"akhirnya aku menamatkan game ini!!!!"
Harakai Dengan senang melompat ke sana ke mari saking kirangnya. Iya baru saja menamatkan sebuah game bernama The World Of Fall, sebuah game fantasy petualangan yang sangat seru. Dimana player bisa melakukan apapun misalnya membuat labirin, membuat senjata, menaklukkan berbagai rintangan, dan masih banyak lagi.
"Haaa,... Sangat melelahkan, tapi..., cukup seru."
"Aku tidak menyangka bahwa boss terakhirnya adalah naga."
"Untung saja aku bisa mengalahkannya, hahaha."
"Hmmm,...."
"Tapi entah mengapa agak kurang seru, apa lagi aku hanya bermain sendiri."
"Ya lebih bagus sih ketimbang main bersama, soalnya banyak yang tidak terlalu suka kerja sama dan itu akan membuat game menjadi lebih membosankan."
"Apa lagi aku sering,....di bully."
"Ya bodoh amat lah."
Harakai sebenarnya tidak memiliki teman sama sekali. Di sekolah harakai sering di bully karena dia bermain game, di masa kecil pun harakai tidak memiliki teman. Orang tuanya juga tidak mempedulikan dirinya, membuat harakai kurang mendapatkan kasih sayang.
Namun berbeda saat dia di dalam game, dirinya sebut-sebut sebagai good players karena kehebatannya dalam bermain game. Bayak pemain yang ingin berteman dengannya namu harakai menolak itu secara mentah-mentah karena berpikir para pemain itu hanya ingin mengambil keuntungan dari dirinya.
"Hmm,...andai saja aku bisa ke dunia fantasi kayak di series anime-anime gitu pasti seru."
Tiba-tiba, suara petir terdengar. Harakai terkejut dan melihat ke luar. Di luar terlihat hari cukup gelap dengan suara petir yang terus menyambar. Seolah-olah hendak menyambar sesuatu.
Harakai berfikir mungkin hujan akan turun dengan lebat, harakai pun tidak mempedulikan hal itu, Dia lalu duduk di depan komputernya.
"Baiklah aku rasa lebih baik Mecari game fantasy baru."
Tiba-tiba, petir besar muncul dan menyambar harakai dengan dahsyat. Harakai tergeletak dan tak sadarkan diri.
"...."
"...."
"Ugh....."
"Aaaa,..... kepalaku,.....sakit sekali,..."
"Hmmm?."
"Hah?!."
"I...ini di mana?!."
Harakai bingung karena dia tidak mengetahui di mana dia bera sekarang. Lalu seseorang muncul di depan harakai. Harakai terkejut dan bertanya ke orang itu tentang keberadaannya.
"H..hei s-siapa kau?, dan ini... dimana?."
"Tenanglah, kau serang berada di ruang rengkarnasi."
"Dan aku ada dewa yang mengatur dunia rengkarnasi kau bisa memanggilku Rey."
"R-ruang rengkarnasi?!"
"Iya seperti kau tau di sini ka-"
"Akhirnyaaaaa!!!!!!!!"
"Sudah lama aku menunggu ini, aku pasti akan di kirim kan ke dunia lain kayak isekai gitukan?"
Harakai dengan percaya diri sangat senang akan hal itu. Sang dewa hanya bisa sedikit terkejut karena harakai tau tentang rengkarnasi.
"Hmmm, sepertinya kau cukup tau."
"Kalau begitu aku tidak perlu membahasnya, baiklah langsung saja ke intinya."
"Kau akan di kirim kan ke dunia lain untuk menyelamatkan dunia itu dari kekuatan jahat."
"Kekuatan jahat?."
"Ya dulu dunia ini sengat aman dan damai, sampai,....kekuatan jahat muncul dan mengacaukan segalanya."
"Kekuatan itu muncul di saat ada seseorang memiliki kebencian di dalam dirinya."
"Jadi aku di kirim ke dunia itu untuk mengusir kekuatan jahat itu?."
"Iya bener sekali."
"Baiklah aku akan melakukannya, tapi bagaimana caranya menemukan puncak masalahnya?."
"Menurutku ada seseorang yang memicu kekuatan itu tapi aku tidak tau siapa."
"Hmmm baiklah."
"Karena kau sudah mengerti apa tugas kau, aku akan mengirim kau sekarang."
"Eh tunggu, bukankah aku seharusnya di berikan senjata?, mana mungkin aku bisa mengalahkan dia kalau tidak memiliki senjatakan?."
"Hmm kurasa kau benar, baiklah aku akan memberimu sebuah senjata."
"Jadi senjata apa yang kau ingin kan?."
"Ya senjata itu memiliki dua elemen, yaitu api dan es dengan kemampuan yang hebat dan juga-*banyak sekali kemampuan yang di inginkan harakai, jadi kita skip saja -_-".
"Hmmm, menarik baru pertama kali aku mendengar kelebihan sebuah senjata yang kau minta."
"Hehehe, tidak sulit bukan untuk senjata seperti itu?."
"Ya tidak ada masalah."
Beberapa saat kemudian, dewa Rey memberikan sebuah senjata ke harakai. Senjata itu berbentuk sebuah dua sarung tangan yang memiliki bentuk yang unik. Sarung tangan kanan berbentuk sebuah naga, memiliki elemen api, dan sarung tangan yang kiri berbentuk seperti serigala, memiliki elemen es.
"Bagaimana senjata?, sesuai yang kau harapkan bukan?."
"Hebat sesuai dengan yang aku ingin kan."
"Baiklah apa kau siap untuk aku kirim kan?."
"Tentu saja."
Dewa Rey langsung membacakan sebuah Matra, sebuah Caya mengelilingi tubuh harakai. Sebelum harakai menghilang dewa Rey mengingatkan kepada harakai untuk tidak terjatuh ke dalam gegelapan. Harakai pun menghilang.
"Hmmm, semoga dia tidak menjadi orang itu."