Leddyna khan seorang wanita karir dari zaman modern memiliki wajah cantik yang mulus, kulit putih, rambut yang panjang hitam sehitam arang, pupil mata berwarna hitam, tubuh ramping yang mungil dan memakai pakaian formal pegawai kantoran. Ia adalah seorang sekretaris pribadi presiden direktur di perusahaan terbesar di negara nya. saat diperjalanan pulang ia mengalami kecelakaan tragis tertabrak truk beras di tengah jalan raya.
Leddyna Kahn terkejut melihat wajah asing di depannya, yang ia tahu bahwa ia kecelakaan tertabrak mobil setelah ia pulang bekerja. Leddyna terus memandangi wajah cantik yang terpantul di cermin ia bingung sambil memiringkan kepala nya, "apakah ini aku? Tanya Leddyna "Cantik sekali!".
Tiba tiba saja ia mendengar suara orang asing yang mengajaknya berbicara.
"anda sudah sadar, Yang Mulia ?"tanya orang tersebut kepada nya sambil membawa makanan untuk nya.
Ia kebingungan melihat penampilan nya "kenapa dia memakai seragam pelayan"tanya batin Leddyna. Ia bergegas jalan menuju orang tersebut sambil bertanya "maaf, ini dimana ya?" tanya Leddyna
Orang tersebut bingung dengan Leddyna "Yang Mulia, tolong jangan bercanda" jawab Pelayan tersebut.Orang itu justru makin membuat Leddyna tambah kebingungan "hah? Siapa yang bercanda? Aku serius"
Kali ini orang tersebut menjawab pertanyaan Leddyna dengan lembut "Yang Mulia... ini adalah negara yang Yang Mulia pimpin, 'KEKAISARAN DELONIX REGIA yang di pimpin oleh Yang Mulia sendiri, kaisar wanita pertama 'Kaisar Agniasri de delonix regia' Kaisar kami yang terhebat yaitu anda sendiri Yang Mulia".
Seketika Leddyna terkejut diam membeku karena ia menyadari bahwa ia telah merasuki tubuh si antagonis dalam novel ' Cinta Tanpa Dikatakan' yang selama ini ia baca.
Kini ia tahu bahwa identitas nya sekarang bukanlah menjadi Leddyna Kahn lagi, kini ia memiliki identitas sang tokoh antagonis yaitu kaisar Agniasri de delonix regia. "Kali ini, di kehidupan ini aku harus bisa bertahan hidup!" Kata batin Agniasri dengan tekad yang kuat.
#note : Leddyna bukanlah lagi Leddyna tapi Agniasri.
Seraya duduk di kursi yang ada didepan nya Agniasri memegang kepala nya dengan tenang dan memikirkan bagaimana ia akan bisa bertahan hidup di kehidupannya yang kedua ini, lalu orang tersebut khawatir akan kesehatan Agniasri orang itu tidak tahu harus berbuat apa. Dengan posisi duduk yang berantakan dan suasana ruangan yang hening justru membuat Agniasri semakin frustasi, meskipun tanpa riasan yang menor wajah Agniasri tetap lah cantik karena dari awal wajah Agniasri memanglah cantik.
Dalam novel 'Cinta Tanpa Dikatakan' wajah Agniasri tergambar jelas di dalam kisah hidup nya, Agniasri memiliki wajah putih mulus, matanya yang indah berwarna biru sebiru laut, tubuh ramping namun berisi, dan rambut pirang sekilau emas.
Agniasri tahu akhir hidup sang antagonis memanglah sangat mengenaskan, untuk menghindari alur tersebut Agniasri tidak boleh sampai jatuh cinta kepada sang tokoh utama pria. Kini pikiran Agniasri sudah tenang, kini yang harus ia lakukan adalah menjalani hidup dan menikmati semua kekayaan yang ia punya tanpa memikirkan apa yang harus ia lakukan jika ia langsung berhadapan dengan sang tokoh utama pria.
"maaf dharma, sepertinya saya telah kehilangan ingatan saya" ungkap Agniasri
Karena khawatir akan kondisi Agniasri, Dharma bergegas pergi dari hadapan Agniasri untuk menemui dokter.
"Kalau begitu saya akan segera memanggil dokter"
Menyadari tindakan Dharma, Agniasri langsung menghentikan Dharma dengan dalih tidak mau membuat semua orang khawatir "Dharma, jangan! Jangan panggil dokter, aku tidak mau sampai membuat semua orang disini khawatir" perintah Agniasri
"Baiklah Yang Mulia" jawab dharma
Agniasri tahu bahwa didalam novel 'CINTA Tanpa Dikatakan' Agniasri adalah Kaisar dari negara yang besar, Kaisar Agniasri memiliki satu anak dari pernikahan sebelumnya dengan 'Marquees Peony' yang bernama Azalea peony de Delonix Regia. Begitu juga dengan sang tokoh utama pria, sang tokoh utama pria adalah raja dari negara besar setelah 'Kekaisaran Delonix Regia' yaitu 'Kerajaan Coelogyne Asperata' yang dipimpin oleh sang tokoh utama pria bernama Raja Nareswara De Coelogyne Asperata.
Raja Arjuna juga memiliki seorang anak dari pernikahan sebelumnya dengan mendiang Ratu Kenanga yang mereka berinama 'Aksaka Abimanyu De Coelogyne Asperata. Setelah 6 tahun mendiang Ratu Kenanga meninggal dunia, Raja Arjuna menikah lagi dengan si antagonis wanita untuk menghindari pernikahan politik. Sama seperti itu Kaisar Agniasri berniat menerima lamaran pernikahan Raja Arjuna untuk menghindari pernikahan politik juga.
Setelah memikirkan itu semua, tiba tiba saja terdengar suara perut keroncongan "nona Dharma, sepertinya saya lapar, apakah ada makanan?" tanya Agniasri
"Ini Yang Mulia, saya telah menyiapkan makanan yang enak untuk Yang Mulia" jawab dharma
"Terimakasih"
"Ugh!, tidak enak sekali!" Batin Agniasri
Agniasri merasa tidak enak badan setelah makan masakan itu "nona Dharma, seperti nya saya tidak lapar"
"Yang Mulia, tolong bicara dengan santai saja dengan saya. Begitu juga dengan orang yang posisi nya lebih rendah dari anda seharusnya anda juga terbiasalah bicara informal ya..." pinta Dharma
"Baiklah"
"Dan juga tadi anda bilang anda lapar, kenapa sekarang mendadak kenyang?" tanya Dharma "Anda harus makan Yang Mulia" pinta Dharma pelayan pribadi Agniasri
"Aku mau makan makanan yang lain" pinta Agniasri
"Baiklah, akan saya siapkan"
Kini urusan dharma dengan Agniasri telah selesai, Dharma pun bergegas meninggal kan Agniasri. Sebelum Dharma pergi Agniasri meminta tolong kepada Dharma untuk segera menyiapkan bahan untuk memasak.
"Dharma tunggu! Dharma segera siapkan bahan masakan!". Pinta Agniasri
"Untuk apa Yang Mulia?" tanya Dharma
"Sudah! Lakukan saja!"
"Baik, akan saya siapkan" jawab dharma dengan posisi kepala menunduk hormat pada Agniasri
Agniasri bersiap siap untuk memasak makanan yang enak untuk putrinya, lalu tiba tiba saja sang koki dapur datang terkejut sambil menghentikan Agniasri "Yang Mulia jangan! Apa yang sedang lakukan? Biar saya saja yang memasak" ujar sang koki
Raut wajah koki panik dan khawatir, melihat sang koki dapur Agniasri memberi tahu niat baik nya dengan lembut "tidak apa, biar aku saja yang memasak hari ini" pinta Agniasri dengan lembut
"Kau tidak perlu khawatir koki, aku baik baik saja" jawab Agniasri
"Baiklah"
Setelah persiapan yang matang Agniasri pun mulai menyiapkan bahan dan mulai memasak, lalu putri Azalea datang menghampiri Agniasri, "ibu, rupanya ibu ada disini" ucap putri Azalea seraya menghela nafas.
Melihat tampilan ibunya Putri Azalea kebingungan sambil bertanya "apa yang sedang ibu lakukan?" tanya Putri Azalea
"Lagi memasak makanan yang enak untuk kita makan nanti, ayo kita masak bersama! Makin ramai semakin seru!" Jawab Agniasri sambil tersenyum didepan putri nya
"Ayo!" Ajak putri Azalea dengan raut wajah gembira
Agniasri senang karena sekarang ia sudah tidak sendirian lagi, kini ia dikelilingi oleh orang orang tersayang Ia tersenyum bahagia karena bisa melihat putri Azalea. Ia terus memandang ke arah putri nya Agniasri dan berkata didalam hatinya "meskipun Azalea bukan darah daging ku, akan aku beri kasih sayang yang melimpah seperti anak ku sendiri, ku anggap dia seperti darah daging ku sendiri " batin Agniasri didalam hatinya
Selesai memasak Agniasri dan Azalea pergi sambil membawa makanan yang sudah siap menuju ke meja makan.
"Ibu, coba cicipi ini! Ini Azalea sendiri yang memasak nya!" ungkap putri Azalea
"Hmmmm...enak sekali masakan putri ibu" puji Agniasri
"Terimakasih" ucap Azalea
Agniasri bersyukur karena ia kini telah bersama keluarga kecilnya Ia bahagia karena bisa memiliki seorang putri yang cantik dan menggemaskan.
"Ibu, ibu apa benar hilang ingatan?" tanya Putri Adiwidya "apa ibu ingat saya?" tanya Putri Azalea dengan nada sedih
Mendengar kata itu membuat hati Agniasri sakit tersayat sayat meskipun begitu Agniasri tidak mau membohongi sang putri "memang benar, meskipun begitu ibu tetap ingat kamu kok walaupun sedikit" jawab Agniasri dengan lembut
Didalam hatinya Agniasri sangat bahagia dan sedikit merasa bersalah kepada Azalea, ia takut Azalea membencinya setelah ia tahu bahwa ia bukanlah Agniasri yang asli.
"Bolehkah aku merasakan sedikit kebahagiaan ini?" tanya batin Agniasri
"tapi aku takut kehilangan Adiwidya setelah ia tahu bahwa aku bukanlah Kaisar Agniasri yang asli ibunya"
Melihat sang ibu terus melamun membuat Azalea khawatir sambil berkata "ibu, ibu baik baik saja? " tanya Azalea kepada Agniasri
Agniasri tahu sebentar lagi adalah hari ulang tahun sang putri Azalea sekaligus debutante putri Azalea di kekaisaran ini.
Dengan lembut Agniasri bertanya kepada sang putri "Putri ku, besok adalah hari ulang tahun mu di hari ulang tahun mu besok kamu mau hadiah apa dari ibu? " tanya Agniasri
Mendengar itu putri Azalea tidak segan segan mengatakan keinginan nya yang sebenarnya kepada Agniasri "ibu, apakah Azalea boleh jujur? " tanya Azalea "sebenarnya saya telah bertemu dengan seorang anak misterius tadi malam"
"siapa anak itu?" tanya Agniasri penasaran
"entahlah, Azalea sendiri juga tidak tahu. Dia bilang katanya di kota paman ada sebuah toko buku yang ceritanya katanya seru dan asyik, ibu sebenarnya dihari ulang tahun saya besok saya ingin ibu membeli kan saya beberapa buku cerita disana" jawab Azalea
Ternyata Azalea suka sekali sama buku" batin Agniasri
"baiklah" kata Agniasri sambil menganggukkan kepala
"ibu, sebelum itu apakah ibu mau menemani saya kesana malam ini? " pinta Azalea
Agniasri senang karena Azalea mulai sedikit terbuka padanya, di cerita novel aslinya sang putri Azalea memiliki tubuh kecil yang sedikit berisi, pupil mata berwarna biru laut, dan rambut pirang sekilau emas. Di Novel aslinya di jelaskan bahwa Azalea takut kepada Agniasri semenjak kematian mendiang suaminya marquees peony Agniasri sering sekali marah dan emosi kepada siapapun itu walaupun kepada putrinya sendiri.
Meskipun besok adalah hari ulang tahun sang putri Azalea, Agniasri tidaklah lupa bahwa di cerita novel aslinya besok adalah hari dimana sang tokoh antagonis pertama kali bertemu dengan sang tokoh utama pria di aula pesta kekaisaran. Setelah sang antagonis dan sang tokoh utama pria bertemu di aula pesta sang tokoh utama pria menawarkan sedikit keuntungan kepada Agniasri sang antagonis yaitu tawaran menikah kontrak selama setahun. Di cerita novel aslinya sang antagonis tanpa pikir panjang menerima tawaran tersebut sampai ia terjebak oleh sang tokoh utama pria, karena perbuatan jahatnya Agniasri kepada sang tokoh utama wanita Agniasri kena hukuman mati dan putri Azalea diasingkan ke daerah terpencil dan tidak mendapatkan hak dan keadilan sedikit pun.
"ibu, kenapa? " tanya Azalea "apakah masakan Azalea tidak enak dilidah ibu?"
Agniasri tersenyum "tidak kok, ini enak sekali. Terimakasih sayang! " jawab Agniasri sambil tersenyum bahagia
Mendengar jawaban sang ibu Tuan Putri Azalea juga ikut senang mendengar nya, Tuan Putri Azalea bahagia karena ibunya telah kembali menyayangi nya.
Pada malam harinya Agniasri sudah berjanji kepada putrinya bahwa di malam ini Ia akan menemani putri Azalea membeli buku di kota Lilium milik sepupunya. Sebelum ia dan putri Azalea berangkat Agniasri dan Azalea bersiap siap diruang ganti keluarga kekaisaran. Azalea merintih kesakitan "hiks, ibu ini sesak sekali" ungkap Putri Azalea sedih
Melihat raut wajah Azalea yang sedih Agniasri tidak tega dan menyuruh para pelayan untuk melonggarkan korset pakaian yang dikenakan Azalea ,"pelayan, tolong longgarkan sedikit korset putri ku!" perintah Agniasri
"Baik, yang mulia" jawab para pelayan
Mata Agniasri lega melihat putri Azalea yang tidak sedih lagi ia senang karena bisa menemani putri nya pergi keluar kastil kerajaan. Persiapan pun selesai Agniasri dan Azalea bergegas keluar menuju ke kereta kuda, bagi Agniasri putri nya adalah segalanya dan dunianya. Setelah sampai di luar ia terkejut melihat dua orang pemuda yang sedang menunggu nya.
Agniasri matanya menyipit "Siapa mereka?" tanya batin Agniasri "kenapa mereka berdiri di samping kereta kuda keluarga kekaisaran?"
Melihat ibunya yang diam tanpa kata Azalea bertanya kepada Agniasri, "ibu, ada apa?" tanya Putri Azalea
"Hah? Tidak ada apa apa kok sayang" jawab Agniasri dengan lembut
Agniasri bingung dan bertanya "Lea, siapa mereka?" tanya Agniasri kepada putrinya
Melihat tampilan luar kedua pemuda tersebut Agniasri sadar bahwa mereka adalah kedua pemeran utama pria yang lain yaitu ksatria Astama dan Ksatria Manggala. Ksatria Manggala adalah teman ksatria Arjuna sekaligus sepupu Agniasri dari pihak ayah. Kaisar terdahulu mempunyai seorang adik perempuan, adik perempuan kaisar terdahulu adalah ibu kandung dari ksatria Manggala.
"Hey, kalian berdua kenapa diam saja?" tanya ksatria Manggala "Ayo kita berangkat!" Ajak ksatria berangkat ke tempat tujuan
Tuan putri Azalea dan Kaisar Agniasri bergegas pergi ke kereta "Ya kak" jawab Agniasri
Agniasri memiringkan kepala nya karena bingung Agniasri bertanya kepada ksatria Manggala, "kak, kakak mau ikut kami?" tanya Agniasri
"Hah? Untuk apa aku ikut?" tanya ksatria Manggala "aku diperhatikan bibi untuk menemani kalian bertiga!" Jawab ksatria Manggala
"Oh."
Ksatria Arjuna berdeham mengingatkan ksatria Manggala untuk memanggil bibinya dengan sebutan ibu suri.
Ksatria Manggala menggaruk kepalanya dan menjawab "Maaf kan aku." jawab ksatria Manggala
Di dalam novel asli 'Cinta Tanpa Dikatakan' ksatria Manggala salah satu karakter tokoh utama pria yang memiliki wajah rupawan, rambut berwarna biru tua sebiru langit malam, wajah putih mulus, tubuh tinggi sedikit berotot, dan warna pupil mata yang sama seperti sang kaisar Agniasri yaitu mata berwarna biru muda sebiru laut yang indah.
Sedangkan ksatria Astama memiliki wajah tampan, memiliki kulit warna sawo matang, pupil mata hitam sayu, dan tubuh tinggi kekar.
Agniasri melihat wajah ksatria Astama dari samping kereta kuda di dalam hati nya Agniasri seketika mulai terpesona oleh wajah rupawan yang ksatria Astama miliki. Agniasri terus menerus memandang ke arah ksatria Astama "tampan juga" batin Agniasri
Ksatria Astama merasa terganggu dengan tatapan Agniasri ia mulai merasa terusik, karena merasa tidak nyaman Astama
bertanya kepada Agniasri "Yang Mulia, apa ada yang salah dari saya?" tanya ksatria Astama
"tidak ada" jawab Agniasri sambil tersenyum lembut
Ksatria Astama adalah ksatria pelindung keluarga kerajaan. Ia ramah, gagah, berani dan bertanggung jawab. Karena ksatria Astama memiliki bakat pedang yang hampir menyamai Manggala, Agniasri memilih ksatria Astama sebagai ksatria pelindung nya dan putri Azalea. Saat ini ksatria Manggala sedang bertugas menemani kaisar Agniasri di luar kastil kekaisaran, sekarang ksatria Astama dan Agniasri sedang berkunjung ke panti asuhan dekat ibu kota Delonix.
"Ksatria Astama" panggil Agniasri
"Yang Mulia, panggil saja saya 'Astama' bukan ksatria Astama" pinta ksatria Astama "saya tahu bahwa saya ini hanyalah seorang ksatria pelindung yang berasal dari kalangan rakyat jelata saya mohon jangan bersikap formal" pinta ksatria Astama dengan raut wajah yang sedih
Mendengar perkataan nya Agniasri sedih karena ksatria Astama merendahkan diri nya sendiri.
Agniasri tersenyum lembut sambil berkata "Ksatria As, jangan lah begitu kepada diri mu sendiri Astama, berbangga lah karena kau lah yang aku pilih sebagai ksatria pelindung ku" kata Agniasri dengan lembut seraya memegang pundak ksatria Astama dengan lembut
"Baiklah Yang Mulia" jawab ksatria Astama
Agniasri senang karena bisa pergi dengan ksatria Astama, malam pun telah tiba Agniasri dan ksatria Arjuna bergegas pergi ke kereta kuda "ayo As!" ajak Agniasri
"Baik" jawab ksatria Astama
"Hati hati nona peri" ujar anak anak panti sambil melambaikan tangan
"Ya" jawab Agniasri dengan lembut
20 menit kemudian...di tengah perjalanan pulang, suasana hening seketika. Karena merasa tidak nyaman Agniasri mencoba mengajak ksatria berbicara di dalam kereta kuda, "Astama, apakah kamu senang pergi dengan ku?" tanya Agniasri kepada ksatria Astama
"Baginda, tumben sekali berkunjung ke panti asuhan?" tanya ksatria Astama, "semenjak kepergian tuan marques Baginda tidak pernah sekalipun pergi ke ibu kota, setiap kali ada kesempatan Baginda selalu menghabiskan waktu pergi ke area peperangan." ujar ksatria Astama
"Memang benar sih." batin Agniasri
Agniasri tahu bahwa didalam novel 'cinta tanpa dikatakan' Agniasri si antagonis tidak pernah sekalipun pergi berkunjung ke panti asuhan, ia selalu menghabiskan waktu dengan bekerja atau pergi ke area peperangan.
Ksatria Astama tersenyum "tapi saya senang karena Baginda sudah berubah sekarang, selama ini saya tidak pernah melihat senyuman dari tuan putri." ujar ksatria Astama
Mendengar perkataan Astama, Agniasri juga ikut bahagia. Agniasri tersenyum lembut sambil berkata "iya yang kamu katakan itu benar, aku senang karena bisa melihat senyuman putri lagi. Azalea adalah putri ku yang berharga tidak ada yang bisa menandingi kecantikan dan kebaikan putri ku."
"Baginda, saya sudah lama sekali menjadi ksatria pelindung di kekaisaran ini, saya juga sudah lama mengenal anda Baginda." ucap ksatria Astama
"Iya, yang kamu ucapkan itu benar sekali." jawab Agniasri
Disepanjang perjalanan Agniasri dan ksatria Arjuna tertawa bersama, mengobrol, dan saling berbagi cerita.
Tiba tiba di tengah perjalanan Agniasri hampir terjatuh di pelukan ksatria Astama. Agniasri panik "Oh, maafkan aku." ucap Agniasri
Melihat bibir Agniasri yang cantik membuat jantung ksatria Astama berdebar kencang "tidak apa kok." jawab ksatria Astama
Karena khawatir akan keadaan ksatria Astama Agniasri bertanya kepada nya "Apa kamu terluka?" tanya Agniasri
"Saya tidak terluka Baginda." jawab ksatria Astama
Agniasri tahu bahwa didalam novel aslinya seharusnya ksatria Arjuna tertawa bersama dan berbagi cerita bersama tokoh utama wanita bukan lah bersama tokoh antagonis wanita. Beberapa lama kemudian sampai lah Agniasri dan ksatria Astama di kastil 'Delonix'
"Terimakasih." ucap Agniasri
Karena status nya sebagai ksatria pelindung ksatria Astama tidak mempunyai hak untuk mencintai seorang bangsawan, karena status nya yang berasal dari kalangan rakyat jelata ia tidak pernah bisa memiliki cinta dari sang kaisar. Ksatria Astama tersenyum lembut
"melihat nya tersenyum bahagia seperti ini saja sudah cukup bagi ku." batin ksatria Astama