Matahari bersinar terang, anginnya terasa menyejukkan. Sebagai tambahan, tidak ada peristiwa gerbang di pagi hari, jadi dia bisa menikmati tea time dengan santai. Dia merasa senang.
Sebenarnya… Bahkan jika cuaca mendung tanpa angin dan gerbang tingkat S muncul sehingga dia harus mengurusnya, dia akan tetap senang.
"Hm, Hmmm…."
Seorang jenius, yang dihormati di antara para superhuman di penjuru dunia. Seseorang yang muncul sekali dalam seratus tahun, dan kebanggaan semua superhuman generasi muda di Korea yang menduduki peringkat 317 di Peringkat Superhuman Dunia.
Tidak hanya terkenal di Korea, tapi juga di seluruh dunia, Thunder Empress Shin Eunah merasa ceria sepanjang hari. Orang yang mendengarnya bersenandung dari ruang kerjanya terkejut.
"Apa sesuatu yang baik terjadi pada Thunder Empress kita."
"Dia belum memarahiku hari ini."
"Dia tersenyum sebelumnya. Jantungku hampir lepas saat jam makan siang melihat betapa cantiknya itu."
"Jangan membicarakan penampilannya di depannya. Dia tidak suka itu."
"Aku bukan orang gila."
Shin Eunah mendapat perhatian dari dunia sejak masih muda karena memiliki trait rank SS [Conqueror of Thunder]. Tentu saja kecantikannya yang menyerupai batu permata berkontribusi pada ketenarannya, tapi dibandingkan dengan bakatnya yang luar biasa, itu hanya faktor sepele.
Sejak kecil, Shin Eunah menerima pendidikan terbaik untuk memenuhi harapan orang tuanya yang menduduki peringkat top 10,000 Peringkat Superhuman Dunia. Ketika dia lulus dari sekolah dasar, level skillnya mencapai tingkat dimana dia bisa menempati peringkat top 1,000 Peringkat Superhuman Dunia dengan mudah.
Tapi pada akhirnya, dia menolak semua tawaran manis yang ditawarkan oleh guild besar yang terkenal dari seluruh dunia dan malah memilih untuk menetap di Asosiasi Superhuman Korea.
Itu adalah jabatan yang tinggi, tentu saja-tapi banyak orang dibingungkan dengan keputusannya. Bahkan di Korea, kau bisa dengan mudah menemukan guild yang akan membayar dua atau tiga kali lipat daripada jumlah yang bisa dibayarkan pemerintah Korea untuk mendapatkannya.
"Permisi, kapten."
"Masuklah."
Pasukan Misi Khusus dari Asosiasi Superhuman Korea adalah unit yang dikhususkan menangani misi yang diluar kemampuan superhuman biasa dari asosiasi.
Itu adalah unit yang hanya orang terpilih yang memiliki kemampuan tempur luar biasa yang ditugaskan; Shin Eunah adalah kapten dari Divisi Pertama.
"Ini adalah laporan dari insiden 'Gerbang-A K-SEn4017' tiga hari yang lalu. Divisi Ketujuh Pasukan Misi Khusus telah dikirim ke tempat kejadian, dan mereka berhasil menangkap semua tersangka sebelum korban bertambah. Kasus telah diselesaikan."
"Ah, ya. Mm. Mm-Mm."
Seolah pikirannya berada di tempat jauh yang menyenangkan, Shin Eunah membalik halaman laporan, tidak memberi balasan jelas pada sekretarisnya.
Itu adalah insiden yang melibatkan hal-hal yang berkaitan dengan berbagai pelanggaran aturan, tapi satu-satunya detail yang ia perhatikan adalah jumlah anggota pasukan khusus yang dikerahkan dan metode yang digunakan untuk memberantas target.
Sebagian besar insiden bisa diselesaikan tanpa pengerahan Divisi Pertama, tapi sebagai persiapan untuk kemungkinan operasi gabungan di masa depan, Shin Eunah terus mencari tahu setiap insiden yang dilaporkan dari sekretarisnya.
"Bagaimana status perkiraan gerbang untuk malam ini?"
Dia bertanya sambil membuang laporan yang hampir tidak ia baca. Sekretaris menjawab sambil menahan helaan nafasnya.
"Tidak ada masalah yang tidak biasa. Semua 8 gerbang Rank C atau diatasnya telah berhasil didapatkan."
"Kalau begitu tidak akan ada masalah. Aku akan pergi."
"Apa anda akan menghabiskan waktu dengan nona Alkemis lagi hari ini?"
"Ya. Apa ada masalah?"
Siapapun yang mengetahui berita seputar superhuman tahu bahwa Thunder Empress berteman dengan High Ranker Amerika (rank 479) Alkemis Claire Boyle.
Tapi tidak ada yang tahu dimana pertemanan itu di mulai. Meskipun usia mereka sebaya, area aktivitas mereka benar-benar berbeda.
"Tidak, maaf, bukan apa-apa. Aku hanya ingin tahu apakah ada tujuan memata-matai dibalik orang yang mendekati anda…."
"Dia?"
"Tidak, bukan apa-apa! Kalau begitu, semoga hari anda menyenangkan!"
Ketika Shin Eunah ingin menjawab dengan wajah sedikit cemberut, pikiran sekretarisnya benar-benar membeku, berbicara dengan cepat dan segera meninggalkan ruang kerja.
Shin Eunah menatap pintu sebentar dengan ekspresi aneh, tapi segera berdiri setelah menghela nafas singkat.
"Bukannya aku akan memakanmu hidup-hidup atau semacamnya."
Awan mendung muncul sementara di pikirannya yang sudah sangat cerah hari ini. Tapi ia segera menyingkirkannya dengan mudah karena hal semacam itu adalah kejadian biasa.
Dia tidak lagi peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentangnya. Terkadang ada pikiran yang membuatnya depresi dan sering membuatnya menangis, tapi sekarang dia benar-benar tidak terpengaruh.
Karena Kakek sudah kembali.
Karena dia berbicara dengan dirinya lagi.
"Dia penipu. Aku yakin itu."
Ketika mereka bertemu di Pasar Superhuman setelah bekerja, Claire Boyle cemberut seolah tidak puas dengan sesuatu. Rambut merahnya yang diikat modis, memantul kesana kemari seolah menunjukkan perasaannya.
"Apa kau percaya bahwa kebangkitan itu mungkin? Tidak ada satupun kejadian semacam itu di Alam Semesta Pahlawan yang dipenuhi dengan jenius mutlak."
"Jika jiwa itu ada, kebangkitan seharusnya tidak mustahil…. Dan kakek adalah orang jenius. Jenius tak tertandingi yang membuat semua artefak itu di dunia yang tidak memiliki apapun."
Meskipun tidak ada orang lain yang tahu, Thunder Empress dan Alkemis memiliki satu hal yang sama. Itu adalah keanggotaan mereka di komunitas rahasia yaitu Alam Semesta Pahlawan.
Claire Boyle memasuki Alam Semesta Pahlawan ketika ia membangkitkan skillnya saat SMA dan bertemu Shin Eunah disana.
Mereka segera menjadi dekat setelah mengetahui kebetulan bahwa mereka berada di dunia yang sama, dan dengan kebebasan yang mereka punya saat dewasa, mereka menjaga persahabatan yang kuat dengan sering melakukan pertemuan, mengabaikan perbedaan negara.
"Kau ditipu. Itu hanya pengguna baru dengan ID yang sama."
"Itu mustahil. Kakek menjelaskan semuanya. Dan meskipun dia kehilangan ingatan, kepribadian mereka sama. Mustahil aku tidak bisa mengenali kakek."
"Yah, aku tidak tahu itu. Lalu? Jika dia terhubung dengan Alam Semesta Pahlawan, apa dia sudah membangkitkan skill tertentu?"
" Aku tidak menanyakan itu kepadanya. Tapi karena dia adalah kakek, mungkin itu skill pembuatan artefak seperti sebelumnya."
Shin Eunah berbicara dengan senyum cerah sambil memainkan jepit rambut di poninya.
Untuk orang yang tidak pernah tersenyum sampai sekarang, senyum polos seperti itu….. Jika ada orang yang melihatnya, dia pasti akan salah mengira bahwa dia adalah gadis yang sedang jatuh cinta. Claire Boyle menghela nafas dalam.
"Bagaimanapun aku memikirkannya, itu hanya penipu. Seperti yang kukatakan sebelumnya, kenapa kau tidak mencari pacar saja jika kau punya waktu untuk mempedulikan seorang pria tua? Kau tahu aku harus kembali ke New York setelah komisi ini selesai. Haruskah kita menikmati dunia malam di Seoul sebelum itu, hmmm?"
"Aku benci tempat semacam itu."
"Tapi kenapa? Bahkan ada klub eksklusif superhuman, kenapa kau tidak mau pergi?"
Klub eksklusif superhuman. Seperti kata-katanya, itu adalah klub yang hanya bisa dimasuki superhuman. Bangunan VIP untuk para superhuman yang hanya bisa berada di kota seperti Seoul, pusat penduduk untuk superhuman sejak gerbang mulai bermunculan.
Shin Eunah menjawab temannya, yang sangat ingin membawanya ke klub, tanpa ragu.
"Aku berjanji kepada kakek untuk tetap menjadi gadis baik."
"Itu lagi! Ahh, lupakan itu. Ayo selesaikan komisi Janus secepatnya. Mencari… pedang Pembunuh Dewa atau apalah itu"
Sekali lagi menyadari bahwa pembicaraan ini tidak akan pernah berakhir jika topiknya mengenai 'kakek', Claire Boyle merubah topik sambil menghela nafas dalam. Namun sayangnya, masalah ini juga berkaitan dengan 'kakek'.
"Aku yakin merasakannya di sekitar sini, tapi kehadirannya menghilang hari ini."
"Apa ada orang yang sudah mengambilnya?"
Gadis-gadis ini berada di gang yang cukup terpencil di Pasar Superhuman. Menerima komisi dari Janus, rekan kuat mereka di Alam Semesta Pahlawan, mereka sedang mencari pedang Aegean yang katanya telah jatuh ke bumi.
"Itu mustahil. Karena kehadirannya tersegel dengan kuat, jika itu tidak bisa dideteksi oleh jepit rambut buatan kakek, kau tidak akan bisa menemukannya."
"Dilihat dari gambarnya dan bagaimana itu sepenuhnya berwarna hitam hingga pinggirannya, sepertinya pedang itu memiliki suatu makna dibaliknya….. Ah, ayo kita coba ke sana. Sepertinya toko itu memiliki banyak senjata yang memiliki makna dibaliknya."
Shin Eunah, yang terus memainkan jepit rambutnya berbalik ke tempat yang ditunjuk temannya. Itu adalah pegadaian yang terletak di ujung gang. Itu adalah tempat yang menerima uang jaminan dan pinjaman dari para superhuman, ada suasana mengerikan di sekitarnya
"Baiklah, ayo kita periksa."
"Oke. Mmm, kuharap Janus memberi kita banyak HP seperti yang ia janjikan jika kita menemukannya. Ada bahan koktail yang sangat ingin kubeli, dan setiap akar harganya lebih dari 3 juta! Apa kau percaya itu? 3 juta!"
"Ya, ya."
"Tapi apa sih yang dilakukan Janus sampai mendapat HP sebanyak itu? Siapa dia?"
"Dia agak eksentrik, tapi dia sangat kuat. Kudengar dia berada di top 3 di Alam Semesta Pahlawan."
"Astaga…. Hubungan apa yang dia miliki dengan Anvil, membuatkan senjata untuk seorang superstar?
"Kakek kita."
"Ya, ya."
Meskipun Shin Eunah berjalan menuju pegadaian sambil berbicara dengan temannya, pikirannya berada di tempat yang berbeda. Dia ingin segera menyelesaikan komisi dan berbicara dengan kakek lagi secepatnya.
Kakek akan sangat terkejut jika ia tahu apa yang sedang kucari…. Dia tertawa polos ketika memikirkan hal itu.
Orang-orang yang mengintipnya sulit bernafas, tapi dia sama sekali tidak menyadari hal itu.
[Janus]: "Aku akan menggila dalam artian yang sebenarnya. Kakek Anvil, apa kau benar-benar tidak mengingatku?"
[Kang Shin-Hyuk]: "Aku ingat….sebenarnya samar-samar mengingat pembicaraanku dengan anda."
Sementara itu, Kang Shin-Hyuk -kakek Eunah- sedang berbicara dengan Janus sambil memegang pedang Pembunuh Dewa, yang dicari para gadis mati-matian.
Dilihat dari ukuran log pesan dengan Janus, sepertinya dia adalah teman terdekat Anvil setelah "Eunah". Kang Shin-Hyuk mengirim pesan saat petang, namun Janus tidak membalas sampai larut malam.
[Janus]: "Sudah kubilang, berhentilah menggunakan sebutan kehormatan padakuuuuu."
[Kang Shin-Hyuk]: "Ah, uhm... Maaf, aku akan santai saja."
[Janus]: "Whoo. Jadi maksudmu pedang Pembunuh Dewa ada di tanganmu sekarang?"
[Kang Shin-Hyuk]: "Ya, tuan-maksudku ya. Karena itulah aku bisa terhubung dengan Alam Semesta Pahlawan. Tapi itu sudah melemah secara signifikan. Saat ini itu berada di rank D menurut standar sistem Gaia.
[Janus]: "Rank D tidak lebih dari sampah….. Hahh, aku bahkan tidak perlu melihatnya untuk mengetahui bahwa Jantung Naganya menghilang. Benarkan?"
[Kang Shin-Hyuk]: "Jadi Jantung Naga semula tertanam...."
Senjata rank D adalah senjata standar dalam perburuan monster modern. Produk baru akan dengan mudah mencapai 20 juta, dan bahkan barang bekas bisa dijual dengan harga 10 juta jika dirawat dengan hati-hati.
Dan dia menganggapnya sebagai sampah. Tidak, aku sudah tahu kenyataannya ketika dia menyebut harta legendaris seperti Jantung Naga seolah itu bukan masalah besar, bahwa dia adalah orang kuat yang kekuatannya tidak bisa dijelaskan.
[Janus]: "Lupakan itu, aku bahkan tidak tahu cara memperbaiki pedang yang hampir hancur, jadi kau boleh memilikinya. Sebagai gantinya, buatkan aku pedang Pembunuh Dewa yang baru. Masih ada beberapa yang harus kubunuh. Akan lebih baik jika itu ramah."
[Kang Shin-Hyuk]: "Aku sangat meminta maaf tapi level metalurgi ku juga di reset, jadi….."
[Janus]: "Yang benar saja-kalau begitu cepat pulihkan itu. Kau masih melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan memukul logam, iyakan?"
[Kang Shin-Hyuk]: "Sebenarnya aku masih belum."
[Janus]: "Masih?"
[Kang Shin-Hyuk]: "Tidak, belum."
Kang Shin-Hyuk tertawa ketika membalas. Sepertinya semua orang yang berhubungan dengan Alam Semesta Pahlawan, termasuk Administrator, mengharapkannya untuk melakukan pekerjaan metalurgi.
Meskipun tidak mungkin hasil yang sama akan dibuat jika dirinya yang sekarang memegang palu....
"Meskipun begitu, aku harus melakukan itu bagaimanapun caranya."
Untuk memperkuat kekuatan rohnya.
Untuk meningkatkan tingkat asimilasi dan menerima semua keuntungan VIP Alam Semesta Pahlawan.
.....Tidak, itu bukan satu-satunya alasan.
Tentu saja itu termasuk, tapi terpisah dari 'keperluan' alasan itu, ada gambaran yang murni demi keinginan metalurginya sendiri.
"Aku ingin memukul logam. Aku tidak bisa menyingkirkan dorongan ini sejak saat aku melihat punggung pria kesepian itu."
Bahkan sejak ia menerima ingatan kehidupan sebelumnya, atau mungkin sejak mengasah pedang Pembunuh Dewa, dia tidak bisa menahan keinginannya untuk memegang palu.
Mungkin alasannya memprioritaskan latihan bela diri hari itu adalah untuk menahan dorongan hebat itu.
[Kang Shin-Hyuk]: "Tapi, aku akan melakukannya sekarang."
Menyadari kekuatan spiritualnya, mengamati ego miliknya dan berhadapan dengan pedang Pembunuh Dewa, dia akhirnya siap.
Sejak awal tidak mungkin bisa menundanya. Dia tidak mau menundanya, dan tidak ada alasan untuk melakukan itu.
[Janus]: "Ya, tentu saja kau akan melakukannya. Lagian, jika kau akan membuatkanku pedang Pembunuh Dewa lainnya, aku akan membawa bahan-bahan yang diperlukan. Jadi aku akan menyerahkan semuanya padamu, kakek."
[Kang Shin-Hyuk]: "Baiklah, terima kasih."
Kang Shin-Hyuk memegang kepalanya setelah menyelesaikan pembicaraan dengan Janus.
Sekarang dengan tegas menentukan apa yang harus dilakukan, matanya bersinar terang seperti bintang.
"Aku akan sepenuhnya mencari tahu cara melatih teknik pandai besi."
[Bonus 100HP dari administrator yang terharu!]
"Tunggu, kenapa sekarang?!"