Setelah selesai makan, para kader desa berpamitan, kemudian para pemuda terpelajar membantu beres-beres sebelum pulang.
Ditinggal sendirian, Lu Xia dan Jiang Junmo saling menatap dan menghela napas lega.
Sebelumnya, mereka sudah memindahkan semua barang milik mereka ke rumah baru mereka. Namun, belum menata semuanya, mereka hanya meletakkannya saja di sembarang tempat.
Maka, setelah acara selesai, mereka mulai menata barang-barang yang ada di dalam rumah.
Karena mereka sudah pindah dari tempat pemuda terpelajar, berarti mereka tidak lagi memasak bersama mereka. Jadi, Lu Xia dan Jiang Junmo juga membawa persediaan makanan mereka.
Faktanya, mereka tidak punya banyak persediaan makanan. Lima puluh kilogram gabah yang mereka pinjam dari desa saat pertama tiba, sudah hampir habis. Terlebih lagi, saat desa sudah selesai panen, mereka tidak punya banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan.
Jadi, para pemuda terpelajar membeli gandum dari desa.
Lu Xia dan Jiang Junmo juga ikut membeli beberapa, tapi desa hanya menjual biji-bijian kasar. Sehingga, mereka tidak membeli dalam jumlah yang banyak dan berencana menggunakan kupon makanan milik mereka untuk membeli biji-bijian berkualitas di tempat penjualan biji-bijian dan minyak nanti.
Lu Xia juga berencana untuk mencari kesempatan mengambil makanan yang ia simpan di ruangannya untuk dimasak.
Untuk sayuran, para pemuda terpelajar menyarankan agar mereka berdua mengambilnya dari kebun sayur para pemuda terpelajar. Namun, Lu Xia dan Jiang Junmo merasa enggan karena mereka tidak ikut mengolah lahan dan tidak lagi tinggal di sana bersama yang lain, maka mereka merasa sungkan untuk ikut memanen hasil tanaman di sana. Jadi, mereka memutuskan untuk menukarkan beberapa kati gandum milik mereka dengan sayuran milik para pemuda terpelajar.
Namun, sayuran tersebut tidak dapat bertahan lama, dan seiring dengan semakin dinginnya cuaca, tanaman di ladang akan segera layu. Oleh karena itu, untuk beberapa hari ke depan, mereka harus segera menyiapkan sayuran untuk digunakan saat musim dingin tiba.
Pada malam hari, mereka tidak terlalu lapar karena sudah memakan makanan yang lezat tadi siang, jadi Lu Xia hanya memasak bubur dan menggoreng beberapa kentang sisa tadi siang.
Jiang Junmo tidak membiarkannya melakukan semua pekerjaan itu sendirian dan ikut membantu memasak. Dia bahkan tampak bersemangat untuk mencoba memasak.
Namun, Lu Xia langsung menolaknya, berkata, "Seingatku, kamu tidak tahu cara memasak, kan?"
Dulu saat mereka berada di tempat pemuda terpelajar, Jiang Junmo dan Gu Xiangnan bertugas memasak, tapi mereka berdua menggunakan poin pekerjaan mereka untuk meminta bantuan Sun Shengnan dan yang lainnya.
Karena malu, Jiang Junmo menjelaskan, "Itu karena aku tidak ingin memasak saja. Memasak untuk selusin orang terlalu berlebihan, dan Gu Xiangnan juga tidak sama. Jadi, menurut kami lebih baik meminta tolong pada orang lain saja."
Lu Xia terdiam setelah mendengar alasannya; dia tidak menyangka hal seperti itu bisa terjadi.
"Jadi, kamu benar-benar bisa memasak?" dia bertanya dengan ragu.
Jiang Junmo dengan cepat mengangguk, "Ya, bisa. Kakakku mengajariku cara memasak saat aku masih kecil."
Lu Xia menatapnya dengan tatapan penuh keraguan tapi tidak mengatakan apa pun. "Baiklah, kalau begitu kita akan memasak secara bergiliran mulai sekarang."
"Oke," Jiang Junmo langsung menyetujuinya, dia tampak cukup senang.
Lu Xia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Setelah makan malam, dia merebus air panas di dalam panci. Karena dia tidak pernah bisa mandi di tempat pemuda terpelajar, Lu Xia akhirnya memenuhi keinginannya dengan membeli ember mandi yang besar. Jadi, dia berencana untuk mandi sekarang.
Ada tangki air besar di dapur untuk menyimpan air.
Melihat Lu Xia mungkin membutuhkan cukup banyak air, Jiang Junmo membawa ember air tersebut keluar untuk mengambil air.
Setelah Lu Xia merebus air di dalam panci dan mengisi tangki air, dia membawa ember mandi ke dalam kamar. Ia bermaksud mandi di sana karena di belakang, ruangannya terlalu kecil, meskipun bisa digunakan, tapi tetap saja ukurannya kecil dan mereka menyimpan makanan di dalam sana, sehingga tidak nyaman digunakan untuk mandi.
Setelah mengisi ember mandi dengan cukup banyak air, Lu Xia menutup pintu, bersiap untuk mandi.
Namun sebelum mandi, dia memberi tahu Jiang Junmo, "Kalau kamu juga ingin mandi, kamu bisa memanaskan air nanti."
Jiang Junmo mengangguk, "Oke."