Chereads / Bangsawan yang Lemah / The Weakest Nobleman / Chapter 2 - Chapter 2 ( Kehidupan di Akademi bagian II 'Pertarungan tanpa Alasan' )

Chapter 2 - Chapter 2 ( Kehidupan di Akademi bagian II 'Pertarungan tanpa Alasan' )

Secara reflek, lawanku pun langsung menciptakan proyeksi serangan petir bertubi-tubi kepada asal suara itu terdengar.

Serta, dirinya menjauhi diriku dan berfokus pada asal suara itu tadi.

"Aku tanya sekali lagi, siapa kamu!" begitulah katanya.

Beberapa detik kemudian, terdengar suara, bukan dalam 1 tempat melainkan seolah memenuhi dunia itu sendiri, terdengar dimana-mana bahkan pada pemikiran manusia itu sendiri.

"Aku adalah Carrera Takamiya, penjaga keamanan akademi, salah satu dari 5 anggota osis petinggi" jawab suara itu.

"Keberadaan dari dirimu telah mengganggu akademi ini, kamu berhak menerima hukuman atas sebab yang telah kamu lakukan" lanjut suara itu.

"Tcih!" gumam lawanku.

Walau aku dalam kondisi pingsan dan luka yang parah, tetapi aku masih tetap merasakan dan dapat mendengarnya, bukan secara pendengaran pada umumnya, tetapi memenuhi imajinasi dari ketidaksadaranku, atau bisa dikatakan dibawah alam sadarku.

"Osis? Petinggi sekolah?" gumamku dalam alam bawah sadarku.

"Haha tentu! Apakah kamu tidak pernah mendengarnya? Dan, kamu punya mimpi menjadi Seven Principle kan? Berarti kita memiliki mimpi yang sama dong! Salam kenal" balasnya.

"Eh? Siapa kamu?" tanyaku.

"Ah, aku adalah Carrera, suara yang kamu dengar tadi adalah suara dari kita" jawabnya.

"Bagaimana bisa dirimu memasuki alam bawah sadarku?" tanyaku.

"Itu cukup mudah!" jawabnya.

"Lagipula, Ini bukanlah diriku yang sebenarnya, sekarang yang berada dialam bawah sadarmu adalah Avatar dariku, diriku yang sebenarnya sedang berada disebuah dimensi" lanjut jawabnya.

"Serta, jika dirimu bertanya bagaimana cara aku tahu, mungkin jawabannya adalah dikarnakan avatarku ini mampu menyerap memori, pemikiran seseorang, dan segala sesuatu bersifat spiritual atau jiwa." lanjutnya lagi.

Dirinya berada juga dialam bawah sadarku, tidak hanya berada direalitas dirinya juga berada di memoriku, dipikiranku, dan segalanya yang berkaitan dengan aspek spiritual dariku.

"Anu... Kak, apakah dirimu bertarung dengan lawanku sebelumnya?" tanyaku

"Benar, tapi itu juga bukan diriku yang asli, melainkan avatarku yang lainnya." jawabnya

Diatas sana, didunia realita, dunia nyata walau fana bagi kenyataan yang sebenarnya, terjadi pertarungan yang sengit antara kedua elemen yang sama sama memiliki kecepatan yang sangat cepat yaitu cahaya dan listrik, juga kekuatan itu saling mengatasi satu sama lain.

Akan tetapi dikarnakan perbedaan kekuatan yang sangat besar, membuat lawanku tidak dapat menyetarakan kondisi, bahkan semua kekuatan miliknya mampu dihapuskan oleh aura dari Energy Source Carrera yang lebih secara kualitas mencakup Aura lebih tinggi.

"Sial, bagaimana bisa?!" begitulah ucapnya dihadapan kekalahan.

"Apakah kau tidak tahu prinsip dari Energy Aura?" tanya Carrera.

"Tidak... Tapi, memangnya aku peduli dengan hal itu!" jawabnya.

Dirinya pun menggenggam tangannya, menaruhnya dihati, dan mengatakan suatu hal yang tidak jelas, lalu dirinya pun melepaskan genggaman dan melebarkan posisi tangannya.

"Kekuatan petir, teknik ruang, peluru petir mutlak!"

Seketika, peluru berjumlah banyak pun tercipta, itu bukanlah sekedar peluru biasa akan tetapi peluru dengan kecepatan yang setara dengan kecepatan petir/detik, bahkan memiliki dampak serangan yang sangat kuat hingga merobek ruang, serta kekuatan itu juga bersifat absolute, dengan kata lain mengincar lawan.

"Kekuatan cahaya, prinsip penghapusan."

Dengan tenang, itulah yang dirapalkan oleh avatar dari Carrera yang sedang bertarung, peluru yang dilontarkan memang mengenai Carrera, akan tetapi akibat dari kekuatan ini, semua hukum kematian bagi avatar dari Carrera telah dihapuskan.

"B-Bagaimana bisa!" teriaknya dengan kebingungan.

"Sudahlah, hentikan perlawanan sia-sia darimu itu." balas Carrera

Lawanku tidak mendengarkannya, dirinya tetap melakukan perlawanan, selanjutnya dirinya tidak melawan dengan magis melainkan dengan menciptakan Pedang dari esensi listrik, juga merubahnya menjadi fisik dengan merubah quark dari pedang tersebut.

"Kekuatan petir, Peningkatan Tubuh Fisik, Kecepatan 250 lapis!"

Lanjutnya, dirinya mengkalikan kecepatan petir dengan kecepatan petir itu sendiri berkali-kali hingga 250 kali, yang juga menyatukan tubuhnya dengan keberadaan petir itu sendiri, membuatnya menjadi keberadaan yang abstrak dan hanya tersisa energi petir saja yang membentuknya menjadi keberadaan abstrak.

Tidak hanya ruang yang robek kali ini, bahkan waktu pun terhapuskan esensinya akibat kekuatan yang luar biasa dan berada dalam lingkup waktu itu sendiri, kekuatan yang tidak memikiki tandingan... Itulah pikirnya.

"Rasakan ini!" katanya dan dengan cepat langsung mendekati Carrera

Tapi, avatar dari Carrera itu hanya terdiam saja, dirinya tidak bergeming sama sekali, diam dan dalam kondisi fokus, walau dirinya terbelah berkali-kali, hukum masih tidak dapat menetapkan kematiannya.

Carrera pun terbangun dari keseriusan pengkontrolan energinya, menggerakan tangannya sedikit demi sedikit, lawanku yang terkena gelombang pergerakannya itupun langsung terpental jauh.

"Kekuatan cahaya, keharmonian, penghakiman surgawi"

Seketika, semua avatar dari Carrera pun menjadi satu kesatuan, tidak menyisakan apapun itu.

"Selamat tinggal." ucap Carrera pada lawanku untuk terakhir kalinya

Awan pun berhamburan, langit menjadi indah, membukakan dunia fana dengan dunia surgawi, seketika dari dunia atas itu, turunlah sebuah objek berbentuk seperti salib, dan objek itu mengarah ke perkumpulan avatar Carrera.

"Jatuhkan."

Objek berbentuk salib itu pun menyalib perkumpulan avatar Carrera, membuat tubuh itu terluka dan setiap luka yang ada pun memberi esensi aura energi yang sangat luar biasa, bahkan aura itu mengtiadakan kekuatan dari lawanku, tidak hanya pedangnya yang tercipta akibat materi dari perubahan quark secara fisika, akan tetapi juga esensi energi darinya.

Perkumpulan avatar Carrera yang menjadi satu itu pun melepas tangan kanannya dari pakuan salib suci, dan menjentikan tangan itu, juga dirinya berkata,

"Pengsegelan".

Seketika, tubuh dari lawanku yang terjatuh akibat energi yang melemah itu pun hancur hingga tahap dimana materi menyusun tubuh dari seorang manusia, bukan sekedar tahap sel.

Jiwa dari lawanku pun terangkat, jiwa itu tidak dihapuskan akibat kekuatanku, hanya saja jiwa itu disegel pada sebuah ruang saku yang disebut 'Ko Domain: Prison Nothingness'.

Walau aku tidak dapat menyaksikan secara langsung, akan tetapi esensi energi yang luar biasa ini seolah-olah menggambarkan diriku tentang apa yang sedang terjadi diluar sana.

"Mengapa avatar dari dirinya yang berada dialam bawah sadarku menghilang ya? Apakah mereka bersatu dan menciptakan energi yang sangat kuat ini?" gumamku.

"Duel selesai antara Roy Kovalskie dengan Carrera Takamiya, pemenang duel ini adalah Carrera Takamiya"

Itu adalah suara yang hampir sama dengan suara dari Carrera, yang dimana suara itu terdengar hingga alam bawah sadarku. Atas rasa penasaranku, diriku pun membawa jiwaku keluar dari tubuhku, yang dimana dari sana diriku melihat bahwa selama ini aku, Carrera, dan Roy si lawanku berada di dunia yang bukan dunia asli.

Bisa dibilang, dunia ini tercipta karna adanya persyaratan dueling yang dilakukan oleh kedua belah pihak, akan tetapi kurasa tidak begitu, karna pada yang menyetujui duel hanya Carrera, dan atas eksistensinya di monarki sekolah, tidaklah tidak mungkin bahwa dirinya mampu melakukan dueling tanpa persyaratan dua belah pihak.

Setelah suara Dunia itu menghilang, seketika tubuhku pun pulih kembali, dan jiwaku telah kembali pada tempatnya berasal, aku pun mengucapkan terima kasih pada Carrera atas bantuannya.

Setelah kejadian itu, diriku pun mulai sering menjenguk Nao, dan juga Roy sebagai lawanku yang menyerangku sepihak sebelumnya telah dikeluarkan oleh pihak sekolah.

"Beruntung sekali dirimu mampu menahan kekuatan surgawi milik kak Carrera" kata Nao.

"Ah? Bukan aku yang menahannya, akan tetapi aku tidak dalam jangkauan serangannya" balasku.

"Tidak, kekuatan itu adalah kekuatan gila, kekuatan itu tidak mempedulikan kategori mana seseorang berada, musuh atau kawan, kekuatan itu tidak mempedulikannya, karna pada dasarnya dalam jarak 5kilometer dari keberadaan Carrera, entah itu kanan kiri atas bawah depan belakang, semuanya akan tetap terkena dampak serangannya" ujar Nao.

"Um maaf? Apa maksudmu... Aku tidak paham" balasku lagi dengan kebingungan.

"Ah percuma juga diriku menjelaskan pada orang bodoh sepertimu, lupakan saja" jawab Nao.

Setelah jawaban itu, Nao pun menjatuhkan dirinya kekasur dan menutupi mukanya dengan Selimut, serta berkata dalam hati,

"Untung saja kau selamat bodoh!" gumamnya.