena aku mungkin bisa membantu. Vulgacity menyimpan banyak rahasia, dan aku tahu lebih banyak daripada yang kalian kira."
Shadow dan Varah saling bertukar pandang. Mereka tak bisa langsung mempercayai pria ini, tapi informasi yang dimilikinya bisa menjadi kunci.
Smith menyadari keraguan mereka dan memutuskan untuk memainkan kartunya. "Kalian mencari NTW, Ramalan 10 Mystery, dan... Arthur, bukan?"
Shadow mengepalkan tangannya. "Apa yang kau ketahui tentang Arthur?"
Smith tersenyum tipis. "Aku akan menjelaskan... tapi tentu saja, ada harga yang harus kalian bayar."
---
Smith membawa mereka ke tempat persembunyiannya, sebuah ruangan tersembunyi di bawah tanah yang dipenuhi peta, dokumen, dan berbagai artefak. Ia duduk dengan santai, sementara Shadow dan Varah tetap berjaga-jaga.
"NTW bukan sekadar rumus biasa," kata Smith sambil menunjuk pada salah satu catatan di mejanya. "Ini adalah kependekan dari Nexus Thaumaturgical Weave—sebuah pola sihir yang memungkinkan seseorang mengakses sumber energi tersembunyi."
Shadow terkejut. "Jadi ini adalah… semacam alat untuk mengendalikan energi?"
Smith mengangguk. "Lebih dari itu. Ini bisa menjadi kunci menuju sesuatu yang lebih besar."
Varah tidak bisa menyembunyikan rasa curiganya. "Dan kenapa kau mau berbagi informasi ini dengan kami?"
Smith menatap Varah dengan ekspresi seolah-olah ia sedang menilai sesuatu. "Karena aku punya rencana, dan aku butuh orang-orang cerdas seperti kalian untuk menjalankannya."
Shadow mengepalkan tangannya di bawah meja. Ia tak suka bagaimana Smith berbicara dengan mereka seolah-olah mereka sudah berada dalam permainannya.
"Tentu saja, aku tidak memaksa," lanjut Smith. "Tapi kalau kalian ingin menemukan kebenaran tentang NTW, Ramalan 10 Mystery, dan Arthur, aku adalah satu-satunya orang yang bisa membantu kalian."
Shadow dan Varah tahu bahwa mereka berada dalam situasi sulit. Mereka membutuhkan informasi Smith, tapi mereka juga sadar bahwa pria ini sedang mencoba mengendalikan mereka.
"Aku butuh waktu untuk berpikir," kata Shadow akhirnya.
Smith tersenyum tipis. "Tentu. Aku akan menunggu… sampai kalian sadar bahwa bekerja sama denganku adalah satu-satunya pilihan."
Di luar ruangan bawah tanah, di balik bayang-bayang kota, seseorang sedang mengamati mereka. Sosok itu berdiri diam, hampir seperti ilusi. Matanya tajam, memperhatikan setiap pergerakan di dalam ruangan tempat Smith berbicara dengan Shadow dan Varah.
Dia bukan sekadar pengamat biasa. Dia adalah pemilik gelar penyihir terkuat –THE GREATEST OF CHAOS
---
Di sisi lain, Elara duduk di sudut kamarnya, menatap langit malam dengan tatapan kosong. Ia mendengar percakapan Shadow dan Smith dari kejauhan.
"Orang luar…" gumamnya dengan nada sinis. "Aku benci mereka."
Baginya, dunia luar adalah ancaman. Itulah yang selalu ditanamkan dalam pikirannya sejak kecil. Namun, di dalam hatinya, ia masih memiliki satu hal yang lebih kuat dari kebenciannya—kesetiaan kepada keluarganya.
Sementara itu, di Vanhetown, Lyra membuka surat yang baru saja ia terima. Surat itu dari seseorang yang tidak ia duga—Elara.
"Waktunya hampir tiba, Lyra," demikian isi surat itu. "Kita harus mulai bergerak."
Lyra menggenggam surat itu erat-erat. Baginya, ini bukan hanya tentang menemukan Shadow dan Arthur—ini tentang mengubah dunia.
---
Bersambung…
-----------