Edrigo dan team sekitar enam orang sedang rapat di markas nya di kawasan jakarta, sebuah markas rahasia punya mafia di jakarta, mereka berenam sedang memikirkan siasat, tentang bagaimana cara memburu keluarga Kerringson yang tersisa.
"Edrigo, menurut data yang selama itu kita kumpulkan indonesia adalah petunjuk nya, karena menurut data rahasia, Albert Kerringson pernah beli lahan sawit untuk perkebunan seluas puluhan ribu hektar dari seseorang bernama Pak Antonia Deraga. Namun, menurut beberapa saksi sekitar dua puluh tahun lalu, katanya Pak Antonia sangat setia dan akrab pada Albert Kerringson. Bahkan, Albert dahulu sering bolak-balik ke indonesia" kata salah satu teman nya yang berdarah latin juga.
"Albert Kerringson kan konglomerat, relasi mana juga ia punya" jawab Edrigo.
"Emang, namun, kalau kita selidiki profile Pak Antonia kemungkinan kita bisa melacak jejak keluarga Kerringson di indonesia, menurut data-data di passpor mereka keluarga Kerringson, yang terakhir adalah Indonesia, bandara Soekarno-Hatta" kata teman nya Edrigo, Berdarah latin juga bernama Pedro.
Pedro berpendidikan di dunia detektif. ia orang yang cekatan dan teliti, namun penampilan nya bagaikan preman.
"Passpor" Edrigo baru sadar.
"Dan Mr. Avanaker, mencurigakan, lihat wajahnya mirip dengan Albert Kerringson, kemungkinan ia anak dari Albert itu sendiri, Albert menikah dua kali, yang pertama istri nya meninggal karena berhasil di bunuh," kata Pedro, namun teman-teman nya menyimak.
"Bertahun-tahun, kemudian Albert menikah lagi dengan wanita yang cantik dan mirip dengan anak kecil itu balita yang cantik itu, Denia Kerringson, namun ia anak balita itu kemungkinan adalah cucu Albert Kerringson" lanjut Pedro.
"Sekarang ia sudah besar" kata Edrigo.
"Lalu maka sekarang, kita selidiki Pak Antonia, ia tinggal di kampung di indonesia namun, ia orang kaya di sana, ia tuan tanah, dan terkenal dermawan" kata Pedro.
"Baiklah, kalau begitu, besok kita nyamar menjadi petani yang mau bekerja itu akan menjadi penyamaran sekitar tiga bulan" jawab Edrigo.
"Kalau begitu, teman-teman, biarkan aku dan Edrigo yang menyamar bahasa indonesia kita lancar bahkan logat kita logat orang daerah, kalian semua buat penyelidikan pada Alirra model nakal itu, mungkin ia salah satu teman Denia Kerringson" kata Pedro dengan nada serius.
"Siap" kata teman-teman nya serempak.
Penyelidikan berikutnya, Edrigo dan Pedro menyamar menjadi petani.
☆☆☆☆☆
Sosial media terlihat berita viral. Brand clothing line punya Alirra terlihat laku, pakaian-pakaian yang Alirra jual sebagai brand nya sendiri, sedang booming di sosial media, dan menjadi bahasan para influencer.
Alirra tidak sembarangan buka usaha clothing line, bahan-bahan kainnya saja ia beli dari toko kain dengan brand mahal, ia sewa jasa desainer pula, kadang ia desain sendiri namun di revisi oleh desainer yang ia sewa dan ia bayar mahal. Model itu mulai terkenal dan populer di kalangan rakyat indonesia.
Model nakal itu pun tetap melakukan bisnis terlarang nya, bagaikan salah satu penghasilan utama nya. Kalau karir ia di dunia model masih tidak seberapa di banding Shayran Avanaker.
Clothing line ku sangat laku, sebentar lagi aku akan terkenal menjadi pengusaha kaya di bidang fashion. batin Alirra mantap.
☆☆☆☆☆
TOK TOK TOK.
di sebuah desa di kampung. orang-orang berpakaian kumal sedang datang ke rumah pak Antonia, yang terkenal tuan tanah yang dermawan.
Pintu terbuka.
"Selamat malam" kata Edrigo menyamar.
"Malam, ada apa yah?" Kata Pak Antonia yang sudah tua, umurnya skitar hampir tujuh puluh tahun.
"Nama saya Agusto dan teman saya namanya Eras. Kita orang miskin boleh lah kita kerja sebagai petani di lahan perkebunan padi punya anda tuan?" Kata Edrigo nyamar.
Pak Antonia nyadar reputasi nya memang terkenal apalagi di kalangan tetangga di kampung itu mayoritas orang suka dengan Pak Antonia yang terkenal dermawan.
"Kalian mau kerja menjadi petani? Silahkan, mulai besok pagi alian datang kerumahku lagi,akan aku berikan pekerjaan" jawab Pak Antonia yang semasa ia muda akrab dengan Albert Kerringson tersebut tentu saja Albert jauh lebih tua dari Pak Antonia.
"Wah makasih, makasih" kata Edrigo dan Pedro dengan wajah pura-pura senang.
Penyelidikan dimulai. Batin pria-pria latin itu. Mereka akan bekerja menjadi petani sebagai penyamaran.
Undercover bagaikan inteligen.
☆☆☆☆☆
Arderan merayu Shayran di taman. Wanita itu sedang olahraga dan Arderan tiba-tiba muncul.
"Shayran! Shayran!" Panggil Arderan. Pacarnya itu berusaha selembut mungkin.
"Apa Arderan?" Kata Shayran dengan nada malas.
"Aku minta maaf aku hampir saja menghancurkanmu..... aku masih mau menjadi pacarmu!" Kata Arderan masih berharap cinta model itu.
"Kamu hampir merenggut kehormatanku! Lalu kamu minta maaf?" komentar Shayran tak terima.
"Shayran maafkan aku, seandainya itu terjadi, aku akan tanggung jawab!" Kata Arderan dengan nada berharap.
Shayran bimbang, ia memang masih mencintai pacar nakalnya itu, namun Shayran tidak mau prinsipnya tergoyahkan yaitu prinsipnya menjaga kesucian.
Dengan malas Shayran berkata, "tanggung jawab? Itu maksud kamu? Palingan kamu hanya nge-gombal!"
"Shayran, aku mohon dengarkan aku!" Pinta pacarnya itu.
Tiba tiba ka Aryo datang. Melihat gelagat Arderan ka Aryo berasa ngeri.
Gawat, Arderan mau beraksi lagi. Di taman pula, tempat Shayran biasa olahraga. batin ka Aryo.
"Mr. Fematson, selamat sore" kata ka Aryo basa-basi.
Sial, manager Shayran selalu saja ada di sekitar Shayran, mungkia ia sengaja menjaha Shayran agar aku tidak mendekat. batin Arderan jengkel.
"Sore" jawab Arderan dengan nada tidak suka.
Shayran belum berani putus dengan Arderan secara terang terangan, ia takut CEO nekad lagi bertindak gila.
Mereka bertiga hanya bicara-bicara santai sampe Shayran selesai olah raga. Ka Aryo yang akan mengantar Shayran pulang, manager yang bagaikan sahabat nya.
....