Setelah Albert mendengar ucapan Lukas, ekspresinya menjadi muram.
Ia tiba-tiba berteriak dengan marah kepada anak dan cucunya, "Kalian bajingan, ini semua salah kalian! Cepatlah berlutut dan minta maaf kepada Tn. Gray!"
Nick terkejut. Ia melompat dari kursi rodanya dan berlutut di lantai dengan perasaan sedih. "Saya minta maaf... Tn. Gray. Ini semua salah saya. Tolong maafkan saya!"
Anggota tubuhnya telah patah, dan sekarang ia berlutut, sehingga tidak terhindarkan bahwa ia menegang luka-lukanya. Ia merasa begitu sakit hingga tubuhnya bermandikan keringat dingin.
Namun pada saat ini, Nick tidak peduli lagi dengan rasa sakit itu. Jika ia tidak bisa menyelesaikan masalah saat ini, ia mungkin akan mati.
Clinton sangat ragu-ragu. Dia merasa sangat memalukan harus berlutut dan meminta maaf kepada seorang pemuda yang sebaya dengan anaknya.
"Kamu tunggu apa lagi? Berlututlah!" Albert menatap Clinton dan tiba-tiba menampar wajahnya.
Plak!
