Chereads / FATE/SPADE / Chapter 4 - 04. La Mort Espoir

Chapter 4 - 04. La Mort Espoir

Fuyuki, Japan, 10 Juni

Lapangan olahraga Sekolah menengah keatas Fuyuki

Murid-murid kelas 11-5 sedang bermain sepak bola di lapangan selepas pelajaran olahraga berlalu

Akuma memilih untuk duduk di pinggir lapangan melihat teman-temannya bermain, dia juga memperhatikan Kujira yang berhasil menyetak goal untuk kesekian kalinya, tanpa sepengetahuannya kalau kujira juga merupakan seorang master

"Sudah sudah seminggu berlalu semenjak anak baru dikelasku datang, namanya Tohsaka Kujira, bagaikan betina dimusim kawin yang dikerumini pejantan, begitu Tohsaka Kujira datang dia langsung dikerumuni murid-murid lain dan menjadi pusat perhatian. Yah, wajar saja, wajahnya tampan, jago olahraga, pintar dalam pelajaran, punya sifat periang, dan juga baik hati"

"Aduh" Akuma kaget karena temannya, Rima Yuraji, menempelkan soda kaleng dingin kewajah Akuma.

Yuraji: "Ada apa? Kulihat daritadi kau seperti sedang memikirkan sesuatu. Kau tau? Ketika kau memikirkan sesuatu wajahmu terlihat lebih suram dari biasanya, bahkan kantung matamu terlihat lebih hitam"

Akuma: "Tidak, Aku tidak memikirkan hal yang penting, anggaplah seperti memikirkan bagaimana kelanjutan drama yang tayang seminggu sekali. tidak penting, hanya menghabiskan waktu yang sia-sia"

Yuraji: "Hei, Itu hal yang sangat penting akuma!! aku masih menunggu Kelanjutan drama "Ayahku adalah cucuku" minggu lalu karakter utamanya ketahuan mencuri dalaman ibu temannya yang sangat pemarah, lalu tiba-tiba bersambung begitu saja, aku masih sangat penasaran dengan kelanjutannya"

Akuma: "Uh, kenapa terdengar sangat ambigu. Ah sudahlah, kenapa menjadi membahas drama. Yuraji, kenapa kau berhenti bermain dan malah membeli minuman lalu duduk disini?"

Yuraji: "Karena aku melihatmu memikirkan sesuatu, aku sudah bilang itu diawal. Selain kau yang seperti memikirkan sesuatu, aku juga melihat kau memerhatikan anak baru itu, apa kau menyukainya?"

Akuma: "Kau gila!?, kau kira aku penyuka sesama jenis? Aku hanya penasaran"

Yuraji: "Penasaran?"

Tiba-tiba saja bola menimpa wajah Akuma, untung saja Akuma berhasil menangkap bola itu

"Maaf" Ucap Kujira

Yuraji: "Iya Tohsaka, temanku ini juga sepertinya tidak terlihat marah, lihat saja bahkan wajahnya lebih layu daripada bunga yang tidak disiram seminggu"

Kujira: "Ahaha, Oh iya Rima, siang nanti kita jadi pergi ke Shibuya?"

Yuraji: "Tentu saja, temanku juga sepertinya mau ikut, iyakan Akuma?"

Akuma: "Hah?"

Kujira: "Tentu saja, lebih ramai lebih baik"

Akuma: "Tapi-"

Yuraji: "Baiklah, nanti siang kita bertemu di stasiun"

Percakapan itu berakhir setelah lima atau enam kalimat berikutnya.

Siangnya, di saluran air bawah tanah kota Fuyuki

"Siapa kau" Charles Henri Sanson, servant assasin yang sedang berhadapan dengan sesosok yang tidak dikenal

* "Sial, siapa wanita ini. Sihirnya seperti seorang servant, tapi hawa keberadaannya jelas seorang manusia. Tapi aku mengenali senjata yang dia bawa, senjata Leonidas I, raja Sparta"

Sosok tidak dikenal itu melancarkan serangan, menghunuskan tombaknya kearah Sanson, Sanson reflek menghindar, balas melawan meluncurkan tebasan pedangnya tepat kearah dada lawan, dada sosok itu berdarah-darah, seperti melihat hantu penasaran yang berkentayangan karena ingin tau siapa yang membunuhnya, sosok itu melancarkan serangan lagi

"TANG" suara tombak dan pedang yang beradu

Sanson melompat, melancarkan serangan dari atas, tapi sepertinya sosok itu sudah belajar dari kesalahan, dia menghindar dan langsung menghantam perut Sanson "AARRGGHH", mereka berdua kembali turun ke bawah. Memasang ancang-ancang menyerang, saling bertatapan

* "Uh, serangannya lebih sakit daripada yang kupikirkan. Aku bahkan belum menemukan titik lemahnya, siapa dia sebenarnya? tidak, maksudku apa dia sebenarnya?"

Lagi-lagi sosok itu melancarkan serangan pertama "TANG" tombak emas itu beradu dengan pedang Sanson, sanson mencoba menebas lehernya, sayang serangan Sanson berhasil di tepis, lanjut membalas mencoba menusukkan tombaknya ke arah mata Sanson, beruntung pedang Sanson lebih cepat, menahan tombaknya, Sosok itu langsung menarik kembali tombaknya, mencoba mundur, tapi, pedang Sanson lebih dulu menancap ke bahu Sosok itu

"Apa kau sebenarnya?" Sanson bertanya lagi.

Di tempat lain, Shibuya

"Sudah sekitar satu jam kami bertiga pergi ke Shibuya, aku bisa mengakuinya bahwa ini waktu yang cukup menyenangkan, aku memang butuh waktu istirahat sejenak" gumam akuma dalam hati

Yuraji: "Bagaimana kalau kita makan dulu, perutku sudah sangat lapar"

Kujira: "Boleh juga"

Akuma: "Aku tau restoran yang enak sekitar sini, pamanku, paman Kariya sering mengajakku kesana"

Yuraji & Kujira: "AYO".

Saluran air bawah tanah, Fuyuki

Sanson dan sosok tidak dikenal itu masih terus bertarung, air dari saluran membasahi tubuh mereka, bercampur dengan darah, dan keringat

"WWWUUUSSS" Sosok itu melemparkan tombaknya tepat ke tangan kiri Sanson yang sedang berlari

"AARRGGHH"

Sanson melepas tombak itu, dan lanjut berlari

Sosok itu mengejar , Sanson berlari kearah kanan, lalu melancarkan serangan "TANG" Ditangkis. Sanson menyerang lagi, "TTRRAAKK" beruntung serangan keduanya berhasil mengenai kepala sosok itu

"A-APA YANG" Sanson keheranan, Sosok itu tetap mengejar walau sudah terkena tebasan, Sanson lagi-lagi berlari ke kanan

* Dia berlari sangat kencang, tapi sepertinya dia tidak bisa menyerang seluas dia saat tidak berlari, aku harus cepat"

Saat Sanson sedang berpikir, tiba-tiba saja Sosok itu sudah ada didepannya, hendak menusuk dengan tombak.

"TAASSS" suara tali yang terputus menahan kedua tangan Sosok itu, dilanjut dengan munculnya lingkaran sihir kubis disekitarnya.

Sanson tertawa terbahak-bahak

Sanson: "AHAHHAHA, Kena juga, dari awal aku memang sudah menaruh jebakan disekitar sini. Kau tidak menyadari? Saat aku melompat dan melancarkan serangan, aku memberikan mantra sihir di langit-langit pembuang air ini, lalu saat seranganku mengenaimu juga aku menaruh sihir disana agar terhubung dan saat waktunya tepat tali akan mengikat kedua tanganmu

Sosok itu mencoba melepaskan ikatannya

Sanson: "Tunggu dulu, masih ada lagi. Saat aku berlari, aku juga membentuk pola persegi agar membentuk sihir kubis, dan untuk penutup, akan ku persembahkan sihir hebatku. "DECAPITE DECHU!!!"

Pola persegi di sihir kubis yang mengelilingi sosok itu bercahaya, berputar, dan selayaknya sebuah meriam laser, langsung menembak sosok itu "SAUUUIIINNNGGG" tubuh sosok itu bermandikan cahaya laser dari sihir, "terbakar habis" itulah yang dipikirkan Sanson.

Tanpa disangka-sangka, sosok itu beregenerasi, luka-lukanya sembuh begitu saja

Menyisahkan tanda tanya besar di kepala Sanson, "Apa yang terjadi?"

Sosok itu melesat menghantam Sanson yang masih keheranan "TANG" Beruntung reflek Sanson sangat bagus, pernah hidup di zaman yang gila membuat Sanson mempunyai insting yang gila juga

* "Kenapa bisa dia masih hidup, jelas-jelas dia terkena serangan Decapite Dechu, sepertinya aku terpaksa menggunakan noble phantasmku"

Sanson mendorong sosok itu, lalu melangkah mundur, melakukan ancang-ancang untuk menggunakan noble phantasmnya.

Noble phantasm sendiri adalah "harta mulia" para servant, harta menunjukan jika mereka dahulu juga manusia dan hidup pada zamannya, sekaligus senjata pamungkas para servant.

"LA MO-"

"TRRAAASSS" belum selesai Sanson merapalkan noble phantasmn-ya, tiba-tiba saja sekujur tubuhnya seperti di setrum, entah apa yang terjadi, Sanson menjerit "AAAARRRRGGGGHHHHH"

* "Siapa yang menyerang? Jelas bukan sosok ini, dia hanya menatap melihat, berjaga-jaga jika aku menyerang"

Sanson tidak bisa mengeluarkan noble phantasmnya, hanya bisa merintih kesakitan. Sosok itu yang melihat celah langsung menyerang Sanson, Sanson berhasil menangkis tombak Sosok itu walau sembari menahan sakit. Tapi itu hanya bertahan sementara, Sosok itu langsung menyerang lagi, mengenai dada Sanson, Sanson terjatuh, tergeletak bagai orang yang hendak mati, Sosok itu terus-menerus menyerang Sanson.

* "Sial, lagi-lagi aku akan mati seperti sebelumnya, eh, aku lupa, apa penyebabku mati sebelumnya? Entahlah, aku tidak bisa mengingatnya, tapi inilah perpisahan keduaku pada dunia, selamat tingg-"

"MANTRA PERINTAH"

Seorang pria yang tiba-tiba datang entah darimana merapalkan mantra perintah pada Sanson.

Beberapa hari lalu

"Hey Sanson, sihir di tubuhku ini apakah tidak akan habis?" Tanya seorang pria, dia adalah pembunuh di Paris yang berhasil menjadi master karena membaca buku sihir Ji

"Tentu saja Tuan assesio, sihir di tubuh anda tidak akan habis, sedikit saja berkurang secara otomatis akan terisi lagi, begitulah cara buku sihir Ji bekerja"

Assesio: "Heeehh, hebat juga, sepertinya aku bisa mencoba memakai sihir saat ingin menyiksa anak kecil. Oh ya ada lagi yang inginku tanyakan, ada halaman dari buku Sihir Ji yang sobek dari bab yang menjelaskan tentang command spell"

Sanson: "Comand spell adalah sihir pengikat mutlak antara servant dan masternya yang hanya bisa dipakai tiga kali, apapun yang dikatakan masternya ketika memakai Comand spell/mantra perintah, seorang servant akan menurutinya. Apapun yang terjadi, mau servant itu menolak, atau kondisi servant itu tidak menguntungkan, sedang diserang musuh, sekarat, pasti akan dilakukannya, pasti..."

Kembali ke pertarungan

"MANTRA PERINTAH, KUPERINTAHKAN KAU UNTUK MENGGUNAKAN NOBLE PHANTASMMU!!"

Assesio menggunakan comand spellnya.

Sanson melempar sosok itu, bangun dari kondisi terkapar, menatap pasti sosok itu, bersiaga hendak melancarkan noble phantasm, lalu berteriak

"LA MORT ESPOIR !!!"

Penahan kepala menimpa sosok itu,

Guilotine besar muncul

(alat pemenggal kepala abad pertengahan)

pisau pemenggal perlahan-lahan memenggal kepala sosok itu

"TREK" Terpenggal. Darah bercucuran, dari leher, darah terlihat seperti air mancur.

Sanson: "Tuan Assesio, terimakasih atas bantuannya"

Assesio: "Bodoh, kau adalah servantku, pastilah akanku bantu. Dan lagi aku masih harus memenangkan perang ini"

Sanson: "Tetapi, sepertinya ada pihak lain yang ikut campur dalam perang ini, karena sosok yang saya lawan bukanlah seorang servant, dan bukan seorang manusia. Saya curiga jika ada seorang Magus yang bisa membangkitkan kekuatan seorang Servant kedalam tubuh manusia"

Assesio: "Yah, apapun itu aku tidak peduli, yang pasti kita selamat dan berhasil memenangkan perang ini. Dan lagi, lihatlah Sanson"

Tubuh Sosok itu meluap, berubah menjadi abu dan hanya menyisahkan darah yang berserakan.

Malam harinya, Stasiun Fuyuki

Kujira: "Terimakasih teman-teman, ini hari yang menyenangkan, tapi sepertinya kita harus berpisah, rumahku dekat dengan stasiun, sedangkan kalian harus naik bus"

Yuraji: "Ya, hari ini memang menyenangkan, apalagi saat Akuma mencoba memakan mie memakai hidung. Hahahaha"

Akuma: "Lucu sekali Yuraji, jika bukan karena kalah taruhan aku tidak akan menuruti perintahmu"

Kujira: "Hahaha. Kapan-kapan mari kita pergi ke pantai atau ke gunung"

Akuma: "Itu jika aku masih hidup"

Yuraji: "perkataanmu seperti orang yang diambang kematian saja akuma. Baiklah, bye Yuraji"

Akuma dan Yuraji pergi menaiki Bus, sedangkan Kujira pergi jalan kaki pulang kerumahnya

"Hallo Kujira, bagaimana jalan-jalanmu?" Tanya Napoleon yang datang entah darimana

Kujira: "Hari ini sangat menyenangkan. Waktu istirahat yang baik agar siap berperang nantinya"

Napoleon: "Begitukah"

"WUUIINNGG" Suara meteor jatuh yang membengkakan telinga terdengar di belakang mereka. Kujira dan Napoleon yang reflek berpaling hendak melihat apa yang terjadi dibelakang dibuat heran, karena dibelakang mereka bukan pemandangan indah malam di Fuyuki melainkan dunia aneh seperti dunia dalam imajinasi anak-anak. Belum selesai dibuat heran, saat mereka menghadap depan pemandangan yang tertampak justru menyeramkan, seperti berada di rumah hantu yang di dalamnya memang ada hantu sungguhan.

"SELAMAT DATANG"

~To Be Continue

Credits:

Penulis: Ezra

Editor : Zaidan

Staf lain : Fatwa, Nasywa, live,Alvin,kenza

PART.2 PRESENT ©2023