Qahira Sage menggenggam erat uang itu. Dia sangat membutuhkannya!
Namun, di pintu masuk lorong, muncul seorang pria botak dengan kalung emas di lehernya, diikuti oleh dua bawahan. Satu sangat gemuk, dan yang lain seperti monyet besar dengan kumis dan tatapan licik!
Pria botak itu tertawa. "Orang miskin, sudah akhir bulan lagi. Saatnya membayar tagihan saya, kan?"
Kata-katanya membuat ekspresi lebih dari selusin penjaja di lorong itu berubah.
Mereka membuka lapak, tetapi mereka tidak banyak menghasilkan uang dalam sehari.
Jika mereka beruntung, mereka bisa mendapatkan seratus dolar atau lebih. Jika mereka tidak beruntung, mereka mungkin tidak bisa menjual satupun barang dalam sehari.
Pemilik stan hotpot pedas di pintu masuk lorong memberikan tiga lembar uang merah dengan cara yang merayu. "Brother Lars, inilah uang untuk tagihanmu!"
"Orang bopeng, bisnis jalananmu sangat bagus, jadi mengapa kamu begitu kikir!" Pria botak itu menoleh sejenak.
