"Presiden" ucap mereka serempak dengan pria tersebut membungkuk hormat. Ar hanya bisa menmpuk jidatnya dan memijat pangkal hidungnya lelah.
"Sudah tau bahwa aku presiden baru kalian? Kalian tidak membuat keributan kan"ucap Ar acuh tak acuh.
"Tidak ada masalah dalam membawa anda kemari, juga anda sudah koma selama satu minggu"ucap pria tersebut hormat dan cakap.
"nama dan jabatan?" Ar melihat pria tersebut. "Lyveon saya menjabat sebagai serketaris baru anda, saya loyal asalkan anda punya uang. Saya seorang omega dominan special dengan feromon tingkat dua"ucap lyveon seadanya.
"hm, semua yang ku post minggu lalu sudah dilaksanakan? "Ar membuka system standar nya.
"tentu saja,sesuai perintah anda em"lyveon sedikit mengecilkan suaranya "aku beta seorang genderless,kamu bisa memangilku Ar saja" ucap Ar sambil melihat akun yang dibuat oleh system minggu lalu.
Minggu lalu lebih tepatnya saat Ar menadapatkan kekauatan, Flashback
***
Ar yang terbangun di perpustakaan sedikit linglung,melihat sekeliling, Ar juga melihat warna rambutnya sudah berubah.
Bagi Ar itu tidak terlalu mengejutkan, masalahnya ada pada cahaya biru terang yang bersinar sebut saja system,mengambang dihadapan nya tidak diketahui apakah orang lain bisa melihatnya atau tidak.
Tapi bagi Ar tulisan yang berada di system tersebut yang ingin membuatnya pingsan kembali, dalam system tersebut tertulis...
"Selamat title baru telah didapat!!! "
'Pemimpin negara anda! Anda sekarang adalah pimpinan baru atau presiden baru yang akan memimpin negara ini, karna anda dinyatakan sebagai yang terkuat disini! Selamat~'
"kepala bapak kau-----" sensor untuk keamana publik^^~
Ar yang melihat ini pengen pingsan rasanya, setelah memaki system, Ar pun tenang dan system mulai menjelaskan.
Dari logika Ar yang suka fantasi, dia mengerti dan mulai meminta system untuk membuatkan nya akun yang dapat ditransfer kapanpun Ar mau, setelah jadi Ar mulai membuat beberapa berita penting menggunakan akun resminya.
Agar para warga tidak panik, dan dapat terus melakukan aktivitas mereka seperti biasa, walau Ar kurang mengerti politik tapi Ar masih bisa menulis dengan sopan dan benar. Setidaknya.
***
"oh ya setelah ini aku memilih untuk pulang saja ke desa akan ku urus semuanya dari jauh seharusnya kau bisa kan? Gaji mu kutambah dah,untuk informasi selanjutnya akan ku kirim,komaku penuh dengan informasi"ucap Ar menutup system nya.
"satu lagi alat komunikasi baru seharusnya sudah dibuat dan pidahkan akun ku ke alat komunikasi tersebut satu hal lagi apakah pertemuan setiap pemimpin negara sudah dilakukan? "ucap Ar sambil melihat lyveon.
"Baiklah Presdir Ar,saya tentu bisa apalagi anda juga orang yang cukup penting yaitu guide di desa anda,saya akan melakukan yang terbaik asalkan gajinya juga bagus"ucap lyveon menjeda kalimat nya sebentar dengan senyum.
Ar hanya bisa memutar matanya 'ya tipe yang sangat suka duit, tapi siapa sih yang gakk suka?' pikir Ar, "alat komunikasi sudah dibuat sesuai intruksi anda semua perusahaan-perusahan pemerintah yang terkait juga sudah dibangun untuk rapat dunia tersebut belum dilaksanakan dikarenakan banyak terjadi kekacauan di semua dunia membuatnya harus diundur selama satu bulan"
Lyveon menuduk menunggu intruksi selanjutnya, Ar memadang jendela "bagus,setidaknya aku bisa bersiap dan memanfaatkan informasi yang ku punya"
Jadi malam harinya Ar pulang dari rumah sakit terkemuka di negara nya sembelum itu lyveon memberitahu kan perkembangan negara, dari sektor keuangan,pertanian,pangan,dll, juga mengatakan populasi negara mereka rata rata adalah omega entah itu resesif, dominan atau dominan special mencakup 99% populasi di negara mereka sedangkan Ar adalah beta sendiri.
Maka dari itu dia menjadi pemimpin negara dan dari informasi luar negeri malah hampir banyak negara yang pas atau kekurangan omega apalagi dengan negara militer yang kuat membuat omega disana sangat sedikit bahkan tidak ada. Ar juga memberikan beberapa saran dan penyelesaian beberapa masalah.
Ar yang berada di perjalanan pulang menaiki pesawat khusus memadang jendela dan system di depan nya yang bertuliskan
[apakah anda ingin menutup diri dari negara lain?]
[
Ar menekan tombol ya dan sebuah kabut penghalang yang tipis mulai terbentuk di sekitar perbatasan negara sampai menutupi negara Ar. Kabut yang tipis tersebut tidak memutus jaringan ke luar angkasa tetapi memutus jaringan dari negara lain agak egois tapi Ar tidak mau negara tempat tinggal dan lahirnya dijajah lagi.
Ditambah kemungkinan besar niat penjajahan untuk mencari dan mencuri omega dengan paksa,walau mungkin bisa baik baik tapi mereka hanya akan menjadi negara terlemah dan siap untuk dijadikan makanan kapan saja ditambah mereka memiliki IQ yang sedikit rendah sulit untuk membuat mereka mengerti.
Ar hanya memadang awan mendung dengan suram sekarang negara berada di tangan nya dan dia juga haru memikul keluh kesah rakyatnya walaupun umurnya masih rendah Ar sadar diri. Ar menutup mata dengan linglung menunggu hari yang lebih baik...
***
Pagi hari Ar sudah sibuk dengan masalah yang membuat Ar terlalu ingin muntah darah. Neneknya juga tau bahwa Ar menjadi pemipin baru dan merahasiakan nya,neneknya sekarang tidak ada dirumah pergi cari rumput buat hewan gitulah.
Ar menekan dahinya dengan stress harus nandatagani ini harus nyelesain masalah itu,korupsi,hutang yang melipah ini negara kayaknya udah hancur terlalu dalam dan menjadi rapuh dari dalam,sialan.
Ar juga sudah memberikan keterangan berbagai kekuatan,universal dan klarifikasi kenapa negara menutup diri dan akan dicarikan solusi secepat mungkin, Ar rasanya ingin bunuh diri aja.
"system carikan aku hadiah dari instansi library tentang cara menjadi presiden"ucap Ar dengan depresi. System nya juga setuju langsung mencari dan menujukan nya ke Ar "untung ada kalau gak ada hadeh gimana jadinya"
[•Jadilah presiden yang bermatabat,baik,pintar,cakap dll jadilah tempat keluh kesah para rakyat dengan senang hati!!!]
Ar menggulung lengan bajunya "baiklah ayo semangat" dan langsung menekan tombol 'yes' tersebut...
Dan Ar pun pingsan tapi sebenarnya bukan itu masalahnya tapi kepalanya kepentok meja... Sungguh seharunya Ar tidak terburu buru...
***
Ar muncul di sebuah kantor yang ramai membuat Ar terdesak kesana kemari dan kelempar entah kemana.
Akhirnya Ar jatuh dengan pusing ke sebuah ruangan, Ar mendongak sambil mengucek matanya, tapi Ar langsung ditatap dengan mata tajam.
Yang membuat Ar hanya bisa tersenyum palsu sangat prik sekali, orang tersebut kemudian berdiri dan terkekeh.
Orang tersebut berambut hitam pendek dengan tertata rapi ke belakang dan hanya beberapa helai saja yang berqda di wajahnya, menggunakan jas kantoran berlapis, matanya tajam layaknya phoenix tapi, wajahnya tersenyum lembut.
"hallo sepertinya kau adalah murid baruku ya? Kamu ingin menjadi presiden kah dengan tubuh mungil mu ini dan otak kecilmu ini"ucap orang tersebut sambil terkekeh lembut saat melihat kepintaran Ar berada di tingkat B bersinar di atas kepalanya bewarna biru.
"itu karna terpaksa, tapi aku harus menangunya"ucap arta lesu,jelas tak bertenaga. Orang tersebut menggeleng lembut melihat tingkah Ar.
"baiklah,kalau begitu aku akan mengajari mu toh itu juga tugasku"ucap orang tersebut sambil mengulurkan tanganya dan dipenggang oleh Ar.
"perkenalkan saja namaku adalah Edmund, Aku pemilik tempat ini" ucapnya sambil tersenyum lembut.
Ar samar samar menyadari sesuatu "CEO? Tapi aku disini untuk belajar menjadi persiden negara bukan presdir perusahaan" ucap Ar makin lesu.
Edmund terkekeh "begitukah? Tapi kamu harus mengetahui dasar paling mendasar dari sebuah negara. Negara layaknya perusahaan jika kamu salah jalan perusahaan mu bangkrut, jika kamu melakukan hal yang buruk kamu akan disorot, dan masih banyak hal lagi, jika mengurus perusahaan saja kamu belum bisa apalagi negara. karna negara menhatur berbagai perusahaan."
Ar mengerti dan hanya menganguk nganguk saja. Edmund melihat kepintaran Ar di system nya, Edmund sedikit terkejut dan tertarik. Di system Edmund terlihat sebuah pohon besar dan banyaknya tulisan ada beberapa yang dilingkari ada juga gambarnya, uh sungguh rumit. Aku kan bukan Edmund jadi bagaimana aku mengerti -ucap Auth lelah, skip.
"Otak mu lebih ke imajinasi daripada dasar?, oh aku baru tau bahwa kamu juga sudah mengetahui dasar dasar negara, hm kamu juga sudah tau cara menyelesaikan beberapa masalah ringan, bahkan kamu mengetahui sajarah dengan baik, ini kamu hampir mencampai sebagai tingkat pemimpin pemula, wau walau kamu lebih ke imajinatif,aku mengerti sekarang kenapa negara memilih mu sebagai pemipin" ucap Edmund terkekeh sambil menyodok system nya dan melingkari beberapa objek yang penting.
"Apalagi kamu mudah paham, sangat bagus dan sangat berkualitas, kamu hanya perlu diasah, pontesi mu saja sudah sangat membaguskan tapi, debuff mu terlalu parah,kamu terlalu malas mengurangi kepintaran mu sangat banyak" ucap Edmund menggelengkan kepalanya.
Ar hanya diam sambil melihat sekitar kantor dan pemadangan di luar yang penuh dengan teknologi maju tapi tidak adanya pohon ataupun bunga hanya penuh dengan teknologi, Ar merenung.
Edmund melihat Ar dan menebak apa yang Ar pikirkan, "Hey muridku tenanglah" ucap Edmund sambil memberikan sebua dokumen "tempat ku ini memang benar tidak memiliki pepohonan dan keindahan yang asri, tapi tempat mu tidak aku tau kamu bisa menyeimbangkan antara teknologi dan lingkungan. Aku tau kamu pasti bisa, maka dari itu agar memastikan masa depan negara bagus aku menjadi negara mu aku akan mengasah mu menjadi pisau tajam dan berlian yang tiada tara yang akan membuat semua orang iri" ucap Edmund berbisik lembut.
"kamu pasti akan didambakan oleh orang dan negara lain" ucap Edmund sambil melihat keluar, Ar terdiam sejenak sambil melihat dokumen yang berada di tanganya "mungkinkah Ar mampu dan bisa? " ucap Ar sambil menutup mata menikmati angin sepoi sepoi yang sedikit mengibarkan rambutnya
Edmund tersenyum lembut "kamu pasti bisa aku tau itu" Ar membuka matanya, matanya bersinar layaknya bintang "baiklah demi negara kelahiran ku Ar pasti bisa dan berusaha sekuat tenaga" ucap Ar sambil mengegam dokumen tersbeut erat.
Edmund tersenyum Ar menatap Edmund dan menganguk menoleh sambil melihat langit. Angin sepoi sepoi mengibarkan rambut mereka berdua. Hari yang indah untuk menikmati angin sejuk di balkon.
***
Beberapa minggu kemudian sekitar 5 minggu. Di dunia Ar sedang di rumah sakit koma lagi selama 5 hari.
Sekarang Edmund sedang mengevaluasi kepintaran Ar, Edmund melihat bahwa tingkat kepintaran Ar bertambah satu tingkat dan menjadi B+ Edmund cukup puas Ar bisa dibilang cukup cerdas dan mudah memahami apa yang dia ajarkan kecuali bidang Matematika.
Edmund bisa muntah darah dan menjadi botak duluan mengajar Ar perhitungan,kalkulus,rumus dll. Edmund menghela nafas dia melihat akar pohon Ar bagian pemerintah semuanya sudah terbuka dan bahkan cabangnya juga sangat banyak ya kecuali tadi perhitungan rumus.
Edmund menganguk puas "baiklah kamu dapat pulang sekarang" ucap Edmund sambil melihat penampilan Ar yang berubah.
Sebenarnya tak ada perubahan. Tapi jika dilihat lihat mata Ar yang awalnya lembut, baik, dan bodoh. Sekarang setajam phoenix tetapi masih memilikan kelembutan dan kebaikan, aura Ar yang biasanya berubah ubah tapi lebih sering ceria berubah menjadi dingin tapi tidak terlalu Ar juga bisa mengendalikan aura nya dengan baik. Ditambah setelah latihan mengontrol emosi Ar sekarang juga sangat cakap.
Ar tersenyum lembut "bagaimana, aku jadi mirip kamu kan?" ucap Ar terkekeh main main. Tapi sebenarnya Ar masih lebih suka kekanak kanakkan dan bercanda tanpa mengubah ekspresi nya pun Ar juga sudha belajar.
Edmund menghela nafas "sudah pergi sana! " ucap Edmund sambil menatap tajam Ar. Ar hanya dengan lesu masuk ke portal dibelakangnya. Edmund memadang Ar yang sudah menghilang kedalam portal bersamaan dengan hilangnya portal.
Edmund menghela nafas tapi ada yang mengetuk pintu kantor nya "masuk"ucap Edmund sambil pergi ke balkon. Sepertinya sudah mengetahui siapa yang datang.
Orang yang masuk terkekeh "sepertinya menyenangkan ya mengajari seorang murid" Edmund hanya menggeleng kan kepala kepada nya dan menatap nya tajam "kamu paling tau itu"
***
Sisi Ar, Ar bangun dan berada di rumah sakit lagi tapi ini masih rumah sakit di desanya bagaimana dia tau oh tentu saja karna Ar dulu adalah langganan masuk rumah sakit-.
Pokoknya setelah menyelesaikan berbagai proses untuk pulang, Ar akhirnya pulang di sore hari. diantar oleh tetangga nya menggunakan mobil sewaan diminta neneknya.
Setelah pulang dan beres beres Ar juga sudah wangi, ditambah saat ini sudah malam, Ar tidak lupa untuk mencarikan film untuk neneknya dengan penuh perhatian di laptop, setelah itu membuka laptop khusus untuk pekerjaan nya yang dikirim oleh lyveon.
Ar memadang seluruh data negara 'hm cukup tenang' tapi Ar masih memperhatikan uang yang berkurang banyak 'dasar tikus' pikir Ar sambil mendecakan lidah. Setelah melihat data negara yang stabil tapi sebenarnya dibawah rata rata..., Ar membuat berbagai rencana dan prediksi di kertas.
Ar hampir kesal melihat tumpukan rencana yang berada di kertas menjulang tinggi. Ar terus melihat berbagai data terus menerus sambil mengatur berbagai data terbaru dari setiap omega alias rakyatnya kekuatan mereka yang berbeda beda dan konflik baru baru ini.
Mata Ar lelah melihat laptop dan tumpukan kertas recana. Ar mengirim pesan lyveon untuk menyiapkan pesawat dan pakaian khusus untuknya juga topeng ditambah meminta nya untuk mengadakan rapat besar besaran. Setelah itu Ar ingin tidur di sofa saat bersiap untuk tidur, Ar mendengar ayam berkokok.
Mata Ar tidak bisa berhenti berkedut dan menatap jam dengan horor benar saja sekarang sudah jam 4 pagi. "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa-"...
Itu tadi hanya teriakan batin Ar. Melihat neneknya yang sudah bangun Ar mendekatinya dan tersenyum manis layaknya tak terjadi apapun. Setelah membantu neneknya dalam memasak Ar meminta neneknya bersiap biar Ar mandi duluan.
Ar selalu mengajak neneknya karna Ar tidak mau jika neneknya ditinggal sendiri di rumah. Kecuali beberapa hal penting yang tidak bisa membawa orang atau Ar akan selalu pulang sembelum sore.
Setelah itu Ar dan neneknya pergi ke bandara meminta tentangga nya lagi untuk mengantar. Untung tetangga tidak mempermasalahkannya. Ar juga memberinya uang toh.
Lyveon memang membelikan nya tiket tapi hanya Ar dan neneknya saja yang ada dahlah lain kali Ar harus meminta Lyveon agar tidak terlalu mencolok.
Ar melihat pemadangan di jendela sedangkan neneknya tidur di sampingnya. Pramugari akan menyajikan makanan maupun cemilan setiap saat tanpa bayar. Kan sudah dibayar oleh Lyveon.
Ar berpikir memang terlalu kacau negara ini bahkan jika setiap recana yang Ar buat berhasil. 'apakah aku harus membuat beberapa organisasi dibawahku hm seperti nya aku tau siapa yang harus kubawa terlebih dahulu.'
'SEPUPUNYA.'