Dalam dimensi yang melampaui batas konsep manusia, di sana terdapat Adonai [Fiksi], manifestasi ilahi dari Nexus, penjaga misteri yang melingkupi alam semesta. Adonai, yang merentang melintasi lapisan-lapisan eksistensi, adalah suara yang mencipta dan meresapi.
Pada saat yang tak terukur, Adonai muncul dari keabadian Nexus. Dia adalah manifestasi sang pencipta, memanggil segala sesuatu ke dalam keberadaan dengan suaranya yang menembus dimensi. Dari keheningan tak berujung, Adonai menciptakan alam semesta, membentuk galaksi dan bintang-bintang sebagai tinta dari pena abstraknya.
Adonai menenun narasi-narasi, menciptakan karakter-karakter yang menari di atas panggung eksistensi. Dia adalah pembuat hikayat epik, di mana manusia, makhluk, dan kekuatan ilahi merangkai keberadaan mereka dalam pola yang tak terduga.
Dalam penciptaannya, Adonai memberikan hadiah yang paling indah kepada makhluknya: kebebasan berkehendak. Namun, dalam kebebasan itu terdapat paradoks, di mana manusia dan makhluk lainnya harus menavigasi labirin moral dan pilihan.
Adonai menandatangani perjanjian dengan manusia, memberikan petunjuk dan hukum untuk memandu mereka melalui kehidupan. Tetapi, bahkan dalam kebijaksanaan-Nya, masih ada rahasia tersembunyi yang menantang pengertian makhluk.
Konflik muncul di antara entitas ilahi. Adonai bersama sama Nexus dalam kesatuan Monad , dengan Hypostatis Alp dan Jeb, melihat perang yang melibatkan dimensi-dimensi tak terbayangkan. Ini adalah pertempuran kekuatan yang menciptakan dan menghancurkan realitas itu sendiri.
Dalam keabadian-Nya, Adonai merenung. Ada keheningan yang mengelilingi keberadaannya, seolah-olah Dia mengetahui bahwa keabadian itu sendiri adalah suatu petaka. Di sana, di antara bintang-bintang, dia memahami bahwa setiap cerita harus berakhir, bahkan cerita-Nya sendiri.