Chereads / Sebuah Ucapan Selamat Tinggal / Chapter 5 - Akankah Aku Memecahkannya?

Chapter 5 - Akankah Aku Memecahkannya?

Pertanyaan terus dilontarkan oleh Bu Jess.Yang menjawab pertanyaan hanyalah aku,Amber,aku,Amber,dan 2 orang teman sekelasku.

Bu Jess lebih suka mengajarkan materi yang tidak ada dipelajaran,salah satunya materi sekarang ini,The Tudors.

Quiz dimenangkan oleh aku dengan skor 6 banding 4,sementara 2 teman sekelasku yang lain menjawab 1 pertanyaan per orang.

Seharusnya kita tidak mempelajari apa apa tentang The Tudors,sekolah menengah pertama mana yang mempelajari tentang keluarga itu?Tapi namanya juga bu Jess.Memang ciri khasnya yang suka melompat lompatkan pelajaran.Untung tidak ada yang protes.

"Baiklah quiz sudah selesai,sekarang buka buku kalian,materi kali ini tentang Sejarah Candi Borobudur."

***

"Sekarang kerjakan halaman 87 - 70,tidak ada protes." Ucap Bu Jess.Para siswa yang sudah membuka setengah mulutnya ( hendak protes ) kembali menutup mulut mereka,diam.

Soal yang dikerjakan ada sekitar 25 soal,waktu yang diperlukan sekitar 45 menit,tetapi aku biasanya mengerjakan selama 35 menit,hanya selisih sedikit.

Tetapi pada hari ini,mengejutkannya,Amber yang pertama selesai,dengan waktu hanya 27 menit.

Aku menatapnya lamat - lamat saat ia berjalan menuju meja guru,menyerahkan bukunya.Seorang Amber menjawab quiz dengan cepat dan tepat?dan sekarang ia menyelesaikan soal pertama?bagaimana bisa?

Tanpa basa - basi aku mengerjakan soal dengan lebih fokus dan cepat.Tanganku bergerak tak henti - henti,menulis.Aku akhirnya mengumpulkan buku,diikuti oleh murid murid lain sepuluh menit kemudian.

***

Bel istirahat berbunyi,aku menatap murid murid yang keluar kelas,saling mendorong dorong,ingin lebih dahulu.

Melihatnya hanya mengingatkanku pada zaman sekolah dasar,kelas 2....

Bermain lari larian,boneka,masak masakan,pulang sore.Keluar rumah untuk bermain bersama tetangga dengan rambut basah dan muka yang diselimuti bedak.

Mengingatnya menyedihkan.....

"Hey,kamu tidak istirahat?",aku menoleh.Itu adalah teman sekelasku.

"Ah iya,terimakasih",jawabku

"Aku pergi duluan ya!"

"Iya"

Aku tersenyum mengingat kenangan dahulu....eh lupakan.

Bel berdering kembali,sudah waltunya masuk kelas.Pelajaran akan dimulai,kesukaanku.

"Good afternoon",sambutan khas itu terdenger.

"Silahkan buka buku pelajaran bab 4."

Murid murid sekarang sibuk mengambil dan mencari buku mereka.Suara lembaran buku mengisi ruangan.

"Setelah mempelajari past tense,kali ini kita akan mempelajari past perfect tense."

"Past perfect tense adalah tenses yang digunakan untuk menyatakan suatu aksi telah selesai pada suatu titik dimasa lalu sebelum aksi lainnya terjadi,"Miss Christine menjelaskan.

"Rumus untuk past perfect tense sudah pasti berbeda dengan past tense.Past tense memiliki rumus 'Subject + verb 2 + object + compliment' .Sedangkan past perfect tense memiliki rumus 'Subject + had atau had not + past participle atau verb 3' .Contoh nya,"Miss Christine membuka laci lalu mengambil sebuah spidol,mulai menulis di papan tulis.

"the - bus - left - at - three -pm , ini adalah past tense.Kalau kita akan merubahnya menjadi past perfect tense maka kita harus menambah kan.....?"

"Had",ucap murid murid berbarengan.

"Ya,jadi past perfect tense dari 'the bus left at five pm' adalah the - bus - had - left - at -five -pm,sampai sini ada yang mau ditanyakan?"

Lengang,tidak ada yang menjawab.

"Tidak ada?kalau begitu tuliskan 10 contoh past perfect tense serta past tense nya.15 menit cukup?"

"Cukup....",jawab murid berbarengan.

Baiklah tugasnya cukup mudah .

***

"Kumpulkan",perintah Miss Christine.

"Baik sekarang kita akan ada reading conversation.Mulai dari absen pertama,silahkan maju."

Dibelakang sana,Amber (dengan muka paniknya) sedang sibuk mengodok - odok tas miliknya,mengeluarkan seluruh isinya . Lembaran kertas memenuhi mejanya.Ukurannya berbeda beda.Ada yang A5,A4 ,A6 dan A7.Kertas kertas tersebut ada pula yang berserakan pula dilantai saking banyaknya.

Kertasnya dipenuhi oleh tulisan tulisan.Seluruh isi kelas cukup ramai sekarang,ada yang berbincang,keluar dari bangku,ada yang duduk di pojok baca dan ada yang sibuk dengan bukunya sendiri.

Penasaran dengan kertas - kertas yang berjatuhan,aku memutuskan untuk berpura - pura berjalan sembari mengambil kertas yang berjatuhan tersebut.Ya tentu saja aku tidak akan mengambilnya dengan tanganku di depannya.Jadi,aku akan berjalan dengan mengggesekan kakiku ke lantai (tanpa mengangkat kakiku),uh...kalian mengerti tidak?

Targetku adalah kertas berukuran A7 yang jaraknya paling jauh dari bangku Amber.Aku berjalan.....perlahan...dan...Berhasil!

Aku bersusah payah menahannya agar tidak terlihat hingga akhirnya tiba dipojok baca.Aku berpura-pura mengikat tali sepatu,mengambil kertas tersebut.Aku kemudian langsung buru - buru kembali ke bangku ku.

"Apaansih gajelas banget deh kamu,baru datang langsung balik lagi." Ucap temanku yang sedang di pojok baca.

"SSA,suka suka aku." Aku menjawab.

Baru saja aku duduk dibangku,namaku dipanggil.Aku menghela napas panjang.

"Baca dari paragraf 1 sampai 4." Perintah Miss Christine.

Aku membaca judulnya dalam hati,'The Fox and The Grapes '.Ternyata sebuah cerpen.

(Terjemahannya)

"Sang Rubah dan Anggur",

"Suatu hari seekor melihat sekumpulan buah anggur yang ranum bergantungan dari pohon anggur di sepanjang cabangnya.Buah anggur itu terlihat sangat ranum,sangat lezat dan berisi penuh .Mulut sang rubah terbuka sampai mengeluarkan air liur,menatap anggur tersebut.

Buah anggur itu tergantung pada dahan yang tinggi,sang rubah harus melompat untuk mendapatkannya.

Lompatan pertama ia tidak berhasil.Sang rubah mengambil batang pohon yang berjatuhan dan berlari sambil melompat,tapi tetap tidak berhasil.Ia terus melompat,terus berusaha untuk mendapatkannya.Ia duduk menyenderkan badannya pada pohon , menatap anggur itu.Ia terdiam.

"Betapa bodohnya aku," ia mengecoh.

"waktu demi waktu,2 jam aku habiskan melompat lompat tidak jelas disini." Nada bicaranya lebih turun.

"Ternyata...hanya anggur busuk."

Ia menggelengkan kepala perlahan sambil meninggalkan pohon tersebut.Semua usahanya sia sia."

"Baik cukup,silahkan duduk kembali." Ucap Miss Christine.Aku mengangguk.

Sudah ada 3 murid yangg selesai di tes setelah aku.Sekarang murid ke 4,absen 21.Setelah itu Si Amber.Aku tidak sabar menunggunya.Eh,maksudku,aku tidak sabar melihat kegagalannya.Eh tidak,itu jahat sekali.Tapi ia memang menyebalkan.Tapi-

TRIIINGG!TRIIINGG!TRIIINGG!

Bel istirahat ke 2.

"Baiklah,tes akan dilanjutkan minggu depan.Selamat beristirahat."

"YESS!",murid murid dikelasku berseru,mengepalkan tangan.

Cih,aku bergumam kesal - tidak jadi melihat kepayahannya Si Amber.

Daripada menghabiskan waktu memikirkan Amber,lebih baik aku mengisi perutku.

Dikantin penuh,mau bagaimana lagi? Sudah 1 minggu pedagang jalanan tidak berjualan,dilarang karena program sekolah.Jadi,kantin adalah tempat teramai dijam istirahat.

Mataku menjelajahi seluruh isi kantin,mencari makanan yang aku akan beli.Burger...kentang...spaggeti...bakso- Ah! Itu dia.Aku melangkahkan kaki mendekat ke penjual bakso.

"Mang,mau 1 porsi jangan pakai sambal."

"Siap neng."

Aku duduk sambil menunggu bakso ku.Sepertinya selara siswa siswa di sekolah ini tidak terlalu bertoleransi kepada makanan tradisional.Lihatlah,dari puluhan siswa yang mengantri hanya ada 4 orang yang mengantri membeli bakso.

"Ini neng." Ucap sang penjual bakso.

"Ah iya,terimakasih." Aku memberi senyuman,ia tersenyum balik.

Aku sedang menyuap bakso sambil menatap kepadatan di sekitar ketika aku mengingat kertas A7 yang aku 'curi' dari Amber.

Aku langsung meraih saku ku.Kita lihat apa yang dia punya.Aku membacanya didalam hati berlagak seperti penyiar berita,mengunyah bakso.

Sejarah

1.Cathrine Of Arangon

2.Kanker Jantung-

Astaga!Aku hampir tersedak membacanya.Ini kunci jawaban pelajaran sejarah tadi pagi! Bagaimana ia bisa mendapatkannya? Membaca pikiran? Mencuri catatan? Atau....jalur orang dalam?

Aku terus membacanya.

3.Bloody Mary

4.Elizabeth |

5.2x

6.Edward VI

7.Cathrine Howard

8.Tower Green,London

Aku menatap kertas tersebut lamat - lamat,benar saja,ini kunci jawaban semua quiz tadi pagi.Aku menggelengkan kepala perlahan.

Tapi bagaimana ia mendapatkannya? Aku tidak punya petunjuk apa pun lagi.Tidak mungkin aku akan mengodok - odok isi tasnya kan?

"Kenapa diam begitu,neng?Apa baksonya tidak enak?" Tanya sang penjual bakso.

"Eh,tidak kok.Aku hanya...anu-".

"Oh...saya kira apa." Belom selesai,kalimatku sudah dipotong.Syukurlah,toh aku pun tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.

Aku memutuskan menghabiskan baksoku dahulu.Kertas kunci jawaban tersebut tudak aku simpan di saku kemeja seragam agar lebih aman.Aku juga siap melaporkan ini ke Miss Christine.Tapi dipikir - pikir...sepertinya lebih baik aku tutup mulut.Biar aku saja yang membereskan masalah ini sendirian.Aku teringat pada novel yang aku baca tadi pagi,sepertinya seru.Aku bisa meneliti, menginvestigasi, mencari barang bukti dan masih banyak lagi! Bagaimana jika aku menjadi detektif sungguhan? Itu cukup keren!Jadi pada saat itu aku membuat keputusan.Aku tutup mulut,menyelesaikan masalah ini sendirian,tanpa melibatkan guru ataupun siapapun itu,titik.

"Ini mang,10 ribu ya." Aku mengasongkan uang selembar.

"Oh iya neng,terimakasih ya." Jawab sang penjual bakso,mengambil uang 10 ribu dari genggamanku.

***

Lapangan sekolah yang sepi kembali ramai,sudah waktunya pulang sekolah.Pelajaran hari ini selain Sejarah dan Bahasa.Inggris ada juga Matematika dan IPA.Tidak ada jeda istirahat diantara kedua pelajaran tersebut.

Pulang sekolah - seperti biasa,aku melewati lorong - lorong yang cukup sepi.Hari ini jadwal aku piket,jadi pulang sedikit lebih telat.Rasanya aku ingin langsung saja merebahkan tubuhku dikasur.Aku berjalan dengan malas kelas - kelas yang sudah kosong.

"Ini bu,mohon kali ini diberi dengan lebih lengkap." Aku mendengar suara tegas tersebut,asalnya dari ruangan Bu Jenia,yang hanya berjarak 3 meter dari tempat aku berdiri sekarang.

"Maaf,tapi untuk pelajaran B.Inggris sepertinya tidak bisa.Miss Christine itu sangat tertutup dan paling cepat pulang,jadi susah untuk mencarinya." Terdengar suara Bu Jenia.

Aku mengintip dari belakang pintu.Ya Tuhan!Aku melihat Amber yang berdiri tepat di depan meja Bu Jenia.Dan disebelahnya....wanita yang kemarin aku lihat!