DORR DORR
"Wahh Jeon Jungkook!. Tembakanmu makin hari makin hebat saja ya!." Puji Jin
"Hehe ini karena bantuan hyung." Jungkook mengelap keringatnya dan membuka handphone, seketika pandangannya jadi sendu
Jin yang bingung menengok ke handphone Jungkook, yaitu wallpaper Areum yang tengah memegang piala
"Wahh itu Areum?. Dia menang kompetisi apa?." Tanya Jin
"Ah dia menang lomba panah dua tahun lalu."
"Haha dia hebat sekali!."
"Iya, lebih hebat dariku."
Jin mengulum bibirnya bingung harus bicara apa
"Aku merindukannya. Apa dia juga?." Tanya Jungkook tiba-tiba
"Tentu saja. Dia adikmu. Sedingin apapun dia, pasti dia sayang padamu karena kau satu-satunya keluarganya kini." Jawab Jin. Jungkook mengangguk
"Kau tenang saja. Dia baik'saja. Selain teman kita yang lain, 00Line juga bersamanya kini. Ah mungkin Flames ME juga?."
"Kurasa tidak. Mereka tidak tau aku punya adik. Kecuali beberapa anggota 00Line yang merupakan anggota Flames ME. Tapi aku tau mereka bisa dipercaya."
Jin mengangguk lalu menepuk pundak Jungkook dan pergi keluar. Jungkook menatap foto adiknya yang tersenyum ceria itu
~•~
"Kak, aku tak suka ikat kepala ini." Komen Jungwon dengan mulut dimajukan. Taehyun mengernyit aneh
"Namanya headband, sayang. Sini biar ku pakaikan lensa mata."
Entah cemburu atau bagaimana, Taehyun bangkit dengan menghempaskan kakinya keras lalu berjalan keluar salon membuat Areum dan Jungwon berkedip bingung
"Kenapa kau?." Tanya Jaemin ketika Taehyun duduk disebelahnya sambil menghela nafas gusar
"Tidak. Aku kesal karena perempuan itu ikut campur. Dia memang sepupu kami, tapi kemana saja dia selama ini?. Ketika kakaknya hilang dia tiba-tiba muncul." Ujar Taehyun. Jaemin tersenyum
"Dia pernah bilang kalau keluargamu adalah keluarga sepupu yang paling dekat diantara yang lain?." Taehyun mengangguk
"Dulu, kakaknya lah yang menjaga keluargamu."
"Apa?."
"Ketika ibumu masih ada, Jungkook selalu merawat laboratorium nya yang ada di bawah tanah. Kalau gak ada dia, ibumu akan mati kebosanan." Ujar Jaemin membuat Taehyun kesal, tapi sebelum itu ia terdiam
"Dari dulu Areum ingin membantu kakaknya, tapi dia tau kalau dirinya tak begitu paham dengan dunia gelap. Karena dia gadis baik." Jaemin menunjukkan handphonenya. Taehyun terbelalak
"Dia tau kalau sekarang adalah gilirannya. Datangi dia, berterimakasih lah."
Taehyun langsung berlari cepat ke salon dengan mata berair
"Noona!." Taehyun melihat Jungwon yang menangis dipelukan Areum dan juga layar tv yang menayangkan berita
"Nyonya Jeon Jihan atau Ahn Jihan ditangkap atas penggelapan dana suaminya sendiri, penganiayaan dan pelecehan terhadap anak tirinya sendiri, serta penipuan turis. Diketahui dia menikahi pak Jeon Wonjin hanya untuk memanfaatkan kekayaannya. Dan disaat itu juga pak Jeon Wonjin mengajukan permohonan cerai."
Taehyun tersentak mendapat senyuman manis Areum yang baru ia lihat kali ini
"Kemarilah." Areum merentangkan tangan kanannya, sementara tangan kirinya masih merangkul Jungwon
Taehyun mengusap matanya lalu berlari memeluk Areum. Mereka berdua menangis sebagai bentuk terimakasih mereka
"Aigoo, adik-adik ku." Areum mengecup kepala mereka berdua tanpa peduli tatapan haru para pelayan salon
Jaemin tersenyum melihat itu
'Ya. Dia gadis baik'
~•~
"Ah tuan muda sudah pulang?. Tuan besar sudah menunggu."
"Ah bu Jung. Ayah di rumah?." Bu Jung mengangguk
"Panggil paman ke bawah. Anaknya baru pulang sekolah masa gak disambut sih." Ujar Areum seraya memakan kacang disana bersama Jaemin
Bu Jung membungkuk lalu pergi ke lantai dua. Tak lama kemudian terdengar suara sepatu pantofel yang turun dari tangga
"Areum, itu kau?." Areum mengangkat alisnya sebagai jawaban
Wonjin mendekat lalu memeluk Areum penuh rindu
"Kau sudah sebesar ini, kenapa jarang sekali mampir?."
"Kau tau alasanku." Wonjin mengikuti lirikan AREUM ke kedua anaknya
"Kalian sudah pulang?. Baru jam berapa ini?. Dan Jungwon, headband itu terlihat cocok denganmu." Ujar Wonjin. Jungwon tersenyum malu
"Ah dan ini temanku-."
"Na Jaemin. Aku mengenal baik ayahmu. Sekarang kau jadi sangat tampan ya, padahal dulu kau gemuk dan pemalu. Hari-hari nya hanya menatap laptop. Hahaha!." Ujar Wonjin. Jaemin tersenyum kesal
"Yahh, kalau gak ku datangi mana bisa setampan ini dia." Jaemin melirik kesal
Taehyun dan Jungwon saling tatap bingung. Beberapa pelayan datang dan menaruh makanan. Jaemin menatap binar sushi-sushi mahal itu
"Ahh, jadi kau yang memasukkan is- maksudku mantan istriku ke penjara?." Areum mengangguk seraya mengunyah sushinya
"Rencananya aku mau membawa dua curut ini ke mansion ku yang sangat sepi. Tapi yang ada dia malah makin jadi." Wonjin mengangguk
"Terimakasih."
Areum menggeleng
"Ah ya, kakakmu belum ditemukan?." Tangan Areum berhenti
Wonjin bingung mendapat tatapan maut kedua putranya dan juga Jaemin. Areum menaruh sumpitnya lalu mengambil sebuah dokumen dari tasnya
"Temanku menganalisis sinyal terakhir kak Jungkook. Dan seperti yang kuduga, dia masih hidup." Areum menyerahkan dokumen itu
"Teman?. Jisu?." Tebak Jaemin. Areum mengangguk
"Yahh, aku juga berpikir tak mungkin dia mati semudah itu. Sebentar biar kubaca. Direkayasa?. Apa maksudmu?." Tanya Wonjin
Areum melirik datar bu Jung yang ada disana. Bu Jung yang paham langsung pamit pergi
"Ada alasan lain aku mengunjungi SMA Cheongsam. Jisu memberikan rekaman setengah jam sebelum mobil kak Jungkook tergelincir." Areum menyalakan laptopnya dan memutar video tersebut
Semuanya tercengang
"Itu seragam-." Taehyun terhenti
"Sekolah kalian. Tapi aku tak menemukannya. Kukira anak-anak yang membully Jungwon, rupanya bukan."
"Aku tau dia siapa."
Semuanya menengok
"Teman kelasku yang dari Jepang. Jo."
To Be Continue…