di hari senin, jam 09.26 Diego membuka matanya.
duh.. kepalaku pusing sekali..
dimana lagi ini? rumah Rei?
Diego duduk di kasur busanya yang lapuk, melihat ke arah laci dengan lampu tidur usang di atasnya. di sana terletak secarik kertas dari Bella, menandakan bahwa ia sedang keluar.
Diego berdiri perlahan, beranjak keluar dari kamar. berjalan di lantai kayu yang berderit, ia melihat tangga menuju bawah dengan pintu yang berlubang di belakangnya.
siapa sangka Bella bisa memukul sekuat itu..
Diego berdiri di meja makan, menyeduh teh hitam tanpa gula sebelum duduk dengan santai membaca koran kemarin yang ia temukan di pintu masuk rumah. dia membaca halaman depan koran dengan santai, namun ada suatu berita yang menarik perhatiannya, berita mengenai penyerangan pencuri artefak pada sekelompok penerjemah teks kuno.
kalo tidak salah Rei juga meneliti sebuah buku kuno sebelum kematiannya, jangan bilang kalau tim yang dimaksud adalah tim Rei? tapi jika memang mereka di serang bersamaan di hari yang sama, bukankah itu artinya Rei juga di serang? tapi menurut ingatan tubuh ini, Rei tidak sedang bersama timnya saat itu. juga, dia tidak mati di serang tapi bunuh diri. ini aneh..
Tok! Tok! Tok!
suara ketukan terdengar dari pintu depan. Diego yang sedang membaca koran segera berjalan berjalan menuju pintu lalu membukanya, mengira bahwa itu adalah Bella. namun, dia salah.
itu adalah Jeremy, seorang polisi muda dengan mata coklat dan kulit putih cerah. dia mengenakan kemeja yang kerahnya setengah terbuka dan rompi hitam yang tidak terkancing. "halo, nama saya Jeremy Peach dari departemen kepolisian. apakah benar bahwa ini rumah Rei Soles?"
"iya dengan saya sendiri, ada apa ya?"
"kami membutuhkan kesaksian anda untuk hadir di kantor polisi dalam penyelidikan mengenai kejadian penyerangan tim. penerjemah teks kuno"