Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Ingin Menjadi Top Ranker

Kii_Cmye
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.7k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1 Raphael Ignite

Di pagi hari yang cerah, aku "Raphael Ignite" ingin memulai lagi hari ini dengan berangkat ke Sekolah. Tahun ini di Tahun 2110, usiaku sekarang 17 Tahun. Itu usia dimana kamu bisa mendaftar sebagai seorang Ranker. Mungkin banyak orang yang tahu kalau aku berasal dari keluarga terpandang. Keluarga "Ignite".

Namun, walau diriku berasal dari keluarga terpandang, skill yang kumiliki hanyalah sekelas Rank F. Skill "Manifestation Equipment" Itu hanyalah skill sampah yang hanya bisa digunakan ketika dirimu ingin memakai sebuah Equipment.

Aku sungguh iri kepada para leluhurku yang kebanyakan menjadi Top Ranker pada zamannya.

Sambil berjalan menuju Sekolah, aku biasa memakai Earphone di Telingaku. Sebenarnya tidak ada gunanya, tapi entah mengapa mendengarkan musik seperti menjadi hobiku sehari-hari.

Di Tengah Perjalanan, kebetulan aku bertemu dengan Gadis dari Kelasku. Dia merupakan Primadona di Kelasku saat Ini. Namanya "Rodselwiese Adrianne".

Mulai dari Rambut, Mata, Tubuh serta Kakinya memiliki postur yang sempurna. Mungkin inilah perwujudan para Bidadari. Aku tidak terlalu dekat dengannya. Tapi, rasanya aku ingin menyapanya.

"Hai Adrianne." Ucap diriku yang ingin menyapa dia.

Dia melihatku dengan tatapan sinis, yah ini sudah ada dalam pemikiranku sih. Mana Ada Orang yang Ingin Menyapa Seseorang yang Tidak Dikenalnya. Lagi pula Aku Hanyalah Siswa Rata-Rata Di Sekolahku. Bagaimana Mungkin Dia Ingin Bersapa Denganku.

Aku Melanjutkan Perjalanan Ke Sekolahku, Memang Agak Terlihat Lama Karena Stasiun Dengan Sekolahku Berjarak 3km. Transportasi Yang Bisa Kugunakan Hanyalah Kereta yang Ada di Stasiun Freiburg. Karena Sekolahku Berada di Holvenheim Mau Bagaimana Lagi.

Daerah Holvenheim Terkenal dengan Kecilnya Daerah Ini. Akan Tetapi, Sekolahku Yaitu Highschool Of The Holvenheim Merupakan SMA Terbaik Ke 3 Nasional.

Tak Lama Kemudian.

Akhirnya Aku Sudah Berada di Depan Gerbang Sekolah. High school of The Holvenheim Memiliki Gedung Berisi 4 Lantai dengan Lapangan yang Sangat Luas. Serta dilengkapi dengan Fasilitas Penunjang Siswa yang Ingin Menjadi Rankers.

Lekas Aku Bergegas Ke Kelasku Karena Jam Menunjukkan Bahwa Sekarang Sudah Hampir Masuk Jam Kelas. Aku Berada Di Kelas 11-A.Sistem Kelas Disini Terbagi Menjadi 3 Kategori Yaitu A, B dan C. Kelas A Merupakan Kelas yang diisi Oleh Murid-Murid yang Memiliki Potensi Tinggi dan Berasal Dari Keluarga Terpandang.

Aku Masuk ke Kelas 11-A ya Karena aku Berasal Dari Keluarga "Ignite". Andaikan Saja Kalau Diriku bukan Berasal Dari Keluarga "Ignite". Mungkin, aku Bakal Berada di Kelas 11-C yang Isinya adalah Siswa-Siswi yang Minim Potensi dan Tidak Terpandang.

Disaat Aku Masuk ke Kelas, Tidak Sengaja Aku Menabrak Teman Sekelasku.

"Aww, Bisakah Kamu Memakai Matamu Ketika Berjalan?" Ucap Teman Kelasku yang Ku Tabrak.

"Aku Minta Maaf, Apakah Kamu Baik-Baik Saja?".

"Sedikit Sakit, Tapi Aku Baik-Baik Saja."

Aku Bangun Dari Jatuhku dan Wow, Sungguh Terkejutnya yang Aku Tabrak adalah Orang yang Kusuka. Dia adalah Teman Kelasku yang Sangat Cantik Menurutku. Dia berasal dari Keluarga "Arizen".

Namanya "Novaria Arizen". Aku Suka Rambutnya yang Berwarna Biru Muda dan Matanya yang Berwarna Coklat Tampak Cocok dengannya.

Aku Bergegas Meminta Maaf Kepada Novaria.

"Novaria, Aku Minta Maaf Ya. Aku Benar-Benar tidak Sengaja Saat Menabrakmu. Sungguh Aku tidak Melihatmu saat Keluar Dari kelas."

"Iya, Tidak apa-apa Raphael. Lain kali Hati-Hati ya." Ucap Novaria dengan nada lembutnya.

"Iya, Sekali Lagi aku Minta Maaf, Novaria."

Setelah Itu, Aku Bergegas duduk ke tempat duduk ku. Disaat aku duduk, Teman Kelas Cowok ku Menghampiriku dengan Menepuk Pundakku.

"Oeyy Raphael, Apakah Kamu Melihat Berita Hari ini? sang Top Rankers Saat ini Katanya Habis Menyelesaikan Raid Dungeon Class-S."

"Ohhh Iyakah? Coba aku Lihat Vincent."

Aku Menatap Berita Tentang Penyelesaian Raid Dungeon Class-S Oleh Top Rankers Saat Ini Yaitu Kyle Roswell.

• Wah, Kyle Lagi-lagi Menyelesaikan Dungeon Class-S. Sudah Berapa bnyk yang dia selesaikan? Apakah dia Adalah Pahlawan Masa Kini?

36 Detik yang Lalu | Melaporkan

Balas.

• Apakah Dia Seorang Utusan Dewa?

1 Menit yang Lalu | Melaporkan

Balas.

• Sungguh Irinya Aku, Andaikan Aku Memiliki Skill Seperti Kyle. Mungkin Akulah Saat Ini yang Menjadi Top Rankers.

3 Menit yang Lalu | Melaporkan

Balas.

Melihat Komentar Seperti Itu, Aku Berfokus Pada Komentar Seorang Netizen yang Menurutku Rada Aneh.

• Hey, Kyle Hanya Mendapat Skill Itu dari Sebuah Shop di Kota Burlinsen. Andai kalian tahu Itu.

17 Menit yang Lalu | Melaporkan

Balas

"Hey, Vincent, Orang ini Menurutmu Bercanda Atau Serius?" Sambil menunjuk ke arah Komentar tersebut.

"Sudah Pasti Bercanda lah, Mana Mungkin Skill Se Overpower begitu Hanya Beli Dari shop Kota Burlinsen. Lagi pula Kota tersebut Memiliki Tingkat Kriminalitas yang Tinggi." Dengan Nada Bercandanya Sambil Tertawa Sedikit.

"Hahaha, sudah pasti sih. kayaknya ini orang termasuk kedalam Hatersnya Si Kyle.".

10 Menit Kemudian. Akhirnya Guru Masuk Kedalam Kelas.

"Anak-Anak, Silahkan Duduk Ke Tempat Kalian Masing-Masing. Pelajaran Akan Segera Dimulai." Ucap Guruku Sembari Memegang Buku Pelajaran.

"Baik Guru."

Semua Murid Akhirnya Duduk Sambil Memperhatikan Pelajaran.

45 Menit Berselang, Akhirnya Pelajaran Pertama Pun Selesai. Kini Lanjut Pelajaran Mapel Kedua Yaitu Mapel Skill Analyst. Pelajaran Ini Adalah Pelajaran yang Kusuka. Karena Di Pelajaran Ini kamu Bisa Menganalisis Skillmu Agar Naik Level.

Murid-Murid Bergegas Pergi Ke Skill Analyst Room. Di Ruangan itu banyak Sekali Fasilitas Untuk Mendukung Skill-Skill para Murid. Ada Analyst Machine, Skill Upgrade, Analyst System dan Show Stats.

Pertama-tama Murid Diwajibkan untuk Menggunakan Show Stats. Cara Kerjanya Begitu Mudah, Hanya Tempelkan Tanganmu diatas Mesinnya.

Disaat Para Murid sedang Menshow Stats Mereka. Tiba-Tiba Saat Seorang Siswa Menshow Statsnya, Alangkah Terkejutnya Semua Murid. Karena, Stat Murid Itu Sungguh Tak Masuk Akal.

"Bagaimana bisa dia memiliki stats seperti itu?"

"Gila, Durability Kelas S, Strength S, Speed S, Agility S.Ini Benar-Benar Tidak Masuk Akal.Semua Statsnya Menyentuh Rank-S."

Sontak Murid-Murid Tersebut Sungguh Terkejut dengan Stats tersebut. Akupun Sama Terkejutnya. Dengan Stats Seperti Itu Mungkin Dia Adalah Top Ranker Masa Depan.

"Hey, apakah kau mengenal dia?" Ucap Murid-Murid Kepada Para Teman-temannya dengan Berbisik.

"Dia Adalah Adam Roswell. Adik Dari Kyle Roswell."

"Apaa???Kyle Mempunyai Adik? SUNGGUH Keluarga Tidak Masuk Akal." Dengan Ekspresi Terkejut.

Adam Roswell, Dia Murid Terpintar di Kelasku yang Pertama. Aku baru tau Bahwa dia Adalah Adik Kyle. Kukira dia Hanya Termasuk ke Keluarga Cabang Roswell. Sungguh Keluarga yang tidak bisa diganggu.

Tampaknya Adam Mendapatkan Perhatian Dari seluruh siswa.

Aku Akhirnya Dipanggil Untuk Melakukan Show Stats Juga. Aku Segera Menempelkan Tanganku diatas Mesin Itu. Saat Mesin Itu Menunjukkan Stats ku, Aku Terdiam Sejenak karena Stats ku.

"...., Bagaimana Bisa???Semua Statsku Memiliki E-Class."

Tampaknya Sebagian Murid Menatap ku Seperti Menatap Seekor Lalat yang Menjijikan. Namun, Ada beberapa orang yang menatap ku dengan Tatapan Biasa.

"Hah, Beginikah Nasibku? Sepertinya Aku Hanya Seekor Buangan Dari Keluarga Raphael." Sambil Menghela Nafas Sebentar.

Temanku, Vincent Astroze Menepuk Pundakku Seperti Ingin Membuat ku Tenang.

"Raphael, Tenanglah.Seingatku Stats bisa ditingkatkan dengan berlatih. Kau Cukup Bekerja Keras Saja Untuk Meningkatkan Statsmu. Tenanglah Aku Akan Membantumu Juga."

Hah, Sungguh Aku Beruntung Punya Teman Seperti Vincent. Aku Harus Bekerja Keras Sehabis ini Agar aku Bisa Menjadi Top Ranker Seperti Idolaku "Castrophe Ignite" Yang tidak Lain adalah Leluhurku.

"Kau Benar Vincent. Aku Hanya Perlu Bekerja Keras Agar Statsku Naik. Oh Iya, Ngomong-Ngomong Bagaimana Statsmu?"

"Statsku Rata-Rata sih. Agility C, Strength B, Speed C, Durability C."

Stats Vincent Memang Rata-Rata. Tapi, Strengthnya Lumayan Juga. Mungkin dia Bisa Menjadi Tipe Fighter dengan Itu.

"Vincent, Apakah Kamu mau Jadi Ranker Juga?"

"Kenapa Kamu Bertanya Seperti itu?Tapi Sepertinya iya."

Mungkin Aku bisa Satu Party dengan Vincent nanti.

"Barengan yuk Daftarnya Kapan-Kapan. Aku Juga Pengen Jadi Ranker."

"Oke."

Setelah Pelajaran selesai, Akhirnya Waktu Istirahat Tiba.

Vincent yang Ingin Ke Kantin Sekolah Kemudian Mengajakku Sekalian Kesana. Lagi pula, Aku Juga ingin ke Kantin untuk Membeli Cemilan untuk dimakan. Kebetulan Aku tidak Membawa Bekal.

"Oee Raphael, Ayo ke Kantin."

"Oke Vin. Meluncurrrr."

Saat Di kantin, Kantin sangat ramai sekali sehingga agak susah untuk Membeli Sebuah Makanan dan Minuman. Karena Sistem Kantin Tidak Dibedakan Antara Kelas A-C. Sehingga Banyak anak-anak dari Kelas lain yang Pergi Kesini Juga.

Akhirnya Aku dan Vincent Memutuskan Berpisah Karena Kami Berbeda Tempat untuk Pembelian.

Aku Memutuskan untuk Membeli Sebuah Paket Makanan yang Berisi sebuah Ayam Goreng, Teh dan Sebuah French Fries yang dilengkapi dengan Saus Pedas.

"Bu, Beli Paket Ayam + Teh + French Fries 1."

"Siap."

Aku Menunggu Beberapa Menit Untuk Menunggu Paket Makananku Datang. Selang Beberapa Menit, Akhirnya Paket Makananku Datang. Karena Sistem Mengambil Makanan Disini adalah Bayar Melalui Sebuah Mesin Scan, Aku Segera Membayar Paket Makananku yg Seharga 100 Roux.

Setelah Membayar, Aku Bergegas untuk Mengambil Pesananku Di Tempat Pengambilan Pesanan.

"Bu, Saya ingin mengambil Pesanan Saya. Pesanan Paket Ayam Goreng + Teh + French Fries. Ini Bukti Pembayarannya." Aku Menunjukkan Bukti Pembayarannya di Smartphoneku.

"Sipp, Ini Pesananmu ya. Selamat menikmati." Sambil Tersenyum Melayani Pelanggan.

Aku mengambil Pesananku. Kemudian, Aku Bergegas Mencari Tempat Duduk untuk Makan. Dari Kejauhan, Aku Melihat Vincent Melambaikan Tangan ke Arahku Seperti Mengajak untuk Duduk Disebelahnya.

Vincent Terlihat Duduk Bersama Seorang Perempuan. Aku mencoba Mendekati Vincent.

"Kenapa Vincent?"

"Udah Kamu Duduk Disini Aja Untuk Makan. Lagi pula Tempat yang Lain Terlihat Penuh."

"Tapi...Apa Tidak Menganggu kah Vin?"

Aku Menjawab dengan Nada Seperti Tidak Enak.

"Udah gapapa. Santai aja."

Karena Vincent Berkata seperti itu, ya Mau tidak mau aku Duduk di Sebelahnya.

"Oh iya Raphael, Kenalin dia Dari kelas 11-B. Namanya Laurencia Vanessa."

Laurencia Kemudian Segera Memperkenalkan Diri.

"Halo, Aku Laurencia dari Keluarga Vanessa. Salam kenal." Sambil Tersenyum.

"Ah iya, Salam Kenal Juga. Namaku Raphael Ignite. Satu Kelas sama Vincent Kebetulan." Aku Memperkenalkan Diriku Kepada Laurencia.

Sambil Memakan Makanan. Kami Sedikit Mengobrol tentang Ranker.

"Raphael, Keluargamu itu ada yang jadi Salah Satu Top Ranker Saat Ini kan? Apakah dia Kakakmu? Si siapa sih itu Kalo ga salah Namanya Kaizo."

"Iya, Memangnya Kenapa?"

"Wahh, Kebetulan Aku Ngefans Dengannya. Bisakah Kapan-Kapan Kamu Kenalin Aku ke dia?" Dengan Nada Excited.

"Boleh-Boleh Aja. Tapi Sejujurnya aku Gak Akur Sama Kakakku yang itu sih. Tapi Bisa Ku usahakan."

"Oke, Kutunggu ya."

Aku Merasa Tidak Enak Jadinya Jika tidak Bisa Menepati Hal Itu. Lagi pula Aku yang Paling Kecil Di Keluarga Ignite.

"Oh iya Vin, Kudengar-dengar Kau Kemarin Bertemu dengan Marco ya?Si top 5 Ranker saat ini itu." Aku bertanya Pada Vincent tentang Bertemunya dia dengan Salah Satu Top Ranker.

"Iya Raphael. Kemarin Aku Bertemu dengannya Di Sebuah Cafe. Kebetulan aku lagi Mampir ke Cafe dekat Pusat Kota Holvenheim sih. Malah Aku Kaget Marco ada Di Cafe Itu Juga. Dia juga Sepertinya Bersama Managernya."

"Seperti Apa Dia Saat Disana?" Dengan Nada Penasaran Terhadapnya.

"Woah, Dia Tampak Berwibawa, Tampan dan Ramah. Dia aja Kemarin Sempat Menyapa Sejumlah Fans Dia yang Ada di Cafe itu. Aku mendapat Tanda Tangannya juga Hehehehhe."

Vincent Menceritakan Betapa Kerennya Marco.

"Sial!. Beruntung juga kamu Vin bisa Dapet Tanda Tangannya. Lain Kali Coba ah Minta Tanda Tangannya Juga." Laurencia Membalas Perkataan Vincent.

Setelah Mengobrol Lama, Terdengar Bunyi Bell Masuk Kelas.

"Tittttt...Saatnya Masuk ke Kelas(2x)."

Sontak Aku, Vincent dan Laurencia Bergegas untuk Masuk ke Kelas Masing-Masing.

"Ayok Kita Masuk ke Kelas.Udah Bell Tuh." Ujar Vincent.

"Ayok."

"Byee Vin, Raphael. Btw nanti Mau Pulang bareng gak?"

"Boleh Tuh Ren. Raphael gimana kamu? Mau Ikut Pulang Bareng juga kah?"

"Boleh, Lagipula Aku juga Gak Ada rencana Mampir ke suatu tempat."

"Oke, Nanti aku Tunggu di Depan Gerbang ya Pas Pulang. Jangan Lupa loh Kalian Berdua."

"Aman Ren. Aku sama Raphael nanti kesana."

"Oke."

Aku dan Vincent pun Bergegas Masuk ke Kelas.

Saat di Kelas.

Pelajaran Sekarang adalah Matematika. Pelajaran yang kurang kuminati dan Sangat Membosankan Bagiku. Guru Sedang Menerangkan Materi di Depan Kelas dengan Membosankan. Dia menjelaskan Materi Menggunakan Bahasa yang Sulit Dimengerti.

"Anak-Anak, Begini ya Penyelesaian dari Soal ²Log 3 = a dan ³Log 5 = B Maka ⁴Log 45 Yaitu."

[⁴Log 45 = ²^²Log(9 • 5) = ²^²Log 9 + ²^²Log 5 = ²^²Log 3² + ½ • ²Log 5 = 2/2 • ²Log 3 + ½ • ³Log 5/³Log 2 = ²Log 3 + ½ • ³Log 5/1/²Log 3 = a + ½ • b/1/a = a + ½ab = a/2(b + 2).Jadi ⁴Log 45 adalah a/2(b + 2).]

"Apakah Sudah Paham Anak-Anak?."

"Sudah Paham Pak."

"Ya, Karena Sudah Paham Semua. Maka Bapak akan Membuat Soal Ya."

Sesi Jawab soal Inilah yang aku Malaskan. Terkadang soal dengan Materi yang diberikan tadi beda.

"Nah Ini Ya Soalnya anak-anak."

[Nilai 3(²Log y) - ²Log y² + ²Log 1/y Adalah]

"Ayok Yang bisa Mengerjakan Soal Ini Silahkan Maju."

Seisi Kelas Terdiam Sejenak karena Mungkin Tidak Bisa Mengerjakannya. Selang Beberapa Detik, Adam Maju ke Depan Untuk mengerjakan soal tersebut di Papan Tulis. Adam Menulis Sangat Cepat yang Membuat Seisi Kelas tercengang.

"Sudah Selesai Pak."

[3 ²Log y - ²Log y² - ²Log 1/y = 3 ²Log y - 2 ²Log y + ²Log 1 + ²Log y = 3 ²Log y - 3 ²Log y + ²Log 1 = ²Log 1 = 0.Jawabannya Adalah 0]

"Wah, Hebat kamu Adam. Jawabanmu Benar Dari segi cara maupun Hasilnya. Nah anak-anak sekarang Beri Tepuk tangan Untuk Adam.

Seisi Kelas Bertepuk Tangan untuk Adam. Murid Terpintar Memang beda.

"Nah Silahkan Duduk ke Tempatmu Adam."

"Baik Pak."

Adam Berjalan Menuju Tempat Duduknya. Banyak Anak-Anak yang Mendambakan Adam. Banyak Perempuan yang Memang suka Sama Adams sih.

*****

6 jam kemudian

Bel Pulang Sekolah Berbunyi. Aku dan Vincent Bergegas Pulang dan Menuju Ke Gerbang. Saat Berjalan, Aku dan Vincent Sempat Berbincang Sebentar.

"Hey, Vin, Kau Kenal dengan Laurencia Dari mana?"

"Hmm, Kalo Diceritain sih Rada Susah dikit sih. tapi intinya aku kenal dengan dia saat Diluar Sekolah. Waktu itu Kebetulan Bertemu di Perpustakaan Pusat sih. Di Munsen.

Tadinya mau ngambil buku Sejarah Ranker sih. Tapi saat mengambil malah Pas-pas an Ama Dia. Mana Bukunya Cuman 1 Lagi. Makanya daripada Rebutan Dia ngasih Solusi buat Baca Bareng. Yaudah aku Iya in Aja. soalnya Lagi Kepengen Baca Buku Itu."

"Gak Ngajak Ke Perpustakaan. Cukup Tau Vin."

"Lah Aku udah Ngajak Tapi Kamunya Malah Tidur pas Disamper. Yaudah aku Sendiri aja Kesana."

"Kapan?"

"Waktu Itu Pas Hari Minggu."

Hmmm. Aku mencoba Mengingat-Mengingat.

"Tuan Muda, Ada Vincent nih Mengunjungi anda."

Aku sedang Mengantuk saat Itu. Akhirnya aku memutuskan Tidur.

"Bi, Bilang aja aku lagi tidur ya. Ngantuk banget soalnya."

"Baik Tuan Muda."

Hahaha, Ternyata saat Itu dia Mengajakku untuk Ke Perpustakaan

"Hehehehe. Ngantuk bgt soalnya Vin."

Vincent tampak memasang muka datar. Setelah Berbincang-bincang, Aku dan Vincent sampai di Gerbang Sekolah. Di gerbang, Laurencia sedang Menunggu sambil Bermain Smartphonenya. Sontak Vincent Memanggil Laurencia.

"Laurenciaaa."

Laurencia yang Mendengar, Segera Berjalan ke arah Kami sambil Melambaikan Tangan.

"Dari tadi ditungguin juga. Kenapa lama banget kalian berdua?"

"Maaf, Aku tadi Berbincang Ama Raphael di Perjalanan. Makanya aku dan Raphael Jalannya Lambat."

Laurencia Memasang Muka Kesal dan Tampak Sebel.

"Yaudah ayok Pulang bareng."

"Yukk."

Kami Bertiga Akhirnya pulang Bareng dengan Berjalan Kaki. Tapi saat Dalam Perjalanan, Aku Melihat Sebuah Retakan di Jalan.

"Hey Vin, Ren. Kalian lihat Retakan di Depan itu gak?"

"Retakan Apaan Raph?Ga ada apa-apa Juga di Depan."

"Iya Gak ada apa-apa."

Hah? Aku tampak kebingungan. Masa Mereka berdua tidak Bisa melihat Retakan itu. Entah Ini Feeling atau apa, Tapi Tampaknya ada yang tidak Beres pada Retakan itu.

Tak Lama Kemudian, Alarm Peringatan Berbunyi.

"PERINGATAN!! TELAH TERJADI DUNGEON BREAK DI DAERAH HOLVENHEIM. DIULANG, PERINGATAN!! TELAH TERJADI DUNGEON BREAK DI DAERAH HOLVENHEIM."

Tiba-Tiba Retakan yang Tadi Kulihat Terbuka Menjadi Sebuah Dungeon.