Grondor berkata dingin, "Zachary, kau masih begitu baik hati untuk mengunjungiku?
Ku khawatir kau tak sabar menunggu aku mati."
Zachary melambai-lambaikan tangannya, "Hei, Saudara, kau tak bisa bicara seperti itu.
Walaupun kita bersaing, kita tetaplah teman."
Grondor meludah, "Aku tak menganggapmu sebagai temanku."
Namun, Zachary masih tersenyum, "Saudara, kalau kau tak menganggapku sebagai temanmu, tapi aku selalu menganggapmu sebagai temanku!"
Grondor berkata, "Baiklah, jangan mengeluarkan kata-kata bermuka dua.
Apa sebenarnya yang kau inginkan?"
Zachary menyipitkan matanya dan tersenyum, "Saudara, betapa ramainya di sini hari ini. Kenapa kita tak bermain dulu?"
Grondor mengernyit dan bertanya, "Gimana maksudnya?"
Zachary berkata keras, "Kita masing-masing memilih batu mentah di aula lantai tiga dan memotongnya di depan semua orang!
Mari kita lihat siapa yang mendapatkan giok yang lebih bagus untuk menentukan pemenangnya!"