Chereads / Bertransmigrasi ke dalam Novel: Suami ku, Tokoh Sampingan Mahakuasa / Chapter 72 - Chapter 72 – Pergi ke Kabupaten

Chapter 72 - Chapter 72 – Pergi ke Kabupaten

Sun Shengnan tersenyum dan berkata, "Adik perempuan ku sebentar lagi akan menikah, aku berencana untuk menemuinya. Jadi, aku ingin membeli hadiah untuknya."

Setelah mendengar ini, semua orang mengerti, tapi ada juga perasaan melankolis.

Mereka pernah dengar saat Sun Shengnan bercerita sebelumnya bahwa dia punya dua adik laki-laki dan satu adik perempuan.

Adik nya yang paling besar hanya dua tahun lebih muda darinya dan mengambil alih pekerjaan ibu mereka setelah lulus, dia tinggal dan bekerja di kota. Untuk adik laki-laki nya yang kedua, dia masih muda, usianya baru sekitar 15 tahun.

Adik perempuannya lima tahun lebih muda darinya, baru berusia 18 tahun tahun ini, dan tidak disangka akan menikah secepat ini. Dia mungkin menikah karena tidak ingin pergi ke pedesaan.

Sebagai perbandingan, kakak perempuan tertua mereka yang berusia 23 tahun belum menikah.

Lu Xia juga dapat melihat perasaan rumit di mata Sun Shengnan saat menceritakannya, tapi tetap saja, dia masih mau menyisakan sedikit uang yang dia peroleh dari bekerja di pedesaan untuk membelikan sesuatu untuk anggota keluarganya.

Mungkin, dia sendiri lah yang mengajukan diri untuk pergi ke pedesaan.

Lu Xia tidak memikirkan cerita tersebut dan memutuskan untuk pergi ke kabupaten bersamanya keesokan harinya.

Setelah mendengar berita tersebut, banyak pemuda terpelajar yang juga ikut karena ingin melihat-lihat, termasuk Su Man, Gu Xiangnan, dan Cheng Yujiao.

Sedangkan Jiang Junmo, karena alasan kesehatan, dia tidak berani keluar saat hujan. Jika tidak, masuk angin bisa mengancam nyawa.

Jadi dia harus tetap patuh tinggal di tempat pemuda terpelajar.

Keesokan harinya, orang-orang yang pergi ke kabupaten bangun pagi-pagi, menerjang gerimis, dan pergi ke kota, kemudian naik bus ke kabupaten.

Ini adalah pertama kalinya Lu Xia naik bus lokal, dan bus nya berukuran sangat kecil dan sudah rusak. Baunya sangat menyengat di dalam, dan karena melewati beberapa desa dalam perjalanannya, bus terus berhenti lalu berjalan kembali, dengan orang-orang yang naik dan turun. Saat mereka sampai di kabupaten, Lu Xia merasa dia hampir kehilangan separuh hidupnya karena cobaan berat itu.

Akhirnya mencapai tujuan mereka, semua orang berpisah untuk mengurus urusan masing-masing. Sun Shengnan tampak sedikit khawatir pada Lu Xia.

"Apa kamu ingin istirahat sebentar?"

Lu Xia menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja, hanya agak mabuk darat. Aku akan merasa jauh lebih baik setelah berjalan-jalan dan mencari udara segar."

Sun Shengnan merasa lega. "Oke, ayo pergi ke pasar raya."

"Kedengarannya bagus."

Lu Xia mengikuti di belakang Sun Shengnan dan tiba di pasar raya kabupaten. Meski namanya pasar raya, sebenarnya itu hanyalah sebuah bangunan kecil yang terdiri dari dua lantai.

Tapi di daerah ini, jelas pasar raya ini merupakan sebuah bangunan ikonik.

Setelah masuk, mereka bisa melihat berbagai barang dijual. Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan yang dijual di ibu kota, variasinya masih lumayan banyak. Namun, sebagian besar barang yang dijual di sini hanya bisa dibeli menggunakan tiket, jadi mereka hanya bisa melihat-lihat.

Lu Xia menemani Sun Shengnan terlebih dahulu membelikan hadiah untuk adik perempuannya. Butuh waktu cukup lama, namun pada akhirnya ia memilih sepasang sarung bantal bercorak bebek Mandarin berukuran besar berwarna merah yang harganya cukup mahal.

Meskipun demikian, Sun Shengnan mengertakkan gigi lalu membelinya.

Lu Xia memperhatikan saat dia dengan hati-hati mengeluarkan tiket yang dibungkus menggunakan sapu tangan lalu membayarnya, merasa sedikit sakit hati. Namun, saat Sun Shengnan menerima sarung bantal yang dia beli, dia merasa sangat senang.

Melihat ini, Lu Xia merasa agak rumit dan tidak memahami tindakan Sun Shengnan.

Selama berada di desa, Sun Shengnan belum menerima kiriman pun dari keluarganya, hanya sepucuk surat, mungkin pemberitahuan tentang pernikahan adik perempuannya.

Tapi pemikiran orang lain berbeda dengan pemikiran nya, dan dia bisa melihatnya hari ini bahwa itu adalah kemauan Sun Shengnan sendiri.

Setelah Sun Shengnan selesai membeli hadiah dan merasa puas, dia tidak berencana untuk berjalan-jalan lagi di dalam pasar raya karena dia tidak bisa membeli barang lainnya yang dijual di sini. Sebaliknya, dia memutuskan untuk pergi ke kantor pos untuk mengirim paket tersebut.

Lu Xia, sebaliknya, masih ingin menjelajahi daerah tersebut, jadi mereka berpisah.

Belakangan, Lu Xia sering berjalan-jalan di pasar raya, tapi karena dia tidak punya banyak tiket, dia tidak bisa membeli barang yang dia sukai. Setelah berjalan satu putaran, dia pergi.

Dia berencana untuk makan di restoran milik negara dan memastikan seberapa terampil para koki di kabupaten.

Namun, dalam perjalanan menuju restoran milik negara, saat melewati sebuah perempatan, ia melihat beberapa sosok licik dari kejauhan, beberapa di antaranya sedang memegang barang-barang di tangannya.

Dia menduga di dalam hatinya bahwa mungkin tempat tersebut adalah pasar gelap di kabupaten. Dia bisa memeriksa nya nanti.