Keringat sudah membasahi tubuh andre setelah berjalan hampir 30 menit, tetapi tak sampai di pantai juga. " aih tuh anak ngerjain gue, sekarang ngilang lagi" gumamnya berdiri menarik nafas yang hampir habis. Karena andree tak pernah berjalan selama ini.
"pantaiiiiii" ucapnya langsung melepas sandal dan berlari ke bibir pantai.
"woahh pulau apa tuh kayaknya deket banget" rasa penasarannya ke suatu pulai yang telihat sangat dekat kalau tak ada air laut.
"kak andreeeeeeeeee" teriak seseorang dari kejauhan, ternyata nesya yang memanggil. Ia pun berlari mendekati andre. Kembali ia terpaku ke buah dadanya naik turun saat berlari.
"3 x lipat punya kakaknya ini mah, kayak tante rani " gumamnya melambai kecil saat nesya sudah berada di sampingnya.
"kakak sendirian?" Tanyanya
"gak kok, tadi ikutin kak dera, tapi entah kemana tuh anak,"
"ouhhh" angguknya pelan.
"tapi jauh juga yah jalan kaki dari rumah kesini?"
"ha? Gak ah 15 menit sampe, tinggal lurus ajaaahh," jawab nesya membuat andre merasa benar dugaannya dera sengaja membuatnya berkeliling.
"ke tempat papa yuk" ajaknya langsung melangkah pergi, andre hanya mengikuti nya dari belakang, tak lama berjalan sampai di tempat om deni berada.
Terlihat seperti pasar ikan, kesan awal melihat karena begitu banyak ikan segar yang baru saja di masukan ke dalam kotak berisi es batu. "wohhh" andre terpukau saat melihat ikan barakuda dengan ukuran yang menurutnya besar.
"mau ke papa… apa liat ikan kak?" Tanya nesya
"liat ikan aja deh, om deni lagi sibuk ituu" tunjuknya saat melihat om deni sedang memeriksa kondisi ikan.
"ya udah.. kakak baru pertama kali liat ikan kayak itu?"
"iah, baru kali ini liat langsung.. om deni yang jual semua ikan disini?" tanyanya semakin peansaran dengan pekerjaan om deni.
"uhmm yups.. satu minggu satu kali ikan di kirim ke kota, papa yang pemasok ikan ke kota" jelas nesya.
"ohh hehe, kamu beda berapa tahun sama kak dera?"
"uhmm 3 kayaknya, kenapa? Senin besok aku SMA kelas 1, keliahatan masih bocah ya?" Tanya nesya dengan polosnya.
"hehe iah"
"huuuu , gini-gini udah gede tauuu" jawabnya sambil memanyunkan bibirnya.
"iah gede dahh ( gede buahnya), kak dera kemana biasanya?" tanyanya lagi.
"uhmm gak tau.. gak jelas dia mah kalu hari libur ginii.. "
"oh ia kak aku anter jalan-jalan aja ya??"
"bolehh deh.. hehe" nesya ternyata lebih rewel, dan gampang dekat dengan orang baru, mungkin karena sosok andre yang tampan, sangat berbeda kembali dengan dera.
Andre mengikut nesya dari samping menelusuri pantai, oborolan kecil mengenai lingkungan sini dan juga beberapa orang sedang bermain volley siang hari.
"busett siang kayak gini main volley"
"haha udah biasa kak kalau gak kerjaan gitu, pada main volley kadang sore juga" sambung nesya,
"awas kak" jerit nesya saat bola volley melambung kearah andre. Andre pun melompat memukul balik bolanya dengan kencang kembali ke tempat awalnya, " wahh kakak jago " ucap nesya.
"gak kok, dulu memang suka ikut volley hehe, masih jauh sekolahnya?" andre melambaikan tangan kepada orang yang sedang bermain.
"ngak kok. Tuhh" tunjuknya ke bangunan yang cukup luas untuk daerah pantai seperti ini, andre mengira sekolahnya tak sebagus sebelumnya. Andre pun mengelilingi sekolah barunya SMA Tanjung .
Dari sini bisa lihat langsung pantai, membuat sensasi tersendiri bagi andre, benar-benar tempat yang berebada selama ia sekolah. Andre ikut mengelilingi sekolah yang terbilang sepi karena tak ada yang menjaga. Dan juga terlihat lapangan volley tak jauh dari sekolah.
"aaahhhh ahhhh" desah seseorang dari dalam satu kelas membuat andre menghentikan langkahnya.
"ihh kak kenapa?" Tanya neysa yang tak menyadari suara desahan dari dalam salah satu ruangan kelas.
"aaahhhhh~~" kini desahannya terdengar lebih keras membuat nesya bersembunyi di belakang tubuh andre.
"apaan tuh kak?" andre hanya menggelengkan kepalanya, dan tak lama seorang cewek keluar. Andre langsung bersembunyi sambil mengintip. Dan di ikuti seorang cowok bertubuh tinggi dengan kulit sawo matang. cewek itu pun merapihkan roknya sambil berlawan arah dengan cowok tadi.
"gilaaa abis ML tuh berdua" gumamnya, nesya hanya terus bersembunyi di belakang andre sampai suasana kembali hening. Terasa dadanya menekan punggung andre.
"itu suara apaan kak, desah gitu?" Tanya nesya dengna polos,
"uhmm gak tau,, dah yuk balik, udah mau jam 12an juga" ajaknya menarik tangan nesya, andre kembali teringat siapa yang nekat siang hari ML di dalam kelas sekolah, walau sepi tak ada yang menjaganya.
Dan benar kata nesya jalan pulang ke rumah om deni hanya lurus terus, sedikit terasa kesal dengan dera, andre melihat dera sedang asik mendengarkan music di halaman depan. Ia menoleh tanpa bersalah sedikit terhadap andre. Sedangkan nesya langsug berlari kearah dera, dan dirinya memilih masuk kedalam.
"kak deraaaaaaaaaa" ucap nesya langsung duduk di sampingnya.
"apaa?" tanyanya jutek sambil membuka earphonenya.
"ihhh galak banget, tadi kakak anterin kak andre ya?" tanyanya dengan wajah yang polos.
"siapa, orang dia yang ikutin, "
"jahat banget si kakak, tadi kak andre bilang kalau jalan ke pantai jauh banget" dera tiba-tiba tersenyum, rasanya senang kerjain andre di tambah iah tak banyak omong.
"eh eh kak, masa di sekolah tadi yang ML loh.. parah bangettt" ucap nesya tanpa rem sedikit pun.
"masa? Liat emang siapa" jawab dera,
" liat sih orang tinggi kulitnya agak sawo matang, sama cewek lumayan tinggi kayak kak dera lah"
"ouhh paling hasley, sama ceweknya evelyn" ucap dera dengan nada yang datar.
"siapa tuh kak?" Tanya nesya semakin penasaran.
"masa kgak tau, kemarin kan dia ada pas ospek kemarin" jelasnya dengan nada jengkel.
"ihh aku taunya evelyn, dia ketua osis kan? Terus hasley siapa?" Tanya nesya penasaran.
"besok masuk tau, yang jelas di idola di sekolah karena kemampuan bermain volley . dan juga mereka berdua mungkin udah pacaran, makanya ah ih ah ih ah ih. "
"ouh,,, kakak pacaran gih, biar ah ih ah ih hahaha" angguknya pelan sambil tertawa kecil.
"ihhh, gak mau. Ah ih ah ih. Pake mainan aja cukup, awas lo pacaran terus ah ih ah ih" ancam dera dengan wajah yang serius.
"iahh kakak, gak bakalan ahh.. sama kakak aajaaa hihihii" nesya menjulurkan lidahnya langsung berlari kecil ke dalam rumah."
***
Tante rani sedang sibuk membuat makan malam, andre terlihat terburu-buru turun dari tangga. " tante mau Tanya di sini yang jualan pulsa dimana ya?"
"wah ada pas mau arah pertigaan jalan lumayan 10 menit jalan kaki" jawab tante rani sambil terus memasak.
"emang kenapa kak?" nesya melanjutkan pembicaraan.
"hehehe gak ada sinyal disini, mau ganti kartu"
"ouhh… aku temenin ya?"
"husss nesya, kamu katanya mau bantuin" potong tante rani,
"iahh, dehhh" andre pun langsung keluar rumah, mengikuti petunjuk dari tante rina, dan dari kejahuan terlihat dera sedang mengarah ke arahnya.
"deraaa, gue mau Tanya yang jual pulsa deket mana ya?" ucap andre menyapa, dera tak bergeming dan berjalan terus.
"anjirr nih cewek" gumamnya mengikuti dera karena disini tak ada seorang pun lewat dan satu-satunya dera berada disini.
"gue serius nihh urgent" ucapnya lagi membuat dera menghentikan langkanya.
"nah gitu donk, kata tante rani lurus aja, masih jauh gak?"
"gak, belok aja disana" jawabnya datar sambil menujukan dengan menolehkan kepalanya dan kembali berjalan.
"oke thanks" jawab andre walau entah kemana kepala menujuk, ia pun memilih menelusuri jalan.
Dera yang baru sampai ia langsung memilih mandi, bau harum masakan mamanya membuat perut langsung keroncongan. Karena kali ini menu makan malam serba makanan laut.
"harusnya gue gak jawab tuh ucapannya, biar tau rasaaa" gerutunya semakin kesal melihat tampangnya.
"tapi sopan juga ya, halah paling sok sopan tampang kayak gitu" lanjutnya
"byurr byurrr byurr"
"ma.. kak dera mandinya gak kayak biasanya kayak lagi kesel gitu" bisik nesya saat menyidangkan makanan di meja makan.
"hus kamu tuh ya, bawel banget semenjak ada kak andre tinggal disini"
"ih mama ahhh, " nesya langsung memanyunkan bibirnya,
"dera kamu tadi liat andre?" Tanya mama saat dera sudah keluar dari kamar mandi,
"gak ma," jawabnya santai sambil terus mengeringkan rambutnya, sesekali om deni melihat kearah pintu karena andre belum datang kembali padahal hampir 30 menit, di tambah makanan sudah siap.
"jangan-jangan nyasar ma" ucap om deni langsung berdiri dari kursi,
"papa cari ya, takutnya nyasar" lanjut om deni langsung melangkah pergi.
"udah gede ngapain di cariin juga" celetuk dera langsung menyendok nasi, seolah menunggu andre tak penting baginya.
"dera kamu tuh ya, kebiasaan kalau gak suka sama orang gituin terus" tante rani langsung bangun dan menuju pintu.
"ngapain kwahtirin tuh anak, ya gak nesya?" di senggolnya sikut nesya yang terus melihatnya.
"kakak ihh. Parahh… malah makan duluan"
"laperrrrr tauu.. tungguin dia mah bakal kena mag duluan" dera tak memperdulikannya dan langsung mengambil lauk yang paling ia suka yaitu udang.
"kamu makan duluan aja nes.." ucap tante rani,
"tuh kan apa kata kakak, makan aja duluaannn." Gumamnya dengan mulut penuh nasi dan udang.
Om deni dan tante rani menunggu di luar rumah, dan hampir 10 menit ia berdiri. "tuh ma itu andre kan?" tunjuk om deni saat melihat andre belari kencang.
"ia kok lari gitu?"
"gukk guk gukk" suara anjing mengongong, ternyata andre berlari secepat mungkin karena di kejar anjing. Anjing itu pun berhenti saat om deni membantu dengan melempar batu kearah dua anjing.
"kamu gpp andre?" Tanya tante rani, andre pun mengangguk pelan berusaha mengatur nafasnya sebelum menjawab pertanyaan tante rani. Om deni pun mengajak masuk ke dalam rumah.
"kamu kok bisa di kejar anjing?" Tanya om deni saat nafas andre sudah teratur.
"salah masuk rumah om, andre kira udah deket, langsung masuk aja. Taunya buset ada anjing langsung kejar andre" jelasnya menenggak air yang baru saja di berikan tante rani.
"pantes aja lama, tante kira kamu nyasar" senyum andre pelan.
"ya udah makan dulu" ajak tante rani sambil melangkah ke meja makandan bertepatan dera melangkah ke lantai atas bersama nesya. Secara tak sengaja mereka saling tatap, senyum kecil dari dera melihat andre yang masih terengah.
"jangan di ambil hati ya anak om si dera, emang gitu susah deket sama orang baru. Beda banget sama adekna si nesya" jelas om deni di sela-sela makan malamnya.
"iah om.. gpp kok," senyumnya menyendok lauk,
"ini nihh!!, kalau masak udang, pasti dera yang nomor satu," lanjut tante rani yang baru sadar melihat piring udang gorengnya bersih tanpa sisa.
"gpp lah tante, yang lain masih ada kok".. andre baru kali ini melihat makanan sebanyak ini, cumi goreng, ikan goreng, kerang.
Kenyang, lelah menjadi satu malam ini, andre baru pertama kali merasakan masakan seafood seenak ini.
"kenyangggg" di tepuknya perutnya pelan, menandakan ia sangat puas.
"tapi harus sampe kapan gue hadapin tuh cewek bernama dera? Kalau gue gak numpang disini udah bakalan gue kerjain balik tuh anak".
"bodo makin kesel juga hahaa, tapi biarin dah gue numpang ini disini" gerutunya sambil memandang langit-langit kamarnya. Di tambah ac sudah menyala membuat makanan berpindah kematanya.
***
Dera sedang menganti baju dengan tangtop dan juga hotpants, buah dadanya yang tak terlalu besar tetapi bulat padat membuat orang yang melihat menjadi gemas ingin meremas dan melumatnya.
"kak dera main sekarang?" Tanya nesya mengenakan pakian yang sama, tangtopnya terasa tak muat menutupi buah dadanya, dan terlihat juga belahan vagina nesya yang tak memakai celana dalam.
"kenapa emang?" jawabnya langsung tiduran di sampingnya.
"hihi, gpp ahh istirahat aja dulu, kalau main nanti kak andre denger"
"ihh yang ada kamuu, kalau gitu berisik banget" di cengkramnya buah dada nesya,
"aahhhh" jeritnya langsung membalas meremas buah dada dera.
"tuh ah jadi mau mainnn" gumam nesya langsung melumat bibir dera, tak banyak bicara tangan dera langsung masuk ke celana nesya, jari-jarinya langsung mengelus belahan vagina nesya.
"ngghhh" desah nesya tertahan. Tak mau kalah ia pun melakukan hal yang sama, saling mengelus vagina sambil berciuman seperti pasangan kekasih.
Kini jari-jarinya mulai keluar masuk di vagina yang sudah terasa basah dan hangat, dera menghentikan ciumannya dan mencari sesuatu di lemarinya.
"sinii kamu duluan" ucapnya sambil membawa dildo silicon,
"ihh gak takut, tapi kak 69 ajah.. aku mau mainin punya kakak yang basah hihi" cekikikanya pelan sambil menurunkan celananya dan tersisa tangtop.
"gak takut, atas bawah?"
"bawah ahhh, " dera tersenyum langsung berdiri di kepala nesya sambil membuka celananya, ia pun menurunkan pinggulnya tepat di wajah nesya. Lidah dera langsung menjilati vagina nesya sebelum dildo di masukan secara perlahan.
"ngghhmm " di bungkamnya mulut nesya saat menjerit keras, dan untungnya tepat pada waktunya, nesya pun membuka lebar belahan vagina dera dan lidah bermain-main.
"kak…aahh dikit lagiiiii" desahnya dengan nafas terengah, merasakan ia hampir klimaks, dera tak memperdulikannya dan terlus memasukan dildo dengan cepat. Sesekali jarinya menggesek-gesek klitiris nesya.
"kaakkkkkk ahhh" jerit klimaksnya, dera dengan sigap kembali menekan pinggulnya untuk membungkap mulut nesya.. dan berhasil. Tubuh nesya menggeliat hebat dan membiarkan dildonya menancap di vaginanya,
"kakak gak mau?" Tanya dera dengan nafas yang masih terengah saat melihat dera kembali memakai celananya.
"gak ah… lagi gak pengen, lagian lama banget keluarnya, takut kamu bête"
"ihh siapa suruh tahan lama haha, kak haussss.. ambilin minum, " rengeknya yang masih terbaring lemas.
"iaahh bawel ahhh" dera pun keluar kamar dengan pakaian tangtop dan hotpants.
"aaahhh" jeritnya saat melihat ada seseorang di dapur, dera pun langsung berlari kembali menaiki tangga.
***
"siapa tuh, siial bikin kaget aja" gerutunya mengelap bajunya yang terkena tumpahan es jeruk yang baru saja ia minum.
"nesya apa hantu egrang ya?" rasa penasarannya melangkah mendekati tangga, tak ada orang disana.
"jadi kepikiran dua orang di sekolah, nekat amat ya ML. se mesum-mesumnya gue gak nekat di sekolah " gumamnya lagi terbayang cewek yang keluar.
"masih aja sinyalnya jelek disini" andre memilih ke kamarnya, sinyalnya tak terlalu bagus di dalam rumah.
Rasa penasarannya muncul saat di depan kamar dera karena mendengar suara yang aneh di dalam kamarnya. Ia pun mendekatkan kepalanya ke pintu. Dan secara bersamaan pintu kamarnya terbuka sedikit.
"aaahhhh" jeritnya kencang langsung menutup pintunya kencang saat mereka bertatapan tak sengaja. Andre pun memilih kembali ke dalam kamarnya.
"beneran berati yang jerit tuh si hantu egrang.."
"anjirrr suaranya bikin sakit telinga" andre terus mengusap-usap telingannya karena suara berdenging di kupingnya.
Andre berharap kejadian yang membuat agak kesal tak terus berulang, dan 1 hari lagi ia akan masuk ke sekolah yang baru. Pasti sekolahnya hari ini sangat berbeda.
Pagi ini andre sedang bersiap-siap sambil memakai seragam sekolah yang sudah di siap kan om deni, terasa sangat pas seragam yang di pakainya, sesekali ia melihat foto mama papa nya di dalam ponselnya.
"fiuhh, harus bisa adaptasi. gue rasa orang di sekolah mirip-mirip sifatnya dengan hantu egrang dera" langkah kakinya langsung menuruni tangga.
Andre pun terdiam sejenak melihat, seragam nesya ternyata sama dengan yang ia pakai. Dan itu bearti mereka bertiga dalam satu sekolah.
"andree sarapan sini, " ajak tante rani memanggil, andre tersenyum dan ikut sarapan bersama. Tetapi tak dengan raut wajah dera yang terlihat sinis melihat kearahnya.
"ma pa, berangkattt" nesya mencium tangan papa dan mamanya, begitu pun dera. Andre mau tak mau harus ikut juga, karena ia hanya menumpang disini jadi harus tau aturan di rumah ini.
Andre mengikut nesya dan dera dari belakang, udara pagi ini sangat sejuk di tambah baru kali ini ia berjalan kaki menuju sekolah, dan akan di lakukan setiap hari.
dan sampailah andre di sekolah, tak terlihat siswa membawa motor ke sekolah, sangat berbeda dengan kota. Sesampainya beberapa siswa melihat kearahnya cewek maupun cowok,
"ganteng kali ya liatin gue" gumam andre tersenyum melangkah ke kelas yang sudah di beri tahu om deni. andre kehilangan jejak nesya dan dera saat di pintu gerbang sekolah,
"ini dia XII.9" sebelum melangkah masuk, orang-orang dari dalam kelas langsung keluar kelas dan berkumpul di lapangan sekolah.
"ahhh upacara " hela nafasnya, karena terasa sangat membosankan upacara di pagi hari, Dengan langkah lunglai ia berbaris paling belakang, posisi terfavoritnya sejak dulu.
Hampir 40 menit berlalu, para siswa pun membubarkan dirinya, andre memilih untuk duduk di bangku yang terbuat dari batu tak jauh dari depan kelasnya, ia sesekali melihat para cewek sedang berbisik seolah membicarakan dirinya.
"ituuu mirip yang kemarin gue liat ya" gumamnya melihat cewek masuk ke samping kelasnya XII.8.
"ouhhh seangkatan ternyataa ya" angguk-angguknya melihat sekliling tak ada orang lagi, ia pun segera masuk ke dalam kelas, menuju bangku yang ia tempati di belakang.
"anjirrr, sekelas sama si hantu egrang" gerutunya melihat dera duduk di belakang walau berbeda 3 bangku ke kanan.
"lo anak baru?" tanya seseorang yang berada di sampingnya.
"iah, salam kenal, gue andre"
"doni.. salam kenal," andre kembali melihat dera ternyata ia duduk sendirian tanpa berkata sepatah satu pun. Dan kembali siswa di kelasnya sesekali melirik dirinya.
Seorang guru pun masuk, " itu wali kelas kita, bu herny". bisik doni, wajahnya sudah telrihat berumur 40 tahunan, membuat siswa lainya terdiam saat ia masuk ke kelas.
"kamu anak baru, silahkan perkenalkan diri kamu" pintanya menunjuk ke arah andre,
"salam kenal, saya andre wiratama. pindahan sekolah sakura." perkenalan singkat andre membuat kembali para siswa berbisik.
tak basa-basi, bu herny pun langsung memulai pelajarannya, pembawaan dirinya membuat bu herny di segani di dalam kelas. termasuk andre.
"liatin cewek ntuhh" tanya doni saat andre melirik kearah dera.
"ohh gak, kok"
"itu andrea namanya, di panggil dera sih. "
"ouhh deraaa" andre berpura-pura tak tahu kalau mengenal dengan dera.
"pendiem ya orangnya?" tanya andre penasaran.
"gak juga, susah di tebak, gue gak terlalu akrab sih," jawabnya santai. Tapi benar kata doni dera benar-benar tak bisa di tebak, seolah ia menjahui diirnya dari orang lain.
Tak terasa jam istirahat selesai, andre dengan santai berjalan di koridor kelas. Dan kembali beberapa siswi lainnya selalu melihat kearahnya, membuat dirinya seolahmenjadi idola baru di sekolah ini.
***
dera berjalan kearah yang sama menelusuri koridor sekolah, dan sesekali melihat andre yang bergaya kegantengan di depannya.
" dera!!!, tunggu!!" jerit dona, teman dera sejak kelas 1 dan 2, walau sudah berbeda kelas.
"budeg lohh ah, gua panggil juga!!" gerutu dona sambil meegang kacamatanya, dona terlihat seperti kutu buku, tetapi kenyataan memang ia.
"sorry, lagi focus gue, ada apaan sih?" tanyanya sambil melangkah ke kantin.
"lo tau gak, ada siswa baru disini?, dan lebih bikin kaget GANTENGGGGGG!!!" ucap dona dengan penuh semangat.
"tuhh tuh tuh tuh diaaa aahh" jerit dona melihat andre mengarah kearah yang sama yaitu kantin.
"jadi mules gue dengernyaa" ucapnya berjalan perlahan seolah tak ingin bertemu dengan andre. Dona yang mengikut dera dari belakang terus memandangi andre.
"gantengan dia daripada hasley tauuu" lanjut dona terus membahas andre.
"cakepan hasley lah!! Jauh kemana-mana"
"cieee, masih baper nih sama hasley, " ledeknya.
"siapa bilang? Buat apa mikirin dia, dia udah punya pacar baru si evelyn" dera sedikit kesal membahas hasley,
"ya sih, gue heran hasley tega yah sama semenjak lutut lo yang cedera gitu? " bisik dona sambil memangkat sedikit gagang kacamatanya.
"stop ah donaa, males gue denger dia lagi." Gerutu dera memasang wajah cemberut.
"sorry deraaaaaa, abisnya gue gak habis pikir aja, sampe lo di jauhin sama siswa lain gara-gara dia" rajuknya memegang tangan dera. Dera tak mengubrisnya bukan tak bearti marah terhadap dona, melainkan tak ingin membahasnya.
Dera memilih kembali kekelasnya. Karena pembicaraan siswa lainnya tak lain adalah andre membuat dirinya kesal sendirian.
***
Senyum merekah andre ketika pulang sekolah membuat dirinya berlari kecil, seolah para dirinya menjadi idola baru di sekolah ini.
"waduhhh, tadi arah mana ya? Kanan kiri? Kanan kiri?" gumamnya karena terlalu terbawa suasana hati sampai ia berjalan tanpa arah.
"balik arah lagi gengsi ahh" andre pun memilih kea rah berlawan ke rumahnya, ia malah mengambil jalur kiri dan jalan memutar.
"beneran salah jalan nih" tarikan anfasnya karena berjalan sedikit menanjak terus menerus asmpai ia menuju tempat seperti taman, dan dari sana ia bisa melihat dengan jelas rumah sekaligus bibir pantai.
"keren nih tempat, tapi penasaran pulau apa yah ituuu" gumamnya tertuju kearah suatu pulau.
"balik lagi dah,,.." andre pun kembali ke tempat awal dan memilih jalur kanan, ia beberapa kali tersenyum saat beberapa orang menatapanya.
"susah dah kalau ganteng mah" gumamnya dengan hati yang berbunga. Langkah berhenti saat melewati lapangan tak jauh dari sekolah.
"kayak cowok yang kemarin gue liat " matanya terus melirik kearah cowok tinggi berkulit sawo matang, dengan rambut agak cepak, di tambah otot tangannya yang kekar.
"kak andreee!!" tegur nesya yang sudah berada di sampingnya.
"he nesya, kok ada disini?" tanyanya agak terkejut.
"hehee, yang ada kakak ngapin kesini? Kan arah kerumah bukan kesini" ucapnya sambil mendongak ke atas.
"ohh liatin main volley aja, kayaknya jago mereka " ucap andre seadanya.
"ouh itu… iah kata kak dera yang tinggi itu namanya kak hasley, captain team volley sekolah dari kelas 1 SMA katnaya"
"gantengan kakak tapi, putih manis hihihi" celetuk nesya sambil tertawa.
"ouh haslye ya… " anggukan pelan nesya,
"oke dah yuk balik" ajak andre sambil sesekali melihat kelapangan volley. Andre tertuju ke bongkahan pantat nesya saat jalan menanjak, seolah rok yang ia pakai terlalu kecil membuat menjadi hiburan tersendiri.
***
Dera selesai buang air kecil di wc sekolah, langkahnya terhenti saat di depan pintu wc sudah 3 orang mencegatnya. Wajah dera seperti tak ingin menatap 3 orang itu. Tak senang dengan raut wajah itu mereka kembali mendorong dera masuk, dan dua orang menunggu di luar.
"lo berani deketin hasley lagi haa??" dera hanya terdiam. Mendengar cewek yang mencegatnya adalah evelyn.
"lo sadar gak sih, harusnya lo gak usah bermimpi deketin hasley lagi??" tanya evelyn dengan nada yang kesal.
"woii gue ngomong sama lo!!!!" jeritnya di depan dera.
"oh ia gue lupa, harga diri lo di sekolah ini udah ancur hehehe, sorry" senyum evelyn seperti mengorek-ngorek masa lalu dera.
"plaakkkkk!!!!" tamparan keras di pipi dera.
"gue gak seneng liat tampang lo kayak gitu dan lo deketin hasley lagi, gue bakal ancurin harga diri lo untuk kedua kalinya inget!!" ancam evelyn sambil menunjuk-nunjuk.
"gue mau bilang satu hal, hasley ternyata jago bangett di ranjang bikin gue lemes mendesaahh" bisiknya langsung melangkah pergi dengan tertawa senang.
Dera menggengam tangannya seolah ingin membalas kelakuan evelyn, tetapi ia mengambil nafasnya dalam-dalam sampai emosinya kembali normal. Di tatapnya cermin sambil mengatur nafasnya.
Langkahnya kembali terhenti saat dilapangan volley, dera melihat hasley sedang latihan volley. Tanpa ia sadar kakinya bergetar hebat saat melihat pukulan hasley dengan kencang menhantam wajah lawan latihannya.
"ayo deraaa lo gk bisa gini teruss" gumamnya dalam hati, sambil memegang dengkulnya yang bergetar. Dengan langkah pelan dera berjalan sampai getaran di dengkulnya berhenti setelah ia menjadi tenang.
"kak deraaaaaaaa" jerit nesya sudah berganti pakian menggunakan kaos dan rok menyambut dera yang baru saja masuk ke rumah.
"ihh ada apaaan sih, seneng gitu?"
"aku pulang sama kak andre, orang-orang pada kaget aku pulang sama kakak ganteng hihi" bisiknya cekikikan di telinga dera.
"norak ah.."
"ihhh, keren tau, kak andre kan jadi pembicangan satu sekolah, banyak bilang bakal saingan sama kak hasley"
"jauh banget kamu bandingan sama kak hasley, kayak langit dan bumi" ucap dera tak mau kalah.
"bukan ih.. kayak kopi susu, kak hasley hitam manis, kak andre putih manisss hihihi" cekikikan nesya berhenti saat andre turun dari atas membawa handuk,
Neysa langsung pergi begitu saja, dan dera seperti biasa memasang wajah jutek lanjut berjalan kea rah kamarnya.
***
Makan malam tiba, andre yang sudah tidak sungkan ikut membawa makanan yang baru saja di buat ke meja makan.
tak lama Dera dan nesya pun turun, langsung menuju meja makan. andre dan dera pun duduk berhadapan, tetapi dera bersikap seolah di depannya tak ada orang. saat pun mengambil lauk atau nasi.
"om denger kamu jadi buah bibir yah disana?" ucap om deni saat selesai makan.
"ha?? Kata siapa om?"
"kata nesya tuh" tunjuknya dengan menoleh kearah nesya yang belum selesai makan.
"gak kok om biasa aja"
"bbomggg., kakkak andrerere jdi pssadsuat perhhertaian( bohong kak andre jadi pusat perhatian)" ucap nesya dengan mulut yang penuh makanan.
"wahhh, bagus dong, siapa tau dapet pacar orang sini, kayak mama kamu"celetuk om deni,
"uhukk uhukkk" andre terbatuk-batuk mendengar ucapan om deni.
Obrolan ringan nan garing yang terasa hangat, tetapi dera memilih ke kamarnya tak ikut campur dalam obrolan mereka. andre merasa lebih enak mengobrol tanpa dera karena dengan begitu tak ada harus ada yang tersinggung.
***
"kak dera"
"ujung bibirnya kenapa, kok lecet gitu?"tangan nesya menunjuk ke sudur bibirnya.
"kepentok gagang pintu wc tadi pas pulang," jawabnya melanjutkan mendengar music.
"masa, " nesya tak percaya begitu saja.
"atau jangan-jangan kulum sesuatu yang besarrrrr" lanjut mendekatkan wajahnya.
"iah, kulum dildo yang banyak geriginya " dera menjulurkan lidahnya sambil mengelus buah dada nesya dari luar bajunya.
"ihh geli ahh, tapi kakak pernah rasain kayak gitu?" tanya nesya langsung rebahan di samping dera yang terus meremas pelan buah dadanya.
"belum lah, "
"beli kak yuk, aku pengen cobain hihihi" tawa genit nesya ikut meremas buah dada dera.
"isshhm jangan ah, kebanyakan nanti ketauan mama gimana?? Gaswatttt" dera memasukan tangan kebaju nesya dan memilin putingnya.
"uhmm iah sih, ahh kak udah ah, nanti aku lemes ahh, kakak aja sini" nesya langusng menindih dera, di bukanya baju tidur dera oleh nesya.
"kakak kemarin kan gak pernah pipis" gumamnya lagi meregangkan paha dera.
"nakal banget ihh" gerutu dera membiarkan nesya menjilati vaginanya perlahan, lidah bermain di klitoirsnya.
"asshhh" desah dera memilin putingnya sendiri merasakan rangsangan yang begitu nikmat dari nesya, lidahnya begitu sangat lihai memainkan setiap centi vagina dera.
"ouhhhh" lenguh panjangnya, tanpa sadar membayangan hasley yang melakukannya, tubuh berkulit sawo matang dengan tubuh yang kekar sedang menjilati vaginanya.
Bayangan hasley semakin menjadi di pikiran dera saat dildo masuk ke vaginanya, dera membayangkan penis hasley masuk perlahan dan dengan hentakan keras.
"auhhh" rintih dera terus mendesah, irama pelan di tambah sedikit hentakan membuat dera semakin tertelan di pikirannya. membayangkan penis hasley tertanam dalam di dalam vaginnya sambil mencumbu dirinya.
"arggghhhhhhhh hasleyyyyyy" erang panjangnya saat klimaks sambil terus memainkan buah dadanya,
"haa haa haa" nafasnya terputus-putus sambil sedikit membuka matanya, saat itu juga bayangan hasley hilang seketika.
"kakak panggil nama kak hasleyy?" bisik nesya mencabut dildonya. Dera tak menjawab hanya mengatur nafasnya, karena baying hasley terasa begitu nyata di pikiran dera.
"ih kenapa emang? Gak boleh?" jawabnya menjulurkan lidahnya.
"emang kakak pernah di gituin yah sama kak hasley?" ucapnya menitograsi.
"gak lah, " jawabnya membuang muka
"kenapa?"
"gak mungkin aja. heehe" jawab dera tersenyum.
"bearti kakak pernah pacaran sama kak hasley?"
"ngak, hampir, "
"kenapa gak jadi?"
"dia milih cewek lain, tapi kakak beruntung gak di gagahin dia hehe"
"ihh tuh kan kakak hampirr aja, aku jadi tau kenapa kakak mau main sama adik sendiri" anggukan pelan nesya sambil mengelus dagunya.
"huuuu sok jadi ditektif,"
"hihihi, biarin hhuu, sana ihh bersih-bersihin banyak bangett " nesya menunjuk ke vagina dera yang penuh sperma hampir mengering terkena hembusan ac.
"iah baweel" di tepuknya pantat nesya sambil melangkah pergi setelah memakai pakiannya kembali,.
***
"hmmm kenapa gue jadi penasaran sama si hantu egrang ya" gumamnya dalam hati memikirkan sikap dera yang terlihat lebih menyindiri di rumah maupun di sekolah.
"bodo amat ah, " andre memilih keluar kamar karena lupa mengambil air minumnya, langkahnya terhenti di depan pintu kamar dera yang tak tertutup rapat.
Andre memberanikan diri mengintip sedikit, matanya tertuju kearah nesya yang sedang mengganti pakiannya, terlihat dari samping buah dadanya secara langsung, hal itu membuatnya penis andre setengah berdiri kembali.
Andre menyudahi mengintipnya saat terdengar suara langkah kaki menaiki tangga, setengah panic andre memilih menuruni tangga, dan kembali behadapan dengan dera.
"tumben lom tidur?" ucap andre seramah mungkin.
"bukan urusan lo" ucapnya datar melewati dirinya begitu saja.
"nyelekittt anjirrr " gerutu gilang mendengar jawaban dera ketus, ia pun memilih menguping pembicaraan mereka, tak terdengar pembicaraan yang mereka bicaran, dan jelas mereka membicarakan seseorang bernama hasley.
BERSAMBUNG