Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

the strongest dark force of all time

Verns
--
chs / week
--
NOT RATINGS
82
Views

Table of contents

Latest Update1
Keluarga4 days ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Keluarga

Gledek!!!

Suara minuman jatuh dengan kerasnya dari dalam mesin vending, suara kepakan sayap seketika terdengar dari segala arah.

Burung gagak berterbangan dengan paniknya dan mengeluarkan suara khas nya yang menyeramkan, tiada satupun suara manusia yang terdengar disekitar sana.

Lelaki yang membeli minuman, hatinya tidak tersentuh sedikit pun dengan ketakutan

ia meraih minuman yang dibeli dan melihat ke arah suara tersebut. Burung berterbangan tanpa arah, takut akan ancaman dapat menimpanya.

Laki-laki dengan pakaian pegawai toko itu bernama Hara, berumur 18 tahun dan berkerja di toserba terdekat.

Ia membuka minumannya dan berjalan ke arah toserba yang tidak berada jauh dari sana.

Angin malam berhembus dengan kencang, daun daun terlepas dari pohon nya dan berterbangan mengikuti arah angin.

"Cantiknya"

Langkah nya terhenti, melihat sesuatu yang lebih indah dibandingkan pelangi. Angin bertiup, membawa daun daun berterbangan dibawah cahaya rembulan dan ratusan bintang di angkasa.

Dia berjalan dengan melihat pemandangan tersebut dan meminum kokoanya sedikit demi sedikit. Ia memikirkan betapa luasnya dunia ini, bagaimana alam semesta tercipta, dan seperti apa dewa itu sendiri. Tanpa disadari ia hampir sampai di toserba.

Ia melihat seorang perempuan cantik berambut hitam dan mengenakan Hoodie putih dengan rok pendek berwarna pink duduk di depan toserba.

"kamu dari mana saja kak, aku menunggumu dari tadi"

Pipi menggembung, nada suaranya tinggi, dan tatapan mata sedikit tajam, terpancar jelas dalam raut wajah nya.

Ia melihat adiknya terlihat kesal karena sudah menunggu lama, meskipun sang adik marah, tapi tidak ada rasa kebencian yang terpancar dari ekspresi nya.

"Mira, kamu sudah menunggu dari tadi? Maaf ya"

Ia terkejut melihat adiknya sudah menunggu di depan toserba

"Aku sudah selesai shift malam, ayo kita pulang, aku akan salin dulu"

Ia berjalan ke belakang toserba melewati jalan kecil di sebelah kiri bangunan.

Mira mengambil belanjaan yang terletak di atas meja "aku ikut, disini sangat dingin"

"Kalau begitu, ayo"

Mereka berjalan ke arah belakang toserba dengan perlahan, menuju satu satunya pintu yang berada di belakang bagunan. Hara menceritakan betapa indahnya pemandangan yang dilihatnya kepada Mira.

Tanpa disadari, mereka sampai di depan pintu belakang toserba yang berada di tengah.

Seketika, saat hendak membuka pintu, gagang pintu bergerak dan terbuka dengan perlahan, Mira yang berada di belakang Hara memiringkan kepala dan melihat kedalam melalu celah pintu yang terbuka.

Seseorang yang membuka pintu dari dalam melihat Mira dan berhenti mendorong pintu, Hara memiringkan badan dan menyapa ke seseorang yang berada didalam.

"Tokiii" ucap Hara sambil tersenyum dengan mengangkat tangannya setinggi kepala sembari melebarkan jari jari tangannya.

"Ohhh hara, Aku pulang dulu ya"

Karyawan itu bernama toki, dia adalah teman kerja hara, Ia mengenakan kaos abu abu dan celana hitam.

"Okey, sampai jumpa"

Toki pergi dari tempat itu dan mereka masuk ke dalam.

Ruangan itu adalah sejenis tempat untuk rapat. Terdapat meja, kursi, papan tulis, jadwal shift karyawan, dll.

"Kamu bisa duduk disini, aku akan salin dulu. Ini, minum kokoa kalau mau"

Hara menaruh kokoa di atas meja dan pergi ke pintu yang terletak disebelah kiri untuk salin.

Mira duduk membelakanginya pintu belakang, dan melihat jadwal shift yang terletak di samping pintu yang mengarah kedepan. Ia meminum kokoa sedikit demi sedikit dan menikmati hangatnya minuman coklat.

Hara dengan cepat salin agar adiknya tidak menunggu lama. Beberapa menit kemudian, ia selesai dan keluar dari ruangan tersebut.

Disaat bersamaan, detak jantung Mira berdetak dengan kencang.

"Mira aku suda..."

Ting! Ting! Ting!

Sekaleng kokoa jatuh ke lantai keramik, dan membentur keramik beberapa kali secara alami. Minuman kokoa keluar dari dalam kaleng dan mengotori lantai yang masih mengkilap.

Sesuatu, mengalir dari dalam kelopak mata dan mulut Mira. Darah merah cerah seperti tomat yang masih segar dan baru di petik dari pohonnya.

"Mira?"

Mira sedikit menunduk, menyilangkan tangan dan memegang lengan nya sendiri dengan keras, menahan rasa sakit yang berkali kali lipat dari apa yang pernah ia lalui selama ini.

Hara tenggelam dalam pikiran setelah melihat adiknya.Tak berlangsung lama, hara tersadar dan berlari ke arah adiknya dengan berteriak memanggil namanya.

"Miraaaaa"

Suaranya menggelegar memenuhi ruangan, tembus melewati tembok yang sedikit tebal dan terdengar oleh satu satu karyawan lain yang sedang berjaga dibelakang kasir.

"Kenapa itu" karyawan tersebut pergi ke arah suara itu berasal.

Hara memegang tangannya dengan erat, dan bertanya tanya kepada dirinya mengapa hal ini terjadi.

"Mira, kamu kenapa? Apa yang terjadi?"

Mira mengangkat kepala nya sedikit demi sedikit dan mengucapkan kata kata terakhirnya.

Kaa....."

Mira Merespon dengan suara lemah, matanya semakin berat seolah ia tidak tertidur berhari hari. Dan, pada akhirnya

Ia menutup matanya untuk selamanya.

"Miraaa?...jawab aku"

Sesuatu mengalir dari mata hara, ia merasakan tubuh Mira semakin berat.

Hara mengigit giginya dengan keras, menyesal karena tidak bisa berbuat apa apa.

Seketika, pintu dari di belakang Hara terbuka. karyawan lainnya datang untuk melihat apa yang terjadi.

Hara memalingkan wajahnya karena mendengar suara pintu terbuka.

"Hara? Apa yang terjadi?

Karyawan itu terkejut, matanya terangkat, mulutnya terbuka, melihat hara menangis dan seseorang berlumuran darah di depannya.

Ia segera berlari ke arah telepon yang berada tidak jauh di meja sampingnya, dan menelfon ambulan dengan segera.

Tak lama kemudian, ambulan dan polisi berdatangan. Mira dibawa oleh ambulan, hara dibawa ke kantor polisi untuk ditanyai lebih lanjut mengenai kasus tersebut.

Beberapa hari kemudian. Di suatu tempat pemakaman umum

hara terlihat menunduk meratapi kuburan di depannya, Tertulis nama adiknya di atas batu berwarna abu abu. Alis nya mengkerut, matanya terlihat sayu, menahan mengalirnya air mata di depan makam adiknya.

Sesampainya dirumah, ia menjatuhkan badannya ke arah belakang dan terjatuh di atas kasur adiknya. Menahan sara sakit yang sangat dalam di hatinya.

Ia menutup kedua mata dengan lengan kanan nya, mengingat apa yang didengar kemarin.

[Di sebuah tempat kantor polisi]

Maaf membuat anda menjadi tersangka, di dalam minuman itu tidak terdeteksi racun sedikit pun, mungkin itu semacam penyakit baru yang tidak kita ketahui,

Ia menggigit giginya dengan keras dan menangis pilu mengingat masa lalu. Setelah beberapa saat pikirannya sedikit tenang, ia hampir tertidur di kasur adiknya.

Seketika, suara asing memasuki pikiran hara

"Kamu ingin kekuatan?.....aku bisa memberikannya"

Suaranya, bukan seperti manusia pada umumnya. Suaranya seperti pria dewasa, tapi kenyataannya ia bukan manusia.

Hara menjawab dengan suara lemah, seakan tidak memiliki ambisi untuk hidup.

"Kamu siapa?.....mengapa kamu ada dipikiran ku?"

Ia duduk dengan perlahan dan memikirkan dari mana suara itu berasal. Melirik ke arah kanan dan kiri dengan tatapan tajam, tetapi tidak ada satupun orang disana, ia mengingat kembali bahwa sudah mengunci pintu depan agar tidak ada orang lain masuk.

"Jika kamu ingin menghidupkan adik mu kembali, kamu harus membunuh seseorang"

"Seorang?"

Hara semakin penasaran kepada suara misterius itu, ia mengusap air mata di pipinya menggunakan tangan kanannya.

"Seorang raja iblis"

Mata hara terangkat, terkejut mendengar ucapan dari suara misterius itu.

"Jiwa adikmu di ambil olehnya. Jika kamu ingin adik mu hidup kembali, bunuh dia....Aku akan memberimu kekuatan untuk itu.

Kalau begitu, aku...