Finn dan Sam sudah tiba di area perumahan. Kemudian, Finn tiba - tiba berkata, "Kau kan yang dibully golongannya Ledd. Tapi, aku belum tahu namamu."
"Namaku Sam, Sam Fighter," balas Sam.
Finn menggangguk. Kemudian dia mengulurkan tangannya seraya berkata, "Kalau aku Finn, Finn Rayder." Sam menerima uluran tangan itu. Dengan begini, mereka sudah saling mengenal.
"Rumahmu dimana, Sam?" tanya Finn.
"Perempatan itu lurus terus," jawab Sam sambil menuding sebuah perempatan di depannya.
Setibanya mereka di perempatan itu, seorang pria berpakaian serba hitam dengan fedora di atas kepalanya tiba - tiba menghadang mereka. Sontak, dia mengundang tatapan curiga dari Finn.
"Siapa kau?" tanya Finn dengan suara lantang.
"Pak Larry!" tiba - tiba, Sam berseru dan berlari ke arah pria itu. Lantas, Finn menurunkan kecurigaannya terhadap pria itu.
"Sam mengenal orang itu? Berarti, aku bisa menyerahkannya disini," kata Finn di dalam hati.
Sementara itu, Larry memegang bagian atas fedoranya dengan tangan kanan seraya berkata, "Jangan panggil aku pakai 'pak,' Sam Fighter."
"Tapi, kau lama sekali. Ben Riser sudah sampai sejak tadi," sambungnya.
Sam tidak segera menjawabnya, melainkan malah menoleh ke belakang seraya berkata, "Sampai di sini saja, Bang Finn." Finn mengangguk membalasnya.
Tapi, Larry malah berjalan melewati Sam dan tiba di depannya Finn. Kemudian, Larry berkata, "Kau ikut dengan kami juga, Finn Rayder." Sontak, hal itu membuat Finn dan Sam terkejut.
"Kenapa kau mengenalku?" Finn memasang kuda - kuda. Rasa curiga di dalam hatinya kembali muncul.
Matanya Larry yang tertutup bayang - bayang fedora sedang menyipit. Kemudian, Larry berkata, "Kau adalah pemilik kekuatan juga, kan? Karena itulah, kau harus ikut dengan kami."
"Bang Finn ... adalah pemilik kekuatan?" tanya Sam yang berdiri di belakang Larry di dalam hati.
Sementara itu, perkataan Larry membuat Finn menjadi semakin curiga. Finn melepaskan pukulan ke arah ulu hatinya Larry. Larry melompat ke belakang untuk menghindari pukulan itu.
"Aku ... kami adalah pemilik kekuatan, sama sepertimu. Aku akan menjelaskan selengkapnya nanti, karena tidak aman membahas tentang kekuatan di tempat umum seperti ini," jelas Larry.
Finn menghela nafas. Di dalam hati, dia berkata, "Orang ini mencurigakan sekali. Aku tidak tahu, apakah dia di pihak lawan atau kawan. Kalau soal Sam, aku baru mengenalnya sesaat yang lalu dan aku tidak bisa langsung mempercayainya. Bagaimana kalau ini hanya jebakan?"
"Jadi, ikutlah denganku ... atau ... aku akan membocorkan jati dirimu yang sebenarnya kepada anggota osismu!" tiba - tiba, Larry berseru dengan menekankan kata - katanya pada, " ... anggota osismu."
Finn menggertakkan gigi. Dia masih belum meninggalkan posisi kuda - kudanya. Sementara itu, Sam berkata, "Lagi - lagi Pak Larry mengancam seperti ini." di dalam hati.
Kemudian, sambil memperbaiki posisi kacamatanya Finn berkata, "Baiklah, aku akan ikut denganmu." Sepertinya, ancaman Larry membuat Finn berubah pikiran.
***
Tiga orang itu tiba di ruang rahasia dari toko roti 5 menit kemudian. Sesampainya di sana, Larry berkata, "Tolong jaga rahasia soal tempat ini baik - baik." kepada Finn.
Selain itu, Arcy dan Ben juga menyapa mereka. Begitu melihat Ben, Finn langsung berpikir, "Orang ini adalah Ben, anak yang akan menjadi anggota osis baru. Siapa sangka kalau aku akan menemuinya di sini. Apa dia adalah pemilik kekuatan juga?"
Tak lama kemudian, Larry berjalan ke atas tribun dengan didampingi oleh Arcy. Sesampainya mereka di sana, Larry berseru, "Selamat datang, Finn Rayder. Mulai hari ini, kau sudah bergabung dengan kami!"
"Apa?" Finn keheranan. Dengan perasaan bingung, dia menoleh ke kiri kanan. Di sampingnya, Sam dan Ben sedang bertepuk tangan, sementara sesuatu hal yang berbeda melintasi pikiran mereka.
"Dengan bergabungnya Bang Finn, kita akan jadi lebih kuat," pikir Sam.
"Ternyata, Bang Finn si ketua osis adalah pemilik kekuatan," pikir Ben.
"Dengan begini, semuanya sudah lengkap. Aku bisa memulai rencana yang sudah kupersiapkan sejak dulu," pikir Larry.
Kemudian, Larry menjelaskan tujuannya yang sebelumnya sudah dia jelaskan kepada Sam dan Ben. Finn menggangguk saat mendengar penjelasan itu.
"Kelompok pemilik kekuatan, ya? Aku pernah mengetahui salah satu di antara mereka. Tapi, sepertinya kelompok Larry ini tidak sama dengan mereka. Apakah memang aku bisa mempercayainya?" pikir Finn.
Sementara itu, Larry mengakhiri penjelasan tentang tujuannya dengan mengatakan, "Sekarang, Finn akan bertarung dengan Sam, sama seperti saat Sam bertarung dengan Ben kemarin."
Setelah menjelaskan, Larry turun dari tribun. Tiba - tiba, Finn menghampirinya seraya berkata, "Sepertinya, Sam sedang diincar oleh seseorang. Orang itu mengatakan hal seperti, 'World Key.' "
"World Key? Jangan - jangan ..., " gumam Larry.
"Aku juga sempat mencuri alat komunikasi yang dibawa orang itu," sela Finn.
Dia mengambil alat komunikasi dari sakunya. Alat itu dia serahkan kepada Larry. Setelah menerimanya, Larry mengamati sebentar alat itu sambil berkomentar, "Sepertinya berhubungan dengan mafia. Kau tahu mafia, kan?"
"Mafia ... sekelompok orang yang menguasai sektor - sektor penting di dunia ini ..." balas Finn sambil memperbaiki posisi kacamatanya.
"Tepat sekali. Seperti yang kuharapkan dari ketua osis," komentar Larry di dalam hati.
"... tapi, apa yang orang - orang itu inginkan dari Sam? Apa berhubungan dengan World Key?"
Larry menghela nafas. Dia memasukkan alat komunikasi yang diterimanya dari Finn ke saku kemejanya. Lalu, Larry berkata, "Pokoknya, kau bertarunglah dulu dengan Sam. Aku akan menjelaskannya nanti."
Finn mengangguk, lantas berbalik arah dan berlari menghampiri Sam dan Ben. Keduanya bertanya, apa yang dikatakan oleh Larry kepada Finn, dan dijawab kalau Larry menyuruh mereka untuk segera bertarung.
Sementara itu, Arcy yang sudah turun dari tribun bertanya, "Apa menurutmu mereka sudah cukup?" kepada Larry.
"Bagaimana menurutmu? Apakah sebaiknya aku juga mengajak Ledd Johnny, Ren Does, dan Rick Roll?" Larry balas bertanya.
"Sebaiknya jangan. Sam tidak suka dengan mereka. Kamu tahu sendiri apa yang terjadi dengan mereka kemarin hari," jawab Arcy dan dibalas dengan anggukan oleh Larry.
***
Sebelum bertarung, Larry meminta agar Sam dan Ben memperkenalkan diri dulu kepada Finn.
"Namaku Ben. Kekuatanku adalah mengubah sebagian tubuhku menjadi pasir," kata Ben seraya mengubah telapak tangannya menjadi butiran pasir, kemudian mengubah pasir itu kembali menjadi tangan.
"Namaku Sam, kita sudah perkenalan sebelumnya. Kekuatanku adalah elemen cahaya ...," kata Sam.
"... dan elemen kegelapan milik kepribadiannya yang satunya," sela Larry.
Sam menoleh kepada Larry dan berkata, "Ta-tapi Pak Larry ..."
"... Sam Fighter, kau tidak perlu menyembunyikannnya. Kita harus saling mengenal lebih dekat, termasuk berbagi rahasia," sela sekaligus nasehat Larry.
"Sam memiliki kepribadian ganda? Aku tidak pernah tahu ada orang di sekolah yang seperti ini," pikir Finn.
Kemudian, Larry, Sam, dan Ben menghadap kepada Finn. "Sekarang giliranmu, Finn Rayden," perintah Larry.
Finn mengangguk seraya berkata, "Kalau begitu ... namaku Finn. Aku adalah ahli bela diri sekaligus pemilik kekuatan elemen api. Kebetulan sekali, aku ada pemilik kekuatan elemental yang lain di sini."
Setelah selesai perkenalan, Larry berjalan ke pinggir ruangan. Sesampainya di sana, dia berseru, "Kalau begitu, pertarungan antara Sam dengan Finn bisa dimulai!"
Sam, Ben, dan Finn berlari ke posisinya masing - masing. Ben pergi ke sebelahnya Larry di pinggir ruangan. Sementara itu, Sam dan Finn saling berhadap - hadapan di tengah ruangan.
Finn melepaskan kacamata dan mengantonginya di saku seragam, sebelum kemudian memasang kuda - kuda menyerang. Di sisi lain, Sam berseru, "Light Blade!" dan pedang putih muncul di genggaman tangan kanannya.
Lalu, Sam berlari ke depan Finn seraya mengayunkan pedang. Finn membuka kedua telapak tangan untuk menangkis pedang itu. Anehnya, telapak tangan Finn tidak terluka oleh pedang.
"Blazing Soul!" Finn berseru dan dari lantai tempatnya berpijak muncul aura berwarna merah. Kemunculan aura itu membuat atmosfer ruang rahasia menjadi panas.
Bum ... aura itu juga menghempaskan tubuhnya Sam ke belakang. Diapun menancapkan pedangnya di lantai agar gerakan terhempasnya berhenti sebelum menabrak tembok.
Sekarang, giliran Finn untuk menyerang. Finn melompat hingga tubuhnya berada di depan Sam. Tangan kanannya mengepal di belakang bahu, bersiap untuk melepaskan pukulan.
Kobaran api menyelimuti kepalan tangan Finn. Finn tidak merasa kepanasan, melainkan api itu terasa hangat baginya. Lalu, Finn melepaskan pukulan dengan tangan itu seraya berseru, "Flaming Punch!"
Sam menarik pedang yang menancap di tanah, lantas badan pedang itu dia arahkan kepada Finn. Pukulan dari tangannya Finn yang berapi mengenai badan pedang itu.
Setelah beradu serangan selama semenit, Finn tahu kalau pukulannya tidak bisa menembus pedang Sam. Diapun melompat ke belakang untuk menjaga jarak dari Sam, dengan tetap memasang kuda - kuda menyerang.
Namun, Sam tidak membiarkan Finn untuk lanjut menyerang. Dia mengarahkan ujung pedang kepada Finn. Kemudian, Sam berseru, "White Laser!" dan ujung pedang itu menembakkan laser cahaya yang menyilaukan.
Finn memutuskan untuk balas menyerang dengan melepaskan pukulan yang diselimuti kobaran api ke arah datangnya laser itu. Sebelum melepaskan pukulan, Finn berseru, "Flaming Punch!"
Pukulan Finn mengenai laser cahaya itu dan membuatnya berbalik arah, lantas melesat kembali kepada Sam.
"Bang Finn bisa mengubah arah White Laserku?" tanya Sam dengan perasaan terkejut di dalam hatinya.
Diapun melompat ke samping untuk menghindari laser cahaya itu.
Duar ... laser cahaya mengenai tribun di belakangnya Sam dan membuatnya hancur berkeping - keping. Sam kembali terkejut, kali ini oleh kehancuran yang ditimbulkan White Lasernya.
Larry yang berdiri di pinggir ruangan bergumam, "White Laser milik Sam Fighter sudah jadi lebih kuat dari kemarin. Ini adalah hal yang bagus, tapi juga buruk."
Finn terengah - engah setelah melepaskan pukulan yang sangat bertenaga itu. Sementara itu, Sam sudah pulih dari rasa terkejutnya dan dia sedang berlari ke arah Finn.
Di tengah jalan, Sam berseru, "Holy Slash!"
Sam mengayunkan pedang dan dari pedang itu melesat sebuah cahaya yang melengkung searah dengan arah ayunan. Cahaya itu melesat secepat kilat dan saat hampir mengenai Finn, Finn berseru, "Blazing Soul!"
Asap mengepul di tempat Finn berpijak. Kemudian, Finn melompat keluar dari kepulan asap itu dengan kobaran api yang menyelimuti kedua tangannya.
Saat itu, Sam sudah tiba di depannya Finn. Saat tatapan mereka berdua saling bertemu, keduanyapun melepaskan serangan secara bersamaan. Sam mengayunkan pedang, sementara Finn memukul dengan tangan kanan.
"Holy Slash!"
"Flaming Punch!"
Namun, kecepatan pukulan Finn lebih cepat dari ayunan pedang Sam. Pukulan itu mengenai rahang bawahnya Sam, memaksa kepalanya untuk mendongak ke atas.
Tidak sampai di situ, Finn juga memukul menggunakan tangan kirinya. Pukulan itu mengenai bahu kanannya Sam. Sam terpental ke belakang hingga terjatuh di puing - puing bekas tribun, setelah menerima pukulan yang kedua.
Finn menghela nafas. Seorang ahli bela diri sepertinya bahkan bisa kelelahan. Flaming Punch adalah penyebabnya.
***
Saat Finn masih lengah, tiba - tiba Sam sudah tiba di depannya. Sam melepaskan pukulan telak ke wajah Finn sambil berseru, "Itu sakit sekali!" Finn terlempar ke belakang hingga menghantam tembok saat terkena pukulan itu.
Dengan tertatih - tatih, Finn mencoba untuk berdiri sambil melihat sosok Sam yang berdiri di depannya.
"Orang itu ... tidak seperti Sam yang sebelumnya," pikir Finn.
Sementara itu di pinggir ruangan, Ben menoleh kepada Larry. Sebelum dia sempat mengatakan sesuatu, Larry sudah menyela dengan berkata, "Aku ingin melihat kekuatan dari Zam Fighter sekali lagi. Dia tidak muncul kemarin."
Ben menggertakkan gigi. Sebenarnya, dia tidak suka dengan kepribadian keduanya Sam kemarin. Kepribadian itu bertarung dengan brutal dan tak segan - segan untuk membunuh lawannya.
"Bagaimana kalau Bang Finn dibunuh?" Ben bertanya dengan suara lantang.
"Itu adalah tugas Sam Fighter untuk menghentikan Zam Fighter," jawab Larry. Jawaban itu membuat Ben terdiam.
Di depan mereka, pertarungan kembali dimulai saat Sam bergumam, "Night Slasher!" dan sebuah pedang berwarna gelap muncul di tangan kirinya.
Di sisi lain, Finn berlari dengan kedua tangan diselumuti oleh kobaran api. Di tengah jalan, Finn menghentikan langkahnya saat Sam bergumam, "Immortal Darkness!" seraya mengayunkan pedangnya.
Aura gelap yang melengkung muncul dari lantai di depannya Sam dan bergerak dengan cepat ke arah Finn. Finn tidak tahu apa efek yang akan ditimbulkan aura gelap itu jika mengenainya.
Namun, insting bela dirinya mengatakan kalau dia harus menghindari aura gelap itu. Karena itu, Finn melompat ke samping untuk menghindari aura gelap itu.
Aura gelap masih terus bergerak hingga membelah tembok di belakang Finn menjadi dua. Tembok itu rubuh, memperlihatkan sesuatu di baliknya yang tak lain adalah sebuah tembok juga.
"Apa - apaan serangan itu?" tanya Finn di dalam hati.
Dalam sekejap, Sam sudah berada di depan Finn. Saat Sam akan mengayunkan pedang, tiba - tiba tangan kirinya terasa berat, lantas membuat pegangannya ke pedang itu terlepas.
Tubuh Sam mulai kehilangan keseimbangan. Momen ini dimanfaatkan oleh Finn untuk melompat ke belakang dan kembali menjaga jarak dari Sam.
"Aaarrrgh!" Sam menjerit kesakitan sambil memegang kepalanya dengan kedua tangan.
"Hentikan! Aku sudah muak melihat caramu bertarung!"
"Aku tidak ingin bantuanmu. Aku harus bertarung dengan kemampuanmu sendiri!"
"Kenapa kau?!"
Seisi ruangan kebingungan melihat keadaan Sam yang berbicara dengan dirinya sendiri.
"Dia sedang berdebat dengan kepribadian keduanya. Biarkan saja," kata Larry seraya memegang bagian atas dari fedoranya.
"Sam ... sedang tersiksa," pikir Ben.
Finn terdiam. Dia tahu kalau seseorang berkepribadian ganda harus ditangani secara khusus. Tapi, semua orang yang berada di ruang rahasia ini tidak tahu cara menangani itu.
3 menit kemudian, Sam berjongkok dengan tubuh yang berkeringat. Tidak ada yang tahu kepribadian mana yang sedang mengendalikan tubuhnya, kecuali Larry sepertinya.
Larry berjalan menghampiri Sam di tengah ruangan. Sesampainya di sebelah Sam, Larry menjentikkan jari. Kemudian, muncul kerlap kerlip cahaya yang memenuhi ruangan.
Kerlap kerlip cahaya itu menghilangkan kerusakan di ruang rahasia, seperti puing - puing tribun, lantas membuat ruang rahasia menjadi seperti saat pertarungan belum dimulai.
***