"Ayo, berlutut dan memohon padaku!" teriak Norman dengan gila.
Air mata Cheyenne mengalir semakin cepat. Dia tahu bahwa Norman hanya berani memaksa Lukas untuk berlutut karena dia telah menculiknya.
"Sayang, jangan berlutut! Jangan memohon padanya! Meskipun kamu berlutut dan memohon, dia tidak akan membiarkan aku pergi!
"Sayang, jangan pedulikan aku. Cepat pergi! Lindungi dirimu sendiri dan Amelia dengan baik. Kalau tidak, meski aku mati, aku tidak akan bisa tenang!"
Cheyenne berteriak dengan putus asa saat air mata bercucuran di pipinya.
Dia tahu bahwa dia telah menjadi tumit Achilles Lucas dan sedang digunakan untuk mengancamnya. Bagaimana dia bisa melihat Lukas diancam dan dihina?
Dia pikir akan lebih baik jika dia mati saja. Setidaknya Lukas masih bisa hidup dengan baik, dan Amelia masih memiliki ayahnya untuk merawatnya.
"Diam, jalang!" Norman naik pitam dan mencekik Cheyenne supaya dia berhenti berbicara.