Chereads / Avalon Multiverse. / Chapter 2 - Chapter 1 : Pergi ke pilar.

Chapter 2 - Chapter 1 : Pergi ke pilar.

"Uh! Padahal aku tidak ingin ikut, tapi kenapa semua murid diwajibkan untuk kesana. Padahal tidak ada yang spesial dari diriku, aneh. Yasudahlah, aku ingin melihat keberuntunganku, walaupun aku hanya memiliki sihir es. Tidak apa." Gumam Arthur dengan ekspresi lesu sembari melihat langit.

"Semuanya, ambil posisi, kita akan berteleportasi ke pilar para pendahulu dengan lebih cepat." Ucap salah satu wanita yang menjadi pembimbing sekaligus guru bagi para murid yang ada disana.

Perapalan mantra yang tidak begitu lama, kurang dari 3 detik mereka sudah sampai ke pilar para pendahulu.

"Tujuan kalian dibawa kesini untuk mendapatkan kekuatan tambahan dari leluhur dan menjadi penerus dari kekuatan yang sudah diwariskan kekalian, kalian diwajibkan masuk kepilar yang mempunyai hubungan dengan kekuatan kalian. Semisalnya, kalian memiliki sihir es, silahkan masuk kepilar es. Begitu juga dengan yang lainnya." Ucap guru tersebut yang membimbing murid-muridnya dengan sangat baik.

Arthur dengan ketiga kawannya langsung masuk ke pilar es, mereka terkesima dengan keindahan dari pilar tersebut karena dipenuhi es yang mengkilat layaknya kristal.

Lalu, munculah orang dengan sayap es yang merupakan penyihir es terkuat yang akan mewariskan kekuatannya.

"Jadi, kalian berempat pengguna sihir es?" Tanya orang tersebut.

"Iya." Keempatnya menjawab pertanyaan itu dengan spontan.

"Bagus!'

"Sayangnya, hanya akan ada satu orang yang terpilih untuk menjadi penerusku. Berbanggalah jika salah satu diantara kalian menjadi penerusku." Ucap orang tersebut dengan senyum tipisnya.

Ketiga temannya, langsung menatap Arthur dengan tatapan sinis dan senyum tipis. Seolah-olah mereka meremehkan Arthur, karena pengguna sihir es yang paling lemah diantara mereka semua.

Orang itu langsung melihat kearah mereka berempat dengan teliti sembari menganalisis kekuatan es dari mereka berempat. Dia kaget, setelah melihat dan menganalisis kemampuan Arthur.

"Anak ini seharusnya yang paling lemah diantara mereka semua, kan. tapi kenapa dia sudah memiliki aura sihir yang dimana bisa didapati kalau sudah menguasai sihir es sepenuhnya, terlebih lagi sihirnya tidak stabil, sepertinya dia sedang menahan sihirnya. Anak ini, menarik!!" Gumam orang tersebut dengan senyumannya sembari melihat Arthur dan dengan sekejap langsung berada dihadapan Arthur.

Mereka terkejut, karena penyihir itu tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Dan membuat mereka tidak bisa bereaksi. Lalu, Arthur yang berhadapan dengan orang tersebut merasakan kalau esnya mulai tidak stabil dan aktif secara sendiri, hal ini membuat orang tersebut semakin tertarik dengan Arthur karena mengalami kondisi yang begitu langka terlebih lagi sihirnya aktif tanpa kehendak Arthur. Ketiga temannya, panik akan hal itu dan ingin menyerang Arthur karena sihirnya yang mulai aktif dan membekukan sekitar, tetapi hal itu dicegat oleh sang penyihir.

"Ini dia! Kondisi seperti ini yang sangat cocok menjadi pewarisku, walaupun memiliki energi sihir yang sangat besar dia tetap hidup dan menahannya sedari awal. Terlebih lagi, dia tidak perlu merapalkan mantra untuk meng-aktifkannya." Ucap penyihir tersebut yang kegirangan sembari menatap Arthur dengan mata penuh harapan.

Ketiga temannya yang melihat penyihir tersebut menatap Arthur dengan sangat antusias mulai ragu, karena bukan mereka yang dipilih melainkan Arthur. Hal ini membuat mereka menatap Arthur dengan tatapan iri sekaligus membenci.

Secara tidak langsung, penyihir tersebut sadar dengan emosi dari ketiga orang itu dan dia menatap mereka sembari tersenyum tipis. Hal ini membuat mereka menjadi sedikit takut. Dan mengurungkan niat buruk mereka.

"Apa-apaan ini, sihirku mulai tidak stabil, energynya meluap-luap. Sial. Kenapa orang ini tetap tenang walaupun kondisiku sudah seperti ini?" Gumam Arthur sembari kesakitan menahan energy sihirnya yang meluap-luap.

"Tenanglah, ini kondisi yang langka. Tidak perlu panik, kau harus tenang agar bisa mengstabilkan kembali energy sihirmu yang meluap-luap itu." Ucap penyihir itu dengan menyuhur Arthur untuk tenang agar sihirnya stabil. "Aku akan menjadikan mu sebagai penerusku, karena kau yang paling layak daripada yang lainnya." Gumam penyihir itu ke Arthur yang mulai menenangkan dirinya agar mengstabilkan kembali energynya.

"A-apa! Kau serius? Bocah sepertiku menjadi penerusmu? Jangan bercanda!" Jawab Arthur dengan ekspresi tidak percaya karena penyihir itu ingin menjadikan Arthur sebagai penerusnya.

"Kau memiliki bakat, tetapi bakat itu harus tertutupi oleh kondisimu saat ini yang tidak bisa menahan energy sihirmu yang meluap. Kalau kau bisa mengendalikannya, kau pasti akan lebih kuat, bahkan melebihi kekuatanku. Maka dari itu aku memilihmu." Gumam penyihir tersebut dengan senyum tipisnya.

Lalu, penyihir itu dan Arthur menghilang begitu saja dari hadapan ketiga temannya. Ini membuat mereka bingung, mereka tau kalau yang dipilih adalah Arthur, hal ini menimbulkan rasa iri dan benci yang begitu kuat sampai-sampai mereka ingin menjebak Arthur dan mengambil kekuatan yang sudah diterimanya.

"Dimana, kita?" Tanya Arthur yang masih menganalisa situasi dan tempat.

"Ini adalah ruangku, ruang yang lepas dari alam semesta. Ini adalah keunikan penyihir es, mereka bisa membuat ruang sendiri yang bahkan tidak bisa dicapai oleh dewa." Jawab penyihir itu dengan tenang. "Aku adalah kecacatan dunia, aku tinggal disini karena dewa pasti tidak akan bisa menjangkau ku. Yang ada dipilar itu hanya kloninganku, dia masih terikat aturan dan sistem dunia, jadi tidak akan dihancurkan oleh dewa. Berbeda dengan diriku, yang merupakan kecacatan dunia, sudah sepenuhnya terlepas dari aturan dan sistem yang diciptakan dunia ini." Gumam penyihir itu kepada Arthur.

"Kau dikatakan setara dengan dewa, kenapa tidak melawannya saja?" Tanya Arthur.

"Memang benar, aku bisa melawan para dewa, tapi itu dulu tidak dengan yang sekarang. Dewa bisa menunjuk siapapun untuk menjadi penerusnya ketika dewa sudah bosan menjadi penjaga tatanan dunia. Aku bisa bertarung imbang melawan dewa terdahulu, tetapi berbeda dengan dewa yang sekarang, dia terlampau kuat. Makanya aku mengasingkan diri keruang ini." Jawab penyihir itu dengan raut wajah sedih karena dirinya sudah tidak bisa lagi tinggal didunia. "Kau akan menjadi sepertiku juga, kau akan menjadi kecacatan dunia. Tidak, sedari awal kau adalah kecacatan dunia itu sendiri, kau dilindungi oleh energy sihir yang membuatmu seolah-olah mengikuti aturan dan sistem dunia. Padahal tidak, aku menyarankan mu untuk pergi setelah mewarisi kekuatan ini." Gumam penyihir tersebut kepada Arthur.

"A–apa? Aku merupakan kecacatan dunia?! Jadi, ini alasan energy ku sering aktif tanpa keinginan ku. Demi melindungiku, agar tidak menjadi incaran dewa, sial. Aku malah membenci sihirku tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi." Gumam Arthur dengan terkejut sekaligus raut wajah yang cukup sedih. "Terimakasih, sudah melindungi ku dari para dewa." Ucap Arthur dengan wajah sedihnya.

Melihat Arthur, membuat penyihir itu tersenyum dan semakin bersemangat untuk mewariskan kekuatannya.

"Sebelum aku mewariskan kekuatanku, aku akan menjelaskan apa yang Kutau tentang dunia dan sihir. Berhubung, untuk membuatmu semakin tau dan bisa memaksimalkan potensimu." Ucap penyihir tersebut. "Pertama, aturan dan sistem. Aturan merupakan hukum yang diterapkan oleh realitas agar bisa berfungsi secara maksimal, semua yang diatur oleh dunia ini merupakan hukum yang mendasari kebenaran dan fakta. Semua itu diatur oleh hukum dan itulah kenapa hukum diciptakan oleh realitas, agar realitas dapat berfungsi secara penuh. Kedua, sistem. Merupakan sebuah hubungan antara proses dan peristiwa, peristiwa sendiri adalah hasil dari proses yang kita buat. Peristiwa merupakan kejadian yang terjadi dimasa depan. Sistem sendiri mengatur proses dan peristiwa yang ada didunia, termasuk kejadian-kejadian yang ada didunia. Jika aturan hilang, maka sistem tidak akan berfungsi karena aturan yang mengatur sistem." Ucap sang penyihir yang menjelaskan semuanya secara detail dan efisien.

Setelah mendengar semua itu, Arthur terdiam untuk sementara. "Begitu ya, aku paham." Jawab Arthur yang sudah mengerti tentang aturan dan sistem.

"Masih belum, ada yang ingin aku beritahu lagi. Core, ya core, merupakan inti dari setiap penyihir, energy sihir dialirkan melalui core. Bukan energy sihir saja, energy kehidupan juga berasal dari core, core itu menciptakan pikiran dan jiwa jadi bukan sekedar energy kehidupan, tetapi menciptakan pikiran dan jiwa yang dimana pikiran membuat kita bisa berpikir dan memiliki emosi serta dengan memiliki pikiran membuat kita bisa melakukan sesuatu, sedangkan jiwa membuat kita memiliki kesadaran dan jiwa mengatur kesadaran dari setiap individu. Dan membuat individu memiliki aspek psikologis dan spiritual. Core setiap individu itu berbeda, ada yang bisa bertahan walaupun corenya dihancurkan, ada yang bisa meregenerasi corenya, bahkan ada yang mati setelah corenya hancur. Maka dari itu, jagalah coremu saat bertarung. Apalagi melawan penyihir yang mampu menghilangkan energy, kalau sekedar energy sihir yang dihilangkan tidak akan mempengaruhi core, tetapi kalau sampai memberikan efek ke core, sudah dipastikan mati." Ucap penyihir tersebut yang memberikan penjelasan panjang lebar kepada Arthur.

"Begitu ya, core merupakan inti dari setiap individu agar bisa hidup dan menggunakan sihirnya. Itu artinya, aku harus menjaga coreku saat bertarung. Aku paham!" Jawab Arthur dengan antusias.

Mendengar itu, penyihir langsung tersenyum gembira. Dan langsung memulai proses pewarisan. Dia menyuruh Arthur untuk tetap diam, dia akan melakukannya dengan kekuatan penuh.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya penyihir itu yang sudah mewariskan kekuatannya.

"Aku sudah tidak merasakan dingin terhadap kekuatan es ku, energy ku seperti stabil dan tidak meluap-luap, aku bisa mengendalikannya!" Jawab Arthur dengan ekspresi yang sangat senang.

"Begitu ya, itu adalah immunitas. Itu hal yang wajar bagi para pewaris, mereka sepenuhnya kebal terhadap efek samping dari sihir mereka. Konsekuensi sihir eslah yang paling berbahaya, jika digunakan terus menerus bisa membuat penggunanya membeku dan semua yang ada dalam dirinya juga ikut berhenti berfungsi. Bahkan bisa membekukan core, tapi hal itu jarang terjadi. Berbanggalah!" Gumam penyihir itu dengan senyumannya. "Tidak hanya itu, kau mendapatkan peningkatan kekuatan. kau diberkahi aura, aura raja es, belajarlah untuk membuat Medan es, ini akan berguna saat bertarung satu lawan satu maupun melawan banyak musuh. Auramu meluap-luap, tahan auramu." Ucap penyihir tersebut.

"Eh? Tahan? Itu bisa dinonaktifkan?" Tanya Arthur dengan kebingungan terhadap kondisinya.

"Tidak bisa, aura sihir itu akan terus aktif di manapun dan kapanpun. Hanya bisa ditahan, dan dilemahkan dampak auranya, agar tidak membuat orang lain terluka. Kemampuan dari aura sihir itu berbeda-beda, ada aura yang bisa membunuh orang dengan instan, ada juga aura yang bisa membakar lawannya. Untuk auramu, sepertinya banyak kemampuan didalamnya, aku tidak tau kemampuannya maka dari itu caritau sendiri." Jawab penyihir itu.

"Baiklah, aku akan menahan dan menetralisir dampaknya." Ucap Arthur.

"Oh ya, karena energy sihir mu sudah stabil, dunia akan tau kalau kau merupakan kecacatan dunia. Maka dari itu, pergilah dari dunia ini, didunia ini kau akan diincar oleh dewa, tetapi tidak dengan dunia lain. Walaupun kau seorang kecacatan, kalau bukan berasal dari dunia itu maka kau akan aman. Kau harus bisa menjelajahi Avalon dan mendapatkan teman beserta pengalaman, untuk membuatmu semakin kuat. Aku telah hidup lebih dari 500.000 tahun, kau juga akan sama sepertiku, tidak bisa menua sampai kapanpun." Ucap penyihir tersebut dengan panjang lebar.

Melihat itu, Arthur terkejut karena tubuh penyihir itu tiba-tiba membeku. "A–apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?" Tanya Arthur dengan panik.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, aku sengaja melakukan ini. Aku ingin mati, karena aku merupakan mahluk yang abadi aku tidak bisa mati, tapi setelah mewariskan kekuatanku akhirnya keinginan ku bisa diwujudkan. Arthur, hiduplah dengan bebas!" Jawab penyihir tersebut yang mulai membeku dan tersenyum, sebelum akhirnya tubuhnya hancur.

Arthur hanya terdiam dengan eskpresi sedih. "Sekarang dunia tau kalau aku kecacatan dunia, itu artinya aku tidak bisa tinggal didunia ini lagi. Aku harus pergi, sebelum pergi aku akan meninggalkan surat terlebih dahulu." Gumam Arthur yang sebentar lagi pergi dari dunia ini.

"Baik semuanya, apakah kalian berhasil mewarisi kekuatan penyihir terdahulu?" Tanya guru yang menjadi pembimbing mereka.

Para murid menjawab dengan antusias, ada juga yang sedih karena tidak berhasil menjadi penerus. Disisi lain, ketiga teman Arthur yang ingin berbuat jahat seketika pucat karena Arthur tidak kembali. Hal ini juga disadari oleh guru tersebut, sesaat akan mencari Arthur sebuah kertas muncul dari langit tepat kearahnya, saat dibuka dia terkejut karena Arthur menyatakan dirinya akan pergi kedunia lain.

"Semuanya, tidak perlu khawatir soal Arthur. Dia baik-baik saja." Gumam guru tersebut yang menyembunyikan ekspresi sedihnya karena kepergian salah satu muridnya. "Arthur, semoga kau baik-baik saja didunia luar." Ucap sang guru yang berdoa demi keselamatan Arthur.