Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Nine Archons

Aditya_Rafit
--
chs / week
--
NOT RATINGS
654
Views
Synopsis
Sebuah game misterius yang lagi populer mengundang para gamer mecoba memainkan game tersebut, tidak terkecuali Clay si maniak game. Akan tetapi, dia tidak tau jika ada resiko tinggi saat memainkan game ini dimana dia harus 'tinggal selamanya' dalam game tersebut bahkan sampai tamat pun dia akan tetap berada disana. Apakah Clay mampu beradaptasi dalam dunia game tersebut? Tidak ada yang tau kecuali developer game nya sendiri.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog : Game?

Diawali sebuah kota besar yang ribut akan peluncuran sebuah game vr keren open world rpg. Berita itu bahkan sampai ke Everest Academy, sebuah akademi model yang terletak di pinggiran kota.

Dikarenakan game itu, banyak siswa-siswi akademi menginginkan game tersebut dan berniat membelinya sebelum habis terjual karena game ini cukup terbatas. Dan salah satu siswa disana bernama Clay, terlihat biasa saja karena dia sudah booking game itu sebelum rilis oleh salah satu penjual video game di kota.

"Beruntung aku sudah mem-booking nya" sahut Clay yang sedang berbincang dengan temannya, Ace.

"Hee.... Kau benar-benar gerak cepat kalau soal game ya..." Dugaan dari Ace benar karena Ace disebut sebagai 'maniak game' di sekolah itu.

"Kukira kau mendapatkan akses play beta"

"Tidak, aku tidak mendapatkan akses itu"

"Sayang sekali ya, lantas kenapa banyak yang menginginkan game itu? Apa seseru itu game nya?" Tanya Ace karena dia tidak terlalu minat sama yang namanya game.

"Sangat, game itu bernama The Nine Archons yang bergenre rpg open-world, jadi tidak mungkin mereka ga suka, kecuali dirimu"

"Heh, kalau semisalnya bagus ya aku akan beli juga"

"Sebaiknya beli karena game itu terbatas, tapi ga ada alasan yang jelas kenapa game itu bisa terbatas"

"Benarkah? Baiklah, besok aku akan membeli game itu"

Sesuai perkataan dari Ace, dimana besoknya game itu sudah dijual secara resmi.

~~~••~~~••~~~••~~~

Di rumahnya, Ace langsung ke kamarnya sambil membawa video game yang telah di booking sebelumnya.

"Baiklah, kau target selanjutnya dan akan kutamatkan game open-world sepertimu"

Dia segera memasang game itu ke dalam vr nya.

Selamat Datang dalam dunia The Nine Archons

*Mengakses data penyimpanan

*Mengekstrak data ke dalam world

*Selesai, selamat menikmati petualangan nya

"Apa maksudnya mengekstrak data? Ekh-?!"

Seketika tubuh Clay serasa tersengat aliran listrik yang tinggi dan sama sekali tidak bisa merasakan tubuhnya dan tidak lama setelah itu dia langsung tumbang tidak sadarkan diri.

Lama dia pingsan dan saat dia bangun, alangkah terkejutnya ia telah berada di dalam game dengan dirinya yang masih terbaring di rerumputan hijau.

"Apa yang terjadi?? Bukannya aku tadi pingsan dan seharusnya aku keluar dari game?"

Rasa kebingungan melanda di kepala Clay sampai sebuah notif game muncul.

"Tenanglah, kau masih hidup tetapi hanya untuk dunia ini karena kau tidak akan bisa kembali ke duniamu"

"Hei, apa maksudmu?? Aku tidak bisa kembali kenapa??? Hei!! Jawab aku!"

"Intinya jiwa mu telah dipindahkan ke dalam dunia ini, karena itu kau tidak bisa kembali ke dunia nyata karena kau telah mati"

Tangan dan kakinya serasa berat dan tatapan shock dari Clay membuatnya tidak bisa berbuat banyak.

"Sekarang kau harus ikuti perintah dalam 'game', pendatang..."

"Ugh... Dev game sialan!!"

*Quest : Pergi ke Kota Arksan (menuju ke arah selatan)

Clay melihat quest pertamanya dan masih tidak bisa mempercayai apa yang dev game nya perbuat padanya.

"Jika ini hanya diriku, seharusnya orang-orang yang memainkan game ini seharusnya ikut masuk ke dalam sini, tapi... Aku tidak melihat satupun player lain disini"

"Ugh lupakan saja itu, lebih baik ku ikuti permainan ini sampai tamat, karena aku tidak bisa berharap terlalu banyak..."

"Ace... Apa kau ikut bermain? Jika iya, dimana dirimu?"

Clay segera bangkit dan mulai berjalan menuju ke arah selatan yang memasuki sebuah hutan kecil.

Dan ternyata kesialan Clay tidak sampai disitu, dia langsung dihadapkan sekumpulan para goblin dan dwarf tanpa diberikan petunjuk cara bertarung apapun.

"Developer.... Apa kau mencoba menyiksaku??"

.....

Tidak ada respon dari developer yang membuat Clay makin geram dan tiba-tiba seseorang datang langsung menyerang para goblin dan dwarf tersebut dengan cepat.

"S..siapa kau?" Tanya Clay kaget setengah.

"Hm... Justru aku yang bertanya seperti itu padamu, kau tampak asing bagiku"

Pria itu berbalik menghadap ke Clay, terlihat dengan jelas jika pria itu tampak masih muda dan cuma berjarak 2 tahun dari Clay. Pria itu berambut biru dengan campuran biru muda di poninya sambil mengenakan bandana bergambarkan bulan.

"Aku ingat! Dia kan yang menjadi Mc dalam game ini!"

"Kau pasti Rynner Crowhast kan?"

Pria itu cukup terkejut saat Clay menyebutkan nama nya.

"Bagaimana kau bisa tau namaku? Aku bahkan tidak mengenalmu"

Dan terpaksa Clay harus memperkenalkan dirinya dan menjelaskan tentang dirinya yang terpaksa harus tinggal selamanya di dunia ini karena game tipuan itu.

Tapi hasilnya, Rynner sama sekali tidak paham terutama untuk kata 'game' yang terdengar asing di telinga nya.

"Jadi... Kau terjebak di dunia ini karena sebuah 'game' yang kau mainkan??"

"Ya, mungkin ini akan menjadi akhir bagi diriku di dunia nyata dan memulai hidup baru di dalam dunia game ini"

"Begitu ya... Kalau begitu selamat datang pengembara dari dunia lain" Rynner pun mengajak Clay bersalaman dan Clay membalasnya dengan hangat.

"Jadi sekarang tugas pertamamu adalah pergi ke kota?"

"Ya, sistem game ini menyuruhku untuk pergi ke selatan agar sampai ke kota"

"Wow... Bisa gitu ya... Oke lah, sebagai teman pertamamu aku akan mengantarmu ke kota terlebih dahulu"

"Terima kasih Rynner"

Mereka berdua pun mulai menyusuri hutan kecil itu dan saat keluar dari hutan, Clay langsung takjub saat melihat kota Arksan dari atas tebing. Kota Arksan yang terletak dekat pesisir pantai dengan dermaganya yang cukup besar, orang-orang disana menyebut kota itu sebagai Kota Cahaya (Solis).

"Wah.... Kurasa hidup di dunia game itu tidak terlalu buruk"