Yana menatap Victor dengan tatapan tidak berdaya.
Pada awalnya, dia hanya ingin Connor berpura-pura menjadi pacarnya.
Tapi dia tidak menyangka dia akan langsung membantu keluarganya menyelesaikan masalah yang begitu besar.
Sekarang melihat ke belakang, Yana masih merasa bahwa semua ini agak tidak nyata, seolah-olah dia sedang bermimpi.
"Yana, katakan kebenarannya. Apakah Connor benar-benar pacarmu?" Victor bertanya pada Yana dengan lembut.
Mendengar pertanyaan ini, dia tidak bisa tidak berhenti sejenak, matanya dipenuhi dengan sedikit kerutan.
Dia mengerutkan keningnya dan bertanya kepada Victor, "Kakek, kenapa kamu bertanya seperti itu?"
"Saya hanya ingin memastikan jika kamu dan Connor benar-benar bersama ..." dia menjelaskan dengan lembut.
Dia berpikir bahwa semua masalah telah terselesaikan, dan Terrance pasti tidak akan berani mengganggunya lagi.