'bro? Serius?' Mithara shock dikit dengan back storynya. Pilihan yang dipilih oleh diane jelas ga salah. Siapa juga yang mau mengorbankan dirinya demi ayang yang jelas bisa putus kapan saja dimana saja, emang salah menghindari jurang yang jelas ada didepan mata?
Mithara memijat pilipisnya dan dia baru sadar bahwa tangannya terluka karena perbuatan Diane yang nekad, dan baru disadarinya, dia (Diane) ternyata sedang melakukan live streaming, Mithara melihat sebentar kearah layar dan membaca sekilas
'Lantas dia mau coba begini, komennya kejam banget' lalu dia mematikan live streaming dan menutup laptopnya lalu bergegas membersihkan luka dipergelangan tangannya. Mithara merintih sakit dia jujur tidak suka dengan yang namanya luka karena perihnya sampai ketulang.
'Diane gila, dia bisa melakukan hal kayak gini jangan terlalu dalam juga' setelah melakukan pengobatan seadanya Mithara mengganti bajunya dan mengendap ngendap melihat keluar jendela
'untung ga ada reporter/fotografer' lalu dia memakai masker dan hodie untuk menutupi wajahnya dia turun dari apartmennya dan segera memberhentikan taxi yang sedang berjalan untuk menuju rumah sakit.
Tak dia sangka suaranya seperti sedang dicekik, sakit sekali setiap mengeluarkan suara.
'benar benar sinting, padahal dia orang beruang kenapa susah susah mencari kesibukan?' pikir mithara sambil bengong menghadap keluar jendela. Pak supir melihat mithara dari kaca depan, mithara terlihat sangat melankolis dan suram.
"Sudah sampai nona, Totalnya 70 ribu" ucap pak supir
Mithara mengeluarkan scanner QR code untuk membayar lalu mengucapkan terima kasih.
Mithara masuk kerumah sakit tersebut dan tentu saja dia mencari pusat informasi, karena dia malas berbicara dia mengetik menggunakan hp dan menunjukannya ke perawat yang bertugas di pusat informasi tersebut, lalu di arahkan dan dibantu oleh suster tersebut.
Seling beberapa waktu, tangan Mithara sudah ada perban yang lebih jelas profesional dan jaitan dilengannya yang ditotal ada 6.
Selain dijahit mithara juga dikasih wejangan oleh dokter yang bertugas disuruh lebih mencintai umur dan hidup, jangan impulsif.
Setiap dokter itu berbicara Mithara hanya mengangguk angguk seperti kepala mainan h*ka h*ka bento yang menggangguk angguk setiap digerakkan.
Padahal dalam pikirannya mithara sedang berdebat dengan apa yang dikatakan oleh dokternya, wejangan wejangan hidup semuanya di sanggah.
Bahkan dia melakukan adegan tertawa ala Villain dikepalanya. Biasa untuk menghibur dirinya tidak masalah gila sedikit.
Memang takdir seperti jelly, kenyal dan tidak bernutrisi.. dia bertemu dengan si pak CEO, dan sekretarisnya yang sedang memegang kerangka bunga, juga ternyata ada Agen dari Michelle.
Mereka tatap tatapan sampe akhirnya mithara duluan yang menatap ke lantai, matanya perih.
"Dasar ga tau diri ngapain kesini setelah membahayakan Michelle" ucap agen tersebut
'berisik emang ini rumah sakit milik bapak kamu?' balas Mithara dalam hati. Dia harus memainkan perannya dengan baik dan menjadi duta drama queen.
"Ak-- aku---" mithara menyembunyikan lengannya yang diperban. "Ak--aku bisa jelaskan" sambil menatap wajah si pak CEO dengan melas.... MELASSSSS sangkin melasnya ada kata kata tersembunyi dimatanya yaitu 'bilang jijik liat muka ku dan suruh aku pergi menghilang CEPAATTTT'
Dia kesel karena tenggorokannha sakit di malas sekali dia berharap si pak ceo segera melakukan aktingnya sebagai CEO OVER POWER COLD ABSTAIN.
Si pak CEO melihat Mithara dengan pandangan dingin namun dahinya mengkerut seperti ada yang salah dari Mithara namun dia tidak tau apa yang salah seperti aneh.
Lalu pak ceo memalingkan pandangannya dan berjalan pergi tanpa berkata apapun, Dimata sekretaris dan agen tatapan yang diberikan oleh Pak CEO jelas sudah menentukan masa depan Mithara di dunia entertainment.
Mithara dengan aktingnya yang pro dia membeku dan gemetaran saat pak ceo melewatinya.
Setelah sudah tidak terdengar lagi dia pura pura jatuh terduduk karena kaki lemas. Dan menundukan kepala menyentuhnya dadanya.
'Hehehehe, berhasil yeye berhasil' ucap mithara kegirangan dalam hati
Dia tersenyum lebar seperti dapat lotre untung saja tidak ada yang menyadarinya karena wajahnya yang menunduk, jika tidak mithara sudah dicap orang dengan penyakit mental.
Mithara berdiri 'aww' dia lupa pergelangan tangannya baru saja di jahit dan diperban. Dia lupa kata dokter tidak boleh dipakai untuk hal yang berat/terlalu mengeluarkan tenaga sampai luka jaitnya menutup sempurna. tapi mau gimana lagi tidak ada yang membantunya untuk berdiri, dirinya tidak mau berteriak "HELEP" baginya lebih baik sakit dikit darilada harus meminta tolong belum lagi nanti ditanya tanya kenapa duduk dilantai, ini itu ini itu.
Bergegaslah mithara ketempat taxi ngetem agar dia bisa pulang. Dijalan dia liat promosi B1G1 All You Can Eat yang tanggal selesai promo tersebut besok, rasanya ingin marah soalnya dia ingin sekali makan AYCE namun dokter memberinha 1001 pantangan sebelum jahitannya membaik.
'MMP' Dalam hati Mithara sambil mengangis dikit.
Dia ingin sekali makan itu dengan adiknya karena dia minim teman. Apalagi temannya yang benar benar teman sibuk semua, dunia entertainment sangatlah berantakan hari ini baik sama A besok bisa saja dibungkus dan masuk kedalam berita pengedar.
Mithara heran mengapa Diane mau jadi artis padahal dirinya juga tidak jago dalam akting, nyanyi juga ada yang lebih better. Mengapa ga dirumah nunggu deviden aja?
Devidennya juga ga kecil perbulan pasti 1M. Bisa bertambah juga. Memang kata pepatan jika didapatkan dengan mudah tidak ada sense of achievement membuat orang tersebut bosan dan lebih menantang maut.
Why not make money work for you, you just down and do other things, yang tidak ada risk merepotkan dan drama seperti ini.