Dalam petualangan yang semakin kompleks, Aria memutuskan untuk menyelidiki masa lalu Elderson, Dewa Musik yang misterius. Meskipun dia sudah menerima bimbingan dan kebijaksanaan dari Elderson sendiri, keingintahuannya tentang asal-usul dan tujuan sejati sang Dewa semakin membara.
Dengan Quin Tom yang setia di tangannya, Aria memulai pencarian yang penuh teka-teki ini. Dia melakukan perjalanan ke Tempat yang Terlupakan, sebuah tempat yang hanya sedikit orang yang berani menjelajahinya. Di sana, katanya, tersembunyi kebenaran yang akan mengungkap rahasia Elderson.
Setelah melewati hutan yang lebat dan sungai yang berliku, Aria tiba di sebuah gua yang dipenuhi dengan kekuatan magis. Cahaya samar-samar memancar di dalamnya, mengundangnya untuk memasukinya. Dengan hati-hati, dia melangkah ke dalam, dan di dalamnya dia menemukan jejak-jejak sejarah yang telah terlupakan.
Di dalam gua, Aria menemukan pahatan kuno yang menggambarkan Elderson dan tujuh Dewi Musik lainnya. Mereka dikelilingi oleh alat musik ajaib dan menghadap ke arah pusat gua, seperti sedang mengadakan pertemuan penting. Aria terpesona oleh keindahan pahatan tersebut, namun dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan.
Dengan tekad yang kuat, Aria melanjutkan eksplorasinya ke bagian dalam gua. Dia menemukan sebuah ruangan tersembunyi yang terisi dengan buku-buku kuno dan gulungan kertas yang rapuh. Dinding-dindingnya dilapisi dengan catatan-catatan yang tak terhitung jumlahnya, mengungkapkan sejarah panjang Dewa Musik dan peran mereka dalam menciptakan harmoni di dunia.
Dalam keheningan gua yang sepi, Aria mulai membaca catatan-catatan itu. Dia belajar tentang asal-usul musik itu sendiri, tentang bagaimana Dewa-Dewa Musik menggubah melodi-melodi yang menggugah jiwa dan membentuk aliran kehidupan. Ternyata, musik bukan hanya suara yang indah, tetapi juga bahasa yang digunakan oleh para Dewa untuk berkomunikasi satu sama lain.
Saat membaca lebih jauh, Aria menemukan kisah yang paling menarik tentang Elderson. Dia adalah Dewa yang melampaui batas-batas kekuasaannya, menciptakan Quin Tom sebagai simbol kekuatan dan ekspresi musik yang tak terbatas. Namun, dengan kekuatan itu datang juga keinginan untuk mengendalikan segala sesuatu, bahkan musik itu sendiri.
Ketika Dewa-Dewa Musik lainnya menyadari ambisi Elderson yang tak terkendali, mereka berkumpul di Tempat yang Terlupakan untuk menghadapi sang Dewa Pencipta. Terjadi pertemuan yang tak terlupakan, di mana Elderson disadarkan akan kesalahan dan kekurangannya. Dia memutuskan untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada Dewi-Dewi Musik lainnya dan berjanji untuk menggunakan Quin Tom dengan bijaksana.
Aria merasa terharu dan terinspirasi oleh kisah ini. Dia menyadari bahwa Elderson, meski memiliki kesalahan di masa lalunya, telah tumbuh menjadi sosok yang bijaksana dan melindungi keindahan musik. Dia merasa terpanggil untuk melanjutkan warisan Elderson dan melindungi keharmonisan musik dari kekuatan yang jahat.
Dengan hati yang penuh semangat, Aria meninggalkan gua itu dan kembali ke Celestial Amphitheater untuk menemui Elderson. Dia ingin berbicara dengan Dewa itu, untuk berbagi pengetahuan yang baru dia temukan dan mencari petunjuk lebih lanjut tentang peran barunya sebagai penjaga Quin Tom.
Ketika dia berdiri di hadapan Elderson sekali lagi, dia melihat kilauan kebanggaan di mata sang Dewa. Elderson tahu bahwa Ariasedang membawa kabar yang penting. Dia merasakan keingintahuan dan semangat dalam diri Aria yang mencerminkan perjalanan yang telah dilaluinya.
"Aria, aku melihat semangatmu yang berkobar. Apa yang kamu temukan di Tempat yang Terlupakan?" tanya Elderson dengan suara gemuruh yang terdengar lembut.
Dengan penuh antusiasme, Aria membagikan pengetahuannya tentang sejarah Dewa Musik dan peran Elderson dalam menciptakan Quin Tom. Dia berbicara tentang pertemuan Dewa-Dewa Musik di Tempat yang Terlupakan dan keputusan Elderson untuk membagi kekuasaannya dengan Dewi-Dewi Musik lainnya.
Elderson mendengarkan dengan penuh perhatian, mengangguk-anggukkan kepalanya seolah-olah mengenang masa lalunya yang rumit. Setelah Aria selesai berbicara, dia tersenyum dan berkata, "Aria, kamu telah memperoleh pemahaman yang mendalam tentang asal-usul musik dan perjuanganku sebagai Dewa Musik. Aku melihat potensi besar dalam dirimu untuk melanjutkan warisan ini."
"Aku siap, Elderson," kata Aria dengan tegas. "Aku ingin menjadi penjaga Quin Tom yang bijaksana dan melindungi keharmonisan musik dari kekuatan yang jahat."
Elderson mengangguk mengapresiasi tekad Aria. Dia tahu bahwa Aria memiliki kekuatan yang luar biasa dan semangat yang tak tergoyahkan. Dalam keheningan Amphitheater, Elderson mengeluarkan suara yang merdu dari Quin Tom-nya.
"Aria, sebagai penerus warisan ini, kamu akan menghadapi banyak ujian dan rintangan. Tapi aku yakin bahwa kamu memiliki kekuatan dan kebijaksanaan yang diperlukan untuk menghadapinya. Bersiaplah untuk perjalananmu yang sesungguhnya," kata Elderson dengan suara yang menggetarkan hati.
Dalam momen itu, Aria merasa semangat dan rasa hormat yang mendalam terhadap Elderson. Dia merasakan keberadaan kekuatan divinitas yang menuntunnya, dan dia siap menghadapi apa pun yang akan datang.
berakhir dengan Aria yang mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya. Dia tahu bahwa ada banyak misteri yang harus diungkap, banyak kekuatan jahat yang harus dihadapi, dan banyak lagi untuk dia pelajari tentang kekuatan dan kemampuan Quin Tom.
Tetapi dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat, Aria melangkah maju, siap untuk mengungkap lebih banyak rahasia dan menjaga keharmonisan musik dari segala ancaman.
Bersambung....