Orang-orang yang datang kemari memiliki penglihatan yang tajam dan langsung menyadarinya. Tak lama kemudian, seorang wanita mendekat dengan tenang dan bertanya, "Berapa harga beras ini, Nak?"
Lu Xia berdehem dan menjawab, "50 sen satu kati."
"Apa? 50 sen satu kati?! Kenapa kau tidak merampok orang saja? Koperasi pemasok dan pemasaran menjualnya dengan harga 10 sen lebih sedikit, dan pasar gelap menjualnya dengan harga 20 sen lebih sedikit. Kau melipatgandakan harganya beberapa kali!"
Lu Xia tetap tenang meskipun wanita itu menggebu-gebu. Dia sendiri merasa sedikit menyesal karena beras ini ditanam menggunakan mata air spiritual, secara otomatis, menjualnya dengan harga 50 sen sama halnya dengan memberikannya secara gratis. Jika bukan karena kebutuhan mendesak untuk mendapatkan uang, dia bahkan tidak ingin menjualnya.
Meskipun wanita itu berbicara dengan lirih karena berada di pasar gelap, tapi tetap saja suaranya tidak pelan. Banyak orang di sekitar yang mendengar keributan tersebut dan terkejut saat mengetahui harganya. Beberapa diam-diam membantu menegosiasikan harga yang lebih rendah.
Namun, Lu Xia tetap tidak bergeming dan berkata, "Ini adalah beras poles kualitas terbaik dengan nilai gizi tinggi, terlebih lagi bermanfaat bagi kesehatan orang tua dan anak-anak."
Namun wanita itu sama sekali tidak mempercayai penjelasannya. "Siapa yang tidak pernah makan nasi? Aku belum pernah mendengar bahwa makan nasi bisa meningkatkan kesehatan seseorang. Kau memberikan harga yang keterlaluan!"
Lu Xia terdiam. "Terserah kalau tidak percaya, tapi beras ku memang berkualitas tinggi."
Sambil menjelaskan, dia sedikit membuka kantong beras, membuat semua orang bisa melihatnya dengan lebih jelas.
"Aku sudah merawat padi ini dengan hati-hati, menggunakan air dan tanah yang berkualitas. Kualitasnya jauh lebih baik daripada nasi poles biasa. Tidak memerlukan tiket untuk membelinya, dan aku pun tidak punya persediaan yang banyak. Harga ini sudah termasuk tidak mahal. Jika bukan karena kebutuhan yang mendesak, aku bahkan tidak akan menjualnya."
Setelah diperhatikan lebih dekat, orang lain memang dapat melihat bahwa beras ini terlihat jauh lebih bagus daripada beras poles biasa. Beras poles di pasar gelap harganya lebih dari 30 sen per kati, membuat banyak orang tergoda untuk membelinya.
Wanita tersebut sudah mengetahui bahwa beras tersebut berkualitas baik; jika tidak, dia tidak akan menanyakan harganya. Putranya pilih-pilih soal makanan dan tidak mengonsumsi biji-bijian yang kasar. Untungnya, dia dan suaminya sama-sama bekerja dan mampu membiayainya. Namun, kuota bulanan mereka untuk biji-bijian olahan terlalu kecil, jadi dia tidak punya pilihan lain selain diam-diam membeli dari pasar gelap.
Dia langsung tertarik pada beras yang dijual Lu Xia, tapi dia tidak menyangka harganya akan semahal itu. Awalnya ia sempat berpikir untuk menyerah, namun aroma nasi tersebut membuatnya penasaran. Sekarang melihat orang lain juga tertarik, dia tidak bisa menolak.
"Meski nasimu enak, harganya tidak akan semahal ini. Bagaimana kalau kau menurunkan harganya? Jual dengan harga 40 sen per kati, dan aku akan langsung membelinya."
Tapi tidak peduli apa yang dia katakan, Lu Xia tetap teguh pada pendiriannya. "Tidak, harganya 50 sen. Kalau aku tidak bisa menjualnya dengan harga tersebut, maka aku tidak akan menjualnya sama sekali."
Mendengar tanggapan tegasnya, semua orang menyadari bahwa dia mengatakan yang sebenarnya. Lebih lanjut ditegaskan bahwa berasnya memang sepadan dengan harga tersebut. Kalau tidak, mengapa dia lebih memilih untuk tidak menjualnya ketimbang menurunkan harga?
Alhasil, ada banyak orang yang angkat bicara mengutarakan niat mereka untuk membeli.
Mereka yang biasa datang ke pasar gelap untuk membeli barang sebagian besar memiliki uang yang berlimpah di rumah dan datang untuk memperbaiki kehidupan mereka. Meskipun 50 sen untuk satu kati beras bisa dibilang mahal, mereka tetap mampu membelinya.
Tak lama kemudian, Lu Xia menjual empat puluh kati. Dengan hanya tersisa sepuluh kati, wanita itu tidak dapat menahan diri lagi dan dengan cepat berkata, "Nak, itu sudah cukup. Jual sisanya kepada ku, dan aku akan mencobanya di rumah. Kalau rasanya enak, aku akan kembali untuk membeli lebih banyak lagi nanti."
Lu Xia tersenyum mendengar ini tapi tidak mengatakan apa-apa. Dia menjual sepuluh kati sisanya kepada wanita itu dan langsung meninggalkan pasar gelap.
Kali ini, dia hanya menjual 50 kati dan mendapat 25 yuan. Memang tidak banyak, tapi mengingat harga di era ini, dia sudah puas. Bagaimanapun, itu hanyalah sebuah percobaan.
Dia berencana untuk membawa pasokan lain nanti untuk menguji pasar.
Namun, sebelum dia bisa meninggalkan pasar gelap, penjaga yang sama menghentikannya.
"Nona, apa kau punya beras lagi untuk dijual?"