Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

ANDERA

Rizz_kun09
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.4k
Views
Synopsis
cerita perjalan cinta seorang anak bernama andre dan dera
VIEW MORE

Chapter 1 - ANDERA PT 1

Andre kembali pindah sekolah mengikuti orang tuanya, kali ini pindah ke tempat daerah pantai. Dimana kampung halaman orang tua andre. Ia di titipkan di tempat ini karena andre sudah memasuki kelas 3 SMA dan ia di titipkan ke teman dekat orang tua andre yaitu tante rani dan om deni.

Tetapi hal itu tak berjalan mulus, om deni mempunya dua anak perempuan Andrea dan nesya. Dan andrea sendiri tak suka keberadaan andre secara langsung. Berbeda dengan nesya yang sangat welcome kepada andre.

Hubungan andre dan andrea benar seperti air dan minyak, dari sekolah maupun di rumah, suatu hari andre tidak tahu kalau ada sebuah pulau yang tidak boleh di masuki oleh siapapun, dan ketidaktahuannya membuat andrea dan andre dalam masalah besar..

Membuat jiwa mereka tertukar satu sama lain setelah, andre maupun andrea harus mencari akal untuk kembali normal kembali. semakin waktu berlalu andre dan andrea semakin nyaman dengan tubuh mereka masing-masing. bila tidak mereka akan tertukar selamanya.

Perjalanan cukup jauh dari bandara dan memakan waktu hampir 4 jam, andre yang duduk di kursi depan bersama papanya melihat sekeliling. Benar-benar sepi hanya beberapa mobil dan motor yang lewat.

"masih jauh pa?" Tanya andre terus melihat sekeliling yang ada hanya perpohonan dan jalan yang berkelak kelok.

"lumayan, satu kampong lagi sampai" mobil berbiluk ke jalan yang agak rusak karena hanya batu-batuan sebagai alasnya.

"buset si mama belum bangun dari tadi" gumam andre melihat mamanya duduk di kursi belakang.

"kecapean kali ndre," hampir 30 menit mobil pun berhenti di halaman rumah yang bisa di bilang besar, dan rumah bertingkat di banding rumah-rumah sekelilingnya. Andre pun turun sambil terus melihat-lihat.

"mama gak di bangunin pa?"

"ia bentar lagi aja"

"cakep jugaaaaa, tapi teposss" gumamnya dalam hati sambil tatapannya menjalar kearah dadanya, sadar perempuan itu di tatap dengan tatapan mesum dari andre ia langsung membuang mukanya. Andre pun masuk, sedangkan papa membangunkan mama.

"wah,, udah datang, silahkan duduk" pintanya om deni yang secara tak langsung adalah teman papanya.

"ada satu adiknya, oh ia terus kalian kapan pergi lagi?"

"gak lama lah, soalnya biasa jadwal padat langsung balik ke bandara"

"wahh cepat banget, padahal udah lama banget kita gak berbincang .. sayang banget ya",

"ini kamar kamu gimana?" Tanya om deni memperlihatkan kamarnya yang cukup luas, satu tempat tidur, lemari dan satu meja. Terlihat sederhana berbeda sekali dengan selama ini andre tinggal,

"gpp kok om segini juga" nafas gilang lega karena terdapat AC walaupun di bagi dua ruangan. Dan pasti sebelahnya kamar tuh cewek, dan adiknya. Mereka semua kembali turun karena orang tua andre tak bisa berlama-lama.

"kalau gitu papa sama mama berangkat yah," lambaian tangannya dengan tersenyum.

"njir, baru kali ini gue liat cewek kayak gitu" gumam agak kesal andre melihat tingkah cewek itu.

"ndree" ucap om deni.

"ia pa"

"yah, kamu sama dera sama-sama kurang humoris ya" gerutunya sambil menggaruk kepalanya. merasa bercandanya teralalu berlebihan padahal baru bertemu.

***​

Bau makanan sudah tercium dari kamar andre yang langsung membuatnya keroncongan. Tetapi antara gengsi dan lapar, akhirnya andre pun pura-pura ke wc untuk melihat makanan apa yang di buat.

"andre,sini makan malam, " andre tau wanita paruh di sampingnya adalah istri om deni yaitu tante rani terdengar suara langkah kaki menuruni tangga ternyata dua orang perempuan termasuk andrea turun.

"wahh sini kenalan dulu ada tamu" ajak om deni, untuk bersalaman.

"nesya, "

"dera" ucap andrea mengacuhkan jabat tangannya,

"masih ada 3 hari kamu jalan-jalan aja, hafalin daerah sini" anggukan andre merapihkan piring kotornya, ia merasa tak enak tante rani merapihkan bekas makannya.

"di giniin" dera langsung menindih tubuh nesya dan memegang kedua tangannya.

"ihh, mana mungkin, kan ada kakakku yang galakkk hahaha" tawanya sambil menggeliat berusaha melepaskan genggaman dera.

"hhuu… iah sih masih bocah harus di jagainnnnn" ledek dera tersenyum sinis ke adiknya.

"ihh aku udah mau SMA kali,, besok juga kita udah satu SMA," balas nesya tak terima ledekan dera.

"iah udah gedee dahh, udah tau goyang hahaaha" dera menjulurkan lidahnya.

"ahh, kak dera mah, kan berdua aja gak ada yang tau kok . ohh ia kak pesanan kakak kapan sampai? " ucapnya menaruh tangan dera ke dadanya dan membiarkannya di remas perlahan.

"yang apa?" dera langsung tiduran berhadapan dengan nesya.

"ihh yang berkepala dua, " rengeknya sambil meremas buah dada dera yang tak terlalu besar dari nesya.

"ohhhh buat masuk ke sinii, ya ya" jawabnya meledek sambil memasukan tangannya kedalam celana nesya.

"aahhh, ih dasar huuuuu.. ahmm" gerutunya langsung mencium bibir dera.,

"hahaah dasar geniittt" mereka pun saling berciuman satu sama lain seolah mereka sepasang kekasih, tangan mereka berdua masing-masing meremas buah dada satu sama lain. dera dan nesya pun membuka pakaiannya satu persatu, dan kembali bercumbu.

"kalau kepalanya dua kan bisa naik turun gentian harus tanpa lepas " ucap nesya menepuk pantat dera yang sedang menungging. Tangannya sambil mengeluar masukan dildo bergerigi dari vagina dera.

"ihh gak sabaran banget aahhhhh, sshhh, " jawab dera sambil mendesah merasakan dildo yang keluar masuk dari vaginanya perlahan.

"hehee, gentian ah pegell" nesya langsung posisi menungging di samping dera,

"ihh belum keluar juga," gerutu dera agak kesal karena ia hampir saja klimaks.

"ih ya udah 69 aja, aku di atas kak dera yang sekarang gantian yah" dera pun terlentang dan nesya merangkak mengangkangi kepalanya dera. Mereka pun saling menjilati vagina satu sama lain sambil mengeluarkan masukan dildo ke vaginanya.

***​

"aaahhh panas banget, udah malam belum di nyalahin juga AC nya gilaaa bener dah tuh cewek" gerutu andre sambil berjalan membuka jendela di kamarnya.

"ademmmmmmm ahhh " senyumnya sambil menikmati hembusan angin yang masuk ke dalam kamarnya.

"ah apa lagi ini bunyi berisik banget," matanya kembali tak mau terlelap dan justru rasa haus muncul, dengan langkah pelan andre keluar kamarnya, dam terdengar kamar dera baru saja tertutup.

"itu dia biang kerok yang bikin berisik" gerutunya kembali melangkah pelan menuju dapur.

"haii kak andree" sapa nesya pelan sambil melambai, andre sedikit terkejut melihat nesya ada di dapur, ia pun membalas lambaian sambil mendekatinya.

"kamu lom tidur?" tanyanya sambil duduk di depannya.

"ouhh, sama tiba-tiba haus, mau minum yang dingin" jawabnya mengarah ke dada nesya yang terlihat menonjol dari baju yang ia pakai, karena nesya memakai baju yang besar seperti daster tetapi terbuat dari bahan kaos.

"ouh, mau minum apa? Aku yang ambilin deh" jawabnya begitu semangat.

"apa ajah, asal dingin haha" nesya pun langsung menuju kulkas yang tak jauh dari meja makan. Nesya pun sedikit mengangkat kakinya mengambil sesuatu di atas kulkas yang cukup tinggi.

"gak ah, takut ndut, " jawabnya sambil terus melihat kearah andre sesekali.

"aw gatell, tranggg" gumam andre di sela-sela melahap ice creamnya dan dengan sengaja ia menjatuhkan, ia pun menoleh kearah bawah nesya, andre melihat dengan jelas nesya tak memakai bawahan. Dan kakinya di buka memperlihatkan vaginanya yang samar-samar karena tak terlalu terang di bawah meja.

"baakkk" bunyi kepala andre terbentuk bawah meja, saat berusaha tak melihat lama-lama pemandangan bagus di kolong meja.

"kakak gpp?" tanya nesya dengan wajah polos, seakan tidak tau apa yang andre lihat di bawah.

"haha gpp kok, udahan ice creamnya besok lagi" andre langsung menutupnya dan menaruh lagi di kulkas.

"hehee, oh ia kak aku duluan yah ngantuk" ucapnya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi, secara tak langsung menunjukan paha dan juga pantanya, kembali andre menelan ludahnya. Nesya pun langsung pergi menuju kamarnya sambil tertawa kecil.

"anjir beda banget kakak sama adiknya, kecil-kecil udah genit gituuu parah, " gumam andre dengan penis yang agak menegang dan terus terbayang tubuh nesya. Ia pun segera kekamarnya untuk melupakan sejenak.

***​

Andre bangun agak siang, karena masih terasa lelah di tambah selalu terbayang tubuh nesya, "haa jam 9?" matanya langsung terbuka lebar melihat jam di ponselnya.

"brak brak brak, woii bangun" teriakan serta gedoran pintu di kamarnya, andre sadar yang melakukannya adalah dera yang terlihat tak sabaran saat tak ada jawaban dari dalam kamarnya.

"tidur apa mati? Di tunggu papa gue di bawah" ucap ketus dera langsung melangkah pergi.

"iah tante, nyenyak hehe, mandi dulu ya" andre sesekali melirik kea rah meja makan yang tak terlihat sarapan satu pun, ia melangkah pergi dengan pasrah dan berpikir sarapan apa nanti dan juga perutnya langsung terasa keroncongan.

Tercium bau harum dari arah dapur, membuatnya semakin keroncongan dan ternyata tante rani sedang membuat sesuatu.

"gpp tante repotin lagi," jawabnya langsung duduk di meja makan.

"anggap aja tante sama om orang tua kamu sendiri, jadi apa-apa harus ngomong ya, " anggukan andre pelan dan langsung melahap habis nasi goreng buatan tante rani.

Rumah terlihat sangat sepi, padahal hari libur. Andre melihat ruang keluarga dan melihat wajah tante rani saat menikah tak beda jauh sama sekarang, dan mungkin tubuh nesya mengarah ke tante rani. Dan dera ke om deni.

"terus om deni kemana?"

"biasa ngurus nelayan, hasil lautnya om deni yang ngurus semua" anggukan pelan andre mengetahui pekerjaan om deni seperti tengkulak.

"tapi kemana yang lainnya sepi banget?" Tanya lagi penasaran.

"ohh dera ada di kamarnya, nesya ikut sama om deni, paling demen main di pantai" andre kembali mengangguk pelan. Dari kejahuan terdengar langkah kaki menuruni tangga.

Dera turun sambil memakai earphone di telingannya, dan berpakaian kaos lengan panjang dan celana panjang,

"deraaa" ucap tante rani. Ia pun menoleh sambil mencabut earphonenya.

"kamu mau kemana?"

"cari angin ma, jam 12an balik kok" jawabnya datar tanpa menoleh ke andre.

"ouh,, ajak andre gih ke pantai, sekalian lihat sekolah kalian" tatapannya langsung menuju kearah andre,

"yaa" jawabnya singkat sambil memakai earphonenya kembali.

"ikut aja gpp kok, sana" dengan terpaksa andre mengikuti dera dari belakang, memang benar dera lebih cantik dari adiknya nesya. Kaos yang di pakainya secara tak lansung memperlihatkan lekuk tubuhnya yang proposional.

Andre sedikit menarik anfasnya karena jalan mengarah ke pantai naik turun seperti di pegunungan di tambah ia jalan kaki mengikuti dera dari belakang tanpa sepatah kata pun.

BERSAMBUNG