Hal yang membuat sial adalah bertemu dengan musuh di pagi hari, dan hal itu terjadi padaku saat ini.
Aku duduk disebuah altar kecil yang dikelilingi ribuan bunga berwarna biru dan putih, bunga yang bermahkota lebar seperti mawar namun mempunyai semerbak aroma seperti anggrek dan melati. Di depan mataku terlihat sebuah meja bulat yang di penuhi teh dan beberapa makanan asing seperti camilan, gelas dan piring yang digunakan adalah porselen yang mempunyai detail rapi dan sangat indah. Aku yang orang modern bisa melihat bahwa benda - benda itu adalah barang luxury di era saat ini.
saat aku sedang terpana dengan detail ukiran yang sangat indah pada gelas teh didepanku, seseorang mengagetkanku dengan bericara lantang …
" Paduka Putra Mahkota Kerajaan Castellar, Tuan Arthur Castellar telah tiba ! "
oh .. sudah datang ya Putra Mahkota jahanam yang membunuh Mimosa. Tunangannya baru saja lolos dari maut, namun dia butuh waktu seminggu untuk mengunjungi ku. Aku penasaran sekali seperti apa wajah Iblis yang dia miliki. Aku melakukan penghormatan layaknya seorang Putri Kerajaan sesuai dengan ingatan Mimosa, dan memberi salam …
.
.
.
.
" Pagi yang Indah, Tuan Arthur Castellar .. "
jika saja aku bukan gadis kerajaan, aku sudah mengumpat didepannya.
" Cukup Salamnya Tuan Putri ku … "
Mendengar suaranya aku sontak kaget dan mendongak langsung ke arah wajahnya.
.
.
.
.
Tuhan …
Bagaimana ini bisa terjadi …?
.
.
Iblis di hadapanku ini tidak hanya mempunyai suara yang seksi, namun lihatlah wajahnya …
.
.
Rambut Putih berkilau bagai perhiasan perak ….
.
.
Mata lilac cerah terkristalisasi ….
.
.
Raut wajahnya yang datar, dingin, dan tegas, dia seperti keluar dari sebuah gambar AI* di duniaku yang lama ..
Sangat ….
Sangat …
Tidak manusiawi
.
.
Seandainya aku punya Handphone saat ini aku ingin memotret setiap sudut wajahnya dan mencetaknya untuk memenuhi kamarku.
.
Tidak adil sekali, wajahnya benar - benar definisi dari keindahan itu sendiri.
Malaikat pun jika aku pernah bertemu dengan salah satunya, aku tidak yakin akan memilih malaikat untuk dipandangi …
.
.
Arrgggghhhhhhhhhhhh
Aku berteriak kencang didalam hatiku yang pilu ….
Bagaimana bisa wajah ini mempunyai hati seperti Iblis, Apakah Dewa di dunia ini terlalu iseng untuk menyatukan kedua hal tidak relevan kedalam sebuah bentuk manusia ?
" Mimosa ? "
Ahh .. aku terlalu lama memandanginya …
" Y - Ya Pangeran Arthur ? "
Aku berada di depan musuhku, harusnya aku lebih waspada. Wajahnya benar - benar mengalihkan duniaku.
" Apakah kau baik - baik saja ? … Ayo duduk ! kamu seharusnya lebih banyak beristirahat, karena kamu masih seorang pasien .. "
Bukankah hal ini terjadi karena kekejamanmu ?
Iblis ini dengan beraninya tersenyum malaikat kepadaku, seperti tidak ingat apapun yang terjadi waktu itu.
Namun harus kuakui senyumnya sangat indah … aku mungkin harus membeli tiket untuk melihatnya jika masih di jaman modern.
" Terimakasih Pangeran Arthur, Anda telah berkunjung jauh ke sini .., silahkan nikmati Teh ini .. "
Aku dengan ramah tersenyum dan mengarahkan pelayan untuk menuangkan teh kedalam gelasnya.
" Heh … Jadi benar - benar masih hidup ya ? "
Deg !
Jantungku berdebar kencang …
Saat itu juga di dalam hidupku untuk yang pertama kalinya aku merasakan dingin menjalar kesuluruh tubuhku hingga membuatku menggigil gemetar hanya karena sebuah kalimat yang keluar dengan nada paling kejam yang pernah kudengar.
Sebelum sempat detak jantungku melambat, suara itu datang lagi ..
" Jangan kau pikir keberuntungan akan selalu berpihak padamu lain kali ! "
Mendengar perkataan itu, kesekian kalinya aku tersadar bahwa dihadapanku ni benar - benar seorang Iblis terkutuk.
Darahku mendidih … Ototku tegang … Alisku berkerut dan gigi ku mengerigit.
" Pangeranku … Aku benar - benar menantikan lain kali itu, heheh "
Aku memberikan jawaban dari lubuk hatiku yang terdalam disertai raut wajah santai dan senyum lebar.
Mataku menangkap sedikit ekspresi aneh dari wajah indahnya yang datar, namun saat itu aku tidak ingin menghiraukannya.
Iblis berwajah indah itu beranjak dari tempat duduknya lalu dengan ekspresi dingin berpamitan sebagai formalitas.
" Sampai bertemu di Hall kerajaan, Tuan Putri ku .. "
Aku pun mengikuti permainannya.
" Silahkan datang lagi Pangeran Arthur "
Pangeran Iblis berlalu tanpa memberiku sedikit ruang dimatanya. Punggungnya yang lebar semakin tidak terlihat, dan kemudian menghilang dari pandanganku. Dia bahkan tidak menyentuh apapun yang aku berikan di meja teh ini.
Pertemuan yang sangat singkat untuk pasangan yang bertunangan.
Aku menghela nafas dan sejenak terpikirkan bagaimana jika saat ini Mimosa yang menghadapinya, akankah dia baik - baik saja ?
Hatiku merasakan sengatan hanya dengan memikirkannya.
**********************
Hall Raja - 2 Hari Berikutnya
Aku berjalan menusuri lorong dengan atap yang menjulang tinggi, pilar - pilar di lorong in terukir cantik berwarna emas. Karpet merah di lantai yang kuinjak sangat bersih dan lembut. Atap lorong ini dipenuhi ornamen - ornamen berbentuk singa dan bintang, sesuai dengan lambang kerajaan Castellar.
Hari ini aku menemui Raja dan Ratu Castellar untuk melaporkan diri bahwa aku telah sembuh. Renna sangat sibuk menyiapkan berbagai hal untuk hari ini. Gaun yang aku pakai berwarna biru muda bergradasi putih, bordil bunga terbuat dari benang perak yang sangat cantik. Gaun ini memperlihatkan lekuk tubuh sempurna dan pundak lebar Mimosa. Kalung berlian berwarna biru tua melingkar dileherku dengan lantang. Renna bingung untuk penataan rambutku, jadi aku membantu Renna memberikan ide yang akhirnya ia membantuku membuat tusuk konde berumbai untuk dipakai menghias gaya rambut konde ku. Berdasarkan reaksi Renna, ia tidak pernah melihat hiasan rambut seperti itu.
Tentu saja tidak pernah, karena tusuk konde ini pengetahuan dari dunia lama ku.
Setelah melewati perjalanan panjang yang melelahkan, akhirnya aku sampai didepan pintu Hall Raja.
" Putri Mahkota Mimosa Finnilia telah datang. "
Suara penjaga pintu mengema diseluruh gedung
" Salam Kepada Raja dan Ratu Castellar, Semoga Dewa Bintang selalu menyinari Castellar dalam Kejayaan "
Aku melakukan posesi penghormatan kepada Raja dan Ratu mengikuti budaya Castellar, kalimat tersebut merupakan kalimat penghormatan yang baku untuk membuka salam khusus kepada Raja dan Ratu.
" Ya … Mimosa, Lama tidak berjumpa … senang melihatmu baik - baik saja. "
Raja Castellar menyapaku dengan ramah. Ia mempunyai badan kekar walaupun dengan banyak uban di rambutnya yang Pirang. Raja Castellar mungkin akan disebut hot daddy jika ia ada di dunia modern. Melihat mata sang Raja Castellar aku mengetahui darimana Arthur memiliki warna lilac itu.
" Mimosa, Kamu harus lebih berhati - hati mulai sekarang. "
Ratu Castellar menyusul dengan nada yang khawatir, Dia terlihat sangat cantik, lembut, dan Anggun. Ratu Castellar memiliki rambut berwarna hijau gelap bergelombang dan mata hijau muda yang bersinar terang seperti stabilo.
" Raja Ratu sangat baik hati, bagaimana aku bisa terluka lagi di masa depan ? … Terimakasih banyak atas perhatiannya, Mimosa sangat bahagia … "
" Wahh … hahah, Mimosa benar - benar gadis yang menyenangkan dan baik hati. "
Sekali lagi Ratu Castellar memujiku.
Menurut ingatan Mimosa, Raja dan Ratu Castellar sangat menyayangi Mimosa karena mereka tidak mempunyai anak perempuan.
Namun Mimosa yakin diantaranya adalah karena kekuatan Cahaya Mimosa yang bahkan belum ia bangkitkan sepenuhnya.
" Oh iya, bagaimana kalau untuk merayakan kesembuhan Mimosa biarkan dia memilih hadiah yang diinginkan ? "
Ratu Castellar menepuk tangan dan memancing Raja Castellar untuk memberikan Mimosa hadiah.
" Ahem … baiklah, Ide Bagus sekali Ratu ku … Apa yang kira - kira Mimosa inginkan saat ini ? "
Raja berdeham sebelum menyetujui permintaan Ratu, Ia terlihat enggan memberiku hadiah.
Dasar, Huh !
Bapak anak sama saja mengesalkannya.
Kalau sudah begini aku akan mengikuti permainan ini.
" Wahhhhh … Benarkah ? " Aku sengaja menjawab dengan nada imut dan mata yang berbinar - binar seperti anak kucing.
" Tentu Saja Mimosa sayang,... " Ratu Castellar tidak berhenti memberiku senyum hangatnya.
" Kalau Begitu … Mimosa benar - benar mempunyai satu keinginan yang Mimosa inginkan seumur hidup dan kebetulan hanya Raja Castellar yang dapat memberikannya. A - Apakah Raja mau mengabulkannya ? " Tanyaku dengan nada sedikit memohon.
" Tentu, " jawab Raja Castellar singkat.
" Saya adalah orang yang haus akan Ilmu, jadi demi melegakan dahaga ini bolehkah saya memiliki akses untuk semua buku di perpustakaan kerajaan ? "
Setelah aku mengungkapkan keinginanku, Raja dan Ratu Castellar bingung. Tersirat dari raut wajah mereka yang mudah dibaca.
" H - hanya itu saja, ... Cukup ? "
" Tentu saja baginda Ratu, Mimosa sangat ingin membaca semua buku di perpustakaan kerajaan. "
Raja dan Ratu yang masih kebingungan akhirnya saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya membuat kode yang hanya dimengerti oleh mereka sendiri.
" Ahem … Baiklah, tentu saja kamu boleh membaca seluruh buku disitu. Kamu sekarang adalah bagian dari keluarga kerajaan Castellar. "
Raja memberiku jawaban hangat.
Aku menunjukkan ekspresi kegirangan mendengar ini.
" Terimakasih Bagian Raja dan Ratu Castellar, kalau begitu mulai besok Mimosa izin tidak dapat menemui Raja dan Ratu sesering mungkin karena Mimosa ingin banyak membaca. "
" Hahahah, Baiklah Mimosa kamu bebas melakukan apa saja yang membuatmu bahagia. Benar begitu kan, Raja Ku …. ? "
" Tentu Saja, Ratu ku … Hahahah "
" Hahaha "
" Hahahah "
" Hehehehe "
.....
Aku, Raja, dan Ratu Castellar tertawa bahagia dalam harmoni.
Tidak harus menjadi Serigala untuk berteman dengan Singa, cukup menjadi kelinci yang putih dan lucu maka semua orang akan menyayangimu.
****************** BERSAMBUNG *****************
Selanjutnya
Chapter 04 - Batas Suara Di Perpustakaan Adalah 30 Desibel
**********************