Brian berdiri dan menatap serius ke ujung lorong kereta cepat.
" Perampokan?" Gumam Brian Won dengan nada ragu.
Di lorong kereta cepat yang lain, terlihat ada seorang perempuan yang sedang di sandra oleh seorang pria bertopeng iblis.
" Sepertinya begitu. Brian, aku takut...." Liu Wen bicara sambil menarik baju Brian Won pelan.
" Apa yang perlu di takutkan? Perampokan itu terjadi di gerbong kereta yang lain, kecuali jika perampok itu masuk ke gerbong ini, kamu baru boleh merasa takut." Ucap Brian Won dengan nada santai.
Mendengar jawaban santai dari Brian Won, Liu Wen merasa tenang dan mengangguk dengan ekspresi lembut.
Brian Won melepaskan tangan Liu Wen yang memegang baju nya dan berjalan menuju ke arah gerbong kereta yang lain dengan ekspresi tenang.
" Brian? Apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Liu Wen dengan panik.
" Tidak ada, aku hanya mau melaksanakan tugas ku sebagai seorang abdi negara..." Jawab Brian Won dengan nada santai.
Liu Wen tertegun dan bergumam dengan penuh rasa curiga, ' Abdi negara? Apakah Brian seorang polisi atau tentara?'
Saat Liu Wen bergumam, Brian Sudah membuka gerbong kereta nya dan memasuki gerbong kereta yang lain.
Kedatangan Brian membuat terkejut sekaligus waspada perampok yang sedang menyandra seorang gadis remaja itu.
" Siapa kamu?! Kenapa kamu datang kemari?!" Tanya perampok itu dengan waspada.
Brian tidak langsung menjawab namun dia menatap lembut ke arah gadis remaja yang tengah di sandra itu.
" Gadis, siapa namamu?" Tanya Brian dengan nada santai.
Gadis remaja itu terkejut dan terlihat ketakutan saat ingin menjawab.
" Tidak perlu takut, sebentar lagi kamu akan bebas kok..." kata Brian dengan nada santai.
" Bebas? Dalam mimpimu!! Gadis ini akan terus aku sandera sampai aku mendapatkan kebebasan!!" Ucap perampok itu dengan nada dingin.
Ekspresi gadis remaja di tangan perampok itu berubah. Dia terlihat sangat ketakutan dan tidak berani bergeming sedikitpun saat ini.
Melihat perubahan ekspresi di wajah gadis remaja itu, ekspresi Brian Won juga berubah. Dia mendengus dan menatap dingin ke arah perampok itu.
"!!!"
Perampok itu terkejut sekaligus merasa ketakutan begitu dia melihat tatapan dingin Brian Won.
Sebelum perampok sempat menyetabilkan emosi nya, Brian Won tiba - tiba menghilang dan muncul di belakang perampok itu.
" Hah? Dimana orang itu?" Perampok itu tertegun dan menatap sekeliling nya dengan ekspresi kebingungan.
" Aku di sini..." Ucap Brian Won dengan nada datar.
Perampok itu terkejut dan berbalik dengan cepat. Namun saat dia berbalik, Brian Won mulai bergerak menyelamatkan gadis remaja yang di sandera sambil mengganti pisau perampok itu dengan sebuah sendok.
Kecepatan Brian Won sangat cepat, jauh melebihi kecepatan orang biasa.
Saat perampok itu sadar kembali, dia melihat gadis remaja yang berada di pelukan Brian Won dengan ekspresi luar biasa.
" Ini, seberapa cepat!" Perampok itu terkejut dan bergumam dengan nada luar biasa.
Saat ini, munculah beberapa petugas kereta yang langsung menahan perampok itu ke lantai gerbong kereta.
Plok... Plok... Plok...
Tidak tahu siapa yang memulai nya, namun tepuk tangan meriah terjadi setelah orang - orang menyadari apa yang telah terjadi.
Mereka bertepuk tangan sebagai apresiasi atas tindakan kepahlawanan Brian Won yang sangat luar biasa menurut mereka.
Brian Won tidak memedulikan hal ini dan menatap gadis remaja di pelukan nya dengan ekspresi khawatir," Gadis siapa namamu?" Tanya Brian Won dengan nada santai.
" Yue, nama ku Yue." Gadis remaja itu menjawab dengan nada kosong.
" Yue? Nama yang bagus. Kamu naik kereta ini bersama siapa?" Tanya kembali Brian Won dengan nada ragu.
" Kakek dan Nenek." Yue langsung menjawab pertanyaan Brian Won.
" Dimana mereka?"
Yue kemudian menunjuk ke ujung kursi yang ada di dalam gerbong ini. Brian Won mengikuti arah yang di tunjuk dan melihat ada sepasang orang tua yang juga sedang menatap nya dengan ekspresi penuh syukur.
" Jadi kamu bersama mereka. Lalu Yue, kamu bisa berjalan sendiri kan?"
" Um!" Yue mengangguk dengan ekspresi lembut.
Brian menurunkan Yue dan membiarkan Yue berjalan sendiri ke arah keluarga nya.
Saat Brian Won mau pergi, muncul beberapa orang yang menghadang dan menanyakan berbagai macam pertanyaan kepada nya.
Ekspresi Brian Won berubah menjadi terlihat sangat dingin. Orang - orang yang tadi nya mau mewawancarai Brian Won langsung takut dan tidak jadi mewancarai nya.
Brian Won tanpa beban berjalan kembali memasuki gerbong kereta cepat nya.
Saat Brian Won tiba di tempat duduk nya, dia melihat pemuda yang memiliki tahi lalat di pipi sedang duduk di kursi nya sambil menggoda Liu Wen.
Brian Won menatap ke arah pemuda yang memakai kacamata hitam dan menghela nafas pelan.
" Huh... Apa maksud kalian melakukan semua ini?" Tanya Brian Won dengan nada dingin.
Pemuda berkacamata hitam terkekeh, " Kursi ini sekarang sudah menjadi milik kami. Kau tidak boleh lagi duduk di atas nya, jadi duduk saja di lantai kereta ini selama perjalanan." Ucap pemuda berkacamata hitam dengan nada mengejek.
"....." Brian Won terdiam.
Dia terlihat sangat tenang dan tidak terpancing sedikit pun dengan provokasi dua pemuda ini.
Brian Won menarik nafas panjang dan berkata dengan nada serius.
" Aku sarankan kalian berdua untuk duduk kembali seperti sebelum nya. Jika kalian tidak mau melakukan nya, maka kalian harus menanggung akibat yang sangat buruk." Ucap Brian Won dengan nada serius.
" Ha ha ha ha, akibat kau bilang? Lalu coba perlihatkan seperti apa akibat buruk nya itu!!" Pemuda bertahi lalat di pipi tertawa dan bicara dengan nada mengejek.
Liu Wen menatap Brian Won dengan ekspresi khawatir. Dia terlihat seperti ingin bicara namun tidak memiliki keberanian untuk melakukan nya.
" Tiga...."
Brian Won tiba - tiba mulai menghitung.
" Dua...."
" Ha ha ha ha... memang nya apa yang akan kau lakukan setelah kau selesai menghitung?! Jangan membuat aku tertawa karena kau tidak berani melakukan apapun terhadap kami setelah hitungan mundur mu selesai." Pemuda berkacamata hitam tertawa dan mengejek Brian Won tanpa ampun.
Brian Won terlihat tenang dan membuka mulut nya untuk mengucapkan angka terakhir.
" Satu..."
Klik!
Duak! Duak! Duak!
Brian Won menjentikkan jari dan sebuah pemandangan yang aneh bin ajaib muncul.
Tubuh pemuda berkacamata hitam dan pemuda bertahi lalat mengeluarkan suara tulang retak beberapa kali dan tubuh mereka langsung bengkok tidak karuan setelah nya.
" Ini?! Apa yang terjadi?! Apa yang telah kau lakukan kepada ku?!" Menyadari keanehan yang terjadi pada tubuh nya, pemuda berkacamata hitam berteriak memprotes Brian Won.
Sementara itu, tubuh pemuda bertahi lalat di pipi mengalami bengkok yang luar biasa sehingga membuat nya tidak bisa mengeluarkan suara nya.
Kejadian aneh ini menarik perhatian orang - orang di sekitar. Banyak penumpang yang berdiri dan mengelilingi kursi Brian Won dengan ekspresi penasaran.
Saat mereka melihat pemuda bertahi lalat di pipi dan pemuda berkacamata hitam yang tubuh nya telah berubah menjadi zig - zag, mereka terkejut dan merasa sangat luar biasa.
Beberapa ada yang mengambil foto dengan ponsel mereka dan menyebar kan nya ke internet.
Ada juga orang yang memanggil petugas kereta cepat dengan harapan agar petugas keretakan cepat itu membawa Brian Won beserta dua orang itu menuju ke ruangan yang aman.
Benar saja, tak lama setelah itu, beberapa petugas kereta cepat datang dan membawa paksa Brian Won beserta dua pemuda lain nya.
Liu Wen mencoba menjelaskan kepada petugas kereta mengenai apa yang sebenernya terjadi. Namun para petugas tidak mau mendengar dan tetap membawa Brian Won beserta dua pemuda itu menuju ke tempat kurungan yaitu gerbong kereta yang paling belakang.