Chereads / memelihara dewa dengan botol ajaib (21+) / Chapter 6 - chapter 5 pengakuan Asathea

Chapter 6 - chapter 5 pengakuan Asathea

Beberapa saat kemudian 

Frederick menatap dewi di hadapannya. Tampaknya Asathea memiliki kesadaran dan tersenyum kepadanya. Walau sedari tadi dewi ini memeluk tangannya. 

Frederick merasa takut karena menghujat seorang dewi!, Dewa terlemah pun bisa meluluh lantahkan mortal yang kuat apalagi mortal dengan kekuatan rata rata sepertinya.

"Maafkan aku, dewi Asathea telah menghujatmu", Frederick melepaskan genggaman sang dewi dan bersujud di hadapannya.

Asathea yang melihatnya terkejut dan sedikit takut. 

"Aku mohon hentikan itu tuan, jika tuan bersujud di hadapan hamba...hamba tidak pantas mendapatkannya", Asathea yang masih telanjang berusaha membuat Frederick bangun. 

Frederick yang melihatnya juga ikut terkejut, dia barusan merasa dewi di depannya seperti tunduk? 

"Maaf dewi, kenapa anda memanggil saya Tuan"

Asathea menatap Frederick dengan senang dan menyentuh perutnya yang rata dan tampak menggairahkan. "Tentu saja karena tuan telah membuatku tumbuh dan memberiku kesadaran♥️ begitu tuan menaruh sperma ke dalam tubuhku maka aku memiliki kesadaran dan menjadi milik tuan♥️" 

Asathea memeluk Frederick dan memandanginya dengan tatapan manja. 

"Tunggu apakah semua dewa dan Dewi akan sepertimu jika berhubungan sex dengan manusia?", Frederick benar benar penasaran. Walau wanita secantik dan seseksi Asathea memeluknya dan telanjang di depannya dia lebih tertarik dengan informasi yang dia ingin tahu. 

"Tidak....tampaknya karena efek cairan yang tuan kasih jadi jika tuan menaruh sperma tuan ke dalam tubuh kami maka jiwa dan raga kami menjadi milik tuan, tentunya aku tidak keberatan dengan itu karena aku mencintai tuan♥️", Asathea menatap manja dan penuh cinta. 

Hal ini membuat Frederick semakin terkejut dan takut dengan efek misterius botol yang dia dapatkan. Dia tidak menyangka ada efek lain yang dia tidak tahu. 

"Hei Asathea apakah kamu bisa memberontak?", Frederick menanyakan pertanyaan yang tiba tiba menggantung di hatinya. 

Asathea berkata dengan nada tinggi dan sedikit memelas, "mana mungkin kami bisa melakukan itu... Hal itu tidak mungkin tuan. Asathea tidak mungkin berpikir hal buruk seperti itu kepada tuan, karena Asathea selalu mencintai tuan" 

Tiba tiba saja di benak Frederick muncul sebuah informasi. 

[Dewa dewasa yang telah berhubungan sex dengan orang yang memberikannya cairan elixir botol empiria akan terprogram di kode sumber untuk patuh, setia, dan cinta mati kepada orang tersebut] 

Informasi ini membuat Frederick terkejut, terlebih dia mengetahui nama botol misterius itu. Botol empiria! 

Dia tidak tahu nama di baliknya tetapi seharusnya bukan nama biasa dan terlebih kode sumber pun bisa diubah oleh botol ini.Sungguh kekuatan yang mengerikan! 

Dalam buku appendix jiwa jiwa disebutkan bahwa kode sumber adalah penentu segalanya, dewa tertinggi pun tidak mampu untuk mengubah kode sumber seekor semut apalagi kode sumber manusia mortal terlemah! 

Dalam buku itu disebutkan dewa pun memiliki kode sumber juga! Semua makhluk di dunia ini memiliki kode sumber dan semua makhkuk di dunia ini sepakat bahwa tidak ada yang bisa merubah kode sumber seseorang. 

Kode sumber itu bagaikan program yang mengatur jalannya realitas, manusia, dewa, dan segala hal di dunia ini. 

Frederick bertatapan dengan Asathea, yang membuat dewi itu malu malu, wajahnya memerah. 

Dewi di hadapannya yang telah menjadi sadar entah kenapa membuat Frederick makin tertarik dan merasa menjadi lebih hidup. 

"Ehemm... jadi Asathea apa kamu lapar?", Tanya Frederick. 

"Eh...tidak tuh kami para dewa hanya memakan iman tapi karena cairan yang tuan berikan membuat hamba tidak membutuhkan iman untuk bertahan hidup", kata Asathea. 

Frederick mengelus dagunya...'ternyata ada ya yang seperti itu' 

"Ah....apakah tuan lapar? Tunggu sebentar hamba akan menyiapkan makanan untuk tuan", Asathea yang ingin pergi dihentikan oleh Frederick. 

"Tunggu dulu, kamu mau cari makan dimana? Tempatmu ini hanya ada rumput saja", Frederick memegang tangan Asathea yang membuat wajah sang dewi memerah. 

"Ahh..ituu.. ituu", Asathea gelagapan dan tidak bisa fokus. Pikirannya dipenuhi nafsu membara. 

"Sini dulu, kalau makanan aku bisa memakan kamu dulu", Frederick menarik Asathea dan menciumnya. 

Asathea juga membalas ciumannya dan mereka berdua melanjutkan persenggamaan mereka hingga Frederick lemas dan tidak bisa berdiri lagi. 

Dalam penuh kepuasan Frederick berpikir 'memang dewi yang hidup lebih baik daripada dewi kosong sebelumnya' 

Frederick bangun karena mencium bau makanan yang enak, dia melihat Asathea sedang memasak dengan sebuah alat masak yang muncul entah darimana. 

Di meja ada sebuah hidangan daging yang tampak lezat dan bergizi. 

"Wah...kira kira darimana ini semua datangnya?", Frederick penasaran bukan main. 

"Ahh selamat malam tuan ♥️ hamba telah menyiapkan masakan yang penuh cinta untuk tuan♥️", Asathea yang melihat Frederick telah bangun membawa wok dan menuangkan isi daging oseng ke dalam piring besar yang kosong. 

"Terimakasih tapi...darimana ini semua datangnya?", Frederick tidak bisa tidak penasaran, setau dia kekuatan dewa hanya bisa digunakan sesuai dengan jalan yang telah mereka pilih. 

"Ahhh itu, persembahan. Hamba berpikir untuk mendapatkan pengikut yang mempersembahkan makanan karena tuan pasti lapar.", Asathea berkata sambil menatap Frederick dengan mata seperti anak anjing yang bangga dan minta dipuji. 

"Ehm..kamu pintar dan hebat Asathea terimakasih", Frederick mengusap kepala Asathea yang membuat wanita itu senang bukan main. 

Di dunia para dewa ini satu benua saja luasnya seluas tata surya dan ada miliaran bahkan triliunan kerajaan dan negara sehingga jumlah populasi manusia dan ras lain pada umumnya luar biasa banyak. 

Frederick tidak meragukan dengan populasi sebanyak itu pasti ada banyak pula orang acak yang melakukan penyembahan buta untuk dijawab oleh dewa-dewi yang acak. Keberhasilannya hanya 0.1%, tapi masih banyak orang yang melakukan hal tersebut. 

Asathea pasti menjawab doa penyembahan acak dan meminta penyembahnya untuk mengorbankan makanan dan mungkin alat masak. 

Frederick telah lama tidak makan makanan normal, dia hanya makan daging kering saja. Setelah perutnya terisi Frederick siap berjalan kembali. 

Saat matahari kembali menyingsing Frederick berjalan keluar dari ruang demiplane Asathea.

"Hati hati tuan♥️", Asathea menunggu di depan ruang dengan sedikit sedih. Begitu seorang dewa dewasa membuat demiplanenya mereka dilarang untuk pergi ke dunia dewa. 

Selain itu dewa dewasa yang belum membangun demiplane akan terusir dari dunia dewa dalam waktu beberapa minggu dan semakin kuat semakin pendek waktu yang diberikan oleh dunia dewa. 

Frederick mencium aroma segar hutan di pagi hari. Entah karena habis berhubungan sex atau karena memakan makanan enak yang membuat perasaannya membaik. 

"Bisa jadi keduanya hahaha", Frederick tertawa senang entah kenapa dia merasa seperti pemenang dalam hidup. 

Di sepanjang jalan Frederick tidak menemukan dewa muda sedikitpun, mungkin karena wilayah yang dia masuki sudah di dalam pemukiman manusia. 

Dia melihat banyak sejali jejak bekas manusia berlalu lalang dan sesekali dia bertemu dengan pemburu, pengelana, dan musafir sepertinya. 

Di jalan dia bertemu banyak sekali keluarga dan rombongan yang membawa gerbong menuju arah danau suci Kalaideres. 

Dia pikir seharusnya aman dan tidak akan terkena masalah tapi kadang takdir suka mempermainkan manusia mortal karena Saat di pertengahan jalan dia mendengar suara ribut di depan.