Listrik mengalir dengan sangat cepat ke seluruh tubuh Ashura. Roda di belakang tubuhnya berputar dengan cepat, menambah kecepatan geraknya. Ia terus melancarkan serangan untuk menghancurkan tentakel Kumine.
Lucius mengetahui pergerakan Ardent dengan anggota Fallen Orions lainnya. "Mereka mulai bergerak untuk berkumpul, sesuai dengan rencana."
Ia menatap Kumine. "Teruslah tahan mahluk itu sampai mereka semua berkumpul."
Setelah menunggu beberapa saat, Lucius bisa melihat dengan jelas para anggota Fallen Orions yang sudah bergerak menuju ke Ardent.
Lucius mengangkat pedangnya. "Heritage 8 - World Eater!"
Pedang Lucius mulai mengeluarkan cahaya biru terang.
Mata Kumine ikut berubah menjadi biru terang. "World Eater, diaktifkan!"
Bersamaan dengan Kumine yang mengeluarkan lingkaran sihir, seluruh pasukan iblis yang ada di belakang mulai hangus satu-persatu, termasuk para pemimpin pasukan dan tangan kanan Lucius. Mereka semua mengangkat senjatanya sambil berteriak dengan semangat.
"Untuk sang raja!"
"Demi kemenangan!"
"Kehormatan tertinggi!"
Bahkan Aegir juga mengangkat senjatanya sebelum ia hangus."Nyawa ini adalah milik tuan Lucius!"
Seluruh pasukan iblis yang Lucius bawa lenyap hanya menyisakan zirah hitam yang berserakan. Para naga yang menyerang kota pun ikut hangus bersama dengan penunggangnya. Para manusia yang masih selamat kembali dibuat terkejut oleh rencana Lucius yang tidak terpikirkan oleh mereka sama sekali.
Kemudian, muncul banyak tentakel besar dari dalam tanah. Ukurannya tidak sebesar tentakel Kumine, tapi mereka tetap bergerak dengan sangat agresif. Mereka muncul secara terus-menerus di tempat yang ada manusianya, membuat pembantaian yang Kumine lakukan sangat efektif.
Lucius melompat ke salah satu tentakel Kumine. "Lempar!"
Sambil menutup kembali mahkota bunganya, Kumine melemparkan Lucius ke arah Ardent dan anggota Fallen Orions lainnya yang sedang sibuk menghindari serangan tentakel dari tanah. Mahkota bunga Kumine telah menutup sempurna dan ia tidak bergerak sama sekali selama beberapa saat. Ashura yang terus berusaha menyerangnya kimi direpotkan oleh banyak tentakel yang muncul. Ia jadi tidak bisa terus menyerang Kumine dengan banyaknya gangguan disekitar, sementara tentakel Kumine teregenerasi kembali.
Tan, Locked, dan Vivi yang baru saja datang memenuhi panggilan Ardent dikejutkan dengan Lucius yang melesat dengan cepat kearah mereka.
"Lock!" Tan menengok ke belakang, melihat Lucius yang akan menebas Locked.
"Refleksmu bagus juga manusia!"
Serangan Lucius berhasil ditahan oleh Locked dengan sepenuh tenaga.
"Apakah kau bisa menahan yang selanjutnya?!"
Lucius menghempaskan Locked ke belakang dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Beruntung Need sedang berada di dekat mereka, sehingga ia bisa menangkap Locked yang terpental sebelum ia mendarat dibawah tentakel yang siap menghantamnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Need.
"Ya, terimakasih"
Locked segera berdiri kembali. "Tapi tenaga itu, bukan main kuatnya ..."
Tiba-tiba, Army melompat dari belakang Lucius menggunakan Dragon Tooth. Lucius langsung menegok dan menahan tusukan Dragon Tooth. Ia memegang lengan Army, dan membantingnya ke tanah.
"Hanya segitu?" Lucius mengangkat pedangnya.
"Tentu saja tidak!" Suara Shiro terdengar dari belakang Lucius.
Dengan menggunakan Dragonic Charge, Shiro. Menubruk Lucius. Serangan itu membuatnya sedikit melepaskan pegangannya pada Army dan memberikan Army kesempatan untuk kembali bangun.
Terjadi pertarungan dua lawan satu antara Army dan Shiro melawan Lucius. Dengan gerakan yang cepat, mereka berdua terus mengarahkan serangannya pada titik-titik vital Lucius. Akan tetapi, Lucius terlalu kuat untuk dihadapi oleh mereka berdua. Ia bisa terus menahan serangan bertubi-tubi yang diberikan padanya dari depan dan belakang. Ia bahkan masih bisa menyerang balik beberapa kali, dan beberapa diantaranya mengenai Army dan Shiro meski tidak fatal. Dada Shiro hampir tertebas, tapi ia berhasil mundur tepat waktu sehingga pedang Lucius hanya melukai sedikit bagian depannya. Army mendapat luka pada bagian paha kanan, membuat pergerakan dan intensitas serangannya sedikit melambat. Selain itu, mereka berdua juga harus menghindari serangan tentakel di sekeliling mereka yang sangat banyak.
Ditengah pertarungan mereka bertiga, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang sangat besar dari Kumine.
"Apa itu?!" Army menengok kebelakang secara refleks, membuat ia memiliki celah yang besar.
Celah tersebut dimanfaatkan oleh Lucius untuk menebasnya dengan sangat keras. Army menahan serangan tersebut dengan tombaknya, sehingga ia terpental seperti Locked.
"Army!" Shiro berteriak.
Rikka kemudian datang menggunakan Twin Storm dan menangkap kerah baju Army. "Uups, hampir terlambat."
Army berdiri sambil memeriksa kondisi tombak Red Blossomnya. "Terimakasih, Rikka!"
Rikka menengok kebelakang. "Jangan senang dulu. Gemuruh itu ..."
Mahkota bunga Kumine mulai terbuka secara perlahan. Kali ini, terlihat tangan besar yang keluar dari dalamnya. Setelah mahkota tersebut terbuka dengan sempurna, munculah wujud Kumine yang berubah secara total. Setengah tubuh bagian atasnya menjadi besar mengikuti ukuran tentakel dan mahkota bunganya. Tubuhnya berwarna putih pucat, dengan banyak batu karang dan anemon panjang yang menutupi mata. Rambut panjang khas Kumine masih terlihat disana, dengan tambahan kedua lengan panjang yang memiliki kuku tajam di setiap jari. Mulutnya sangat lebar dan disertai dengan banyak gigi taring berbaris seperti gigi ikan hiu. Telinganya sangat panjang seperti elf. Ada 3 pasang garis seperti insang yang terlihat di lehernya. Ia meneriakan suara yang sangat merdu, tapi suara itu memberikan rasa teror pada seluruh mahluk yang mendengarnya kecuali Ashura. Wujud Kumine berubah menjadi seperti monster putri duyung dalam cerita rakyat yang asli.
Lucius menyerang Shiro yang sedang terkejut dengan perubahan Kumine.
"Shiro!" Ardent menebas seluruh tentakel yang ia lewati lalu menahan pedang Lucius yang hampir mengenai Shiro dan mementalkannya balik.
"Ah, terimakasih pa!" Shiro kembali fokus dengan Lucius dan sekitarnya.
Melihat kedatangan Ardent, Lucius tertawa keras. "Hahahaha! Akhirnya kau muncul juga."
Ardent langsung menyerang Lucius dari belakang setelah menggunakan Shadow Step tanpa berkata apapun. Lucius mengayunkan pedangnya ke belakang, menahan tebasan Shadow Step.
"Ohhh, kau tidak mengingatku ya?"
Ardent telah memahami situasi yang terjadi. Ia kembali mundur dan menggunakan sihir komunikasi pada seluruh anggota Fallen Orions. "Serahkan iblis ini padaku. Kalian fokus saja jalankan saja rencananya!"
Seluruh anggota Fallen Orions langsung menjauh dari Ardent dan Lucius, termasuk Ashborn dan Shacchi yang masih belum sampai kesana.
Lucius berjalan mengelilingi Ardent sambil bersiaga dengan pedangnya. "Rencana? Sepertinya kalian sangat percaya diri."
Cahaya biru yang memancar dari pedang Lucius menyala semakin terang. "Terlalu percaya diri untuk ia yang tidak tahu terimakasih."
Ardent hanya diam di kuda-kudanya sambil memperhatikan Lucius, menunggu momen yang tepat untuk menyerang.
"Hmm? Tidak mau bicara ya?"
Lucius merendahkan tubuhnya, bersiap untuk menerjang. "Aku juga tidak butuh diingat olehmu!"
Ardent langsung menahan dengan kedua pedangnya. Ia memutar tubuhnya untuk mementalkan Lucius dan memberikan serangan balik tapi berhasil ditahan lagi oleh Lucius.
"Kau banyak bicara," ucap Ardent.
"Hmmph, aku juga tidak mau bicara." Lucius kembali ke kuda-kudanya. "Karena aku sudah yakin kalau kau lupa, maka aku tidak akan bicara lagi."
Terjadi duel yang sengit diantara mereka. Ardent dengan gerakannya yang cepat berkali-kali menebas zirah Lucius, tapi zirahnya masih terlalu kuat. Meski Lucius lebih sering bertahan, serangannya sangatlah mengerikan saat dikeluarkan. Jika Ardent terlambat sepersekian detik dalam menghindar atau bertahan, maka serangan Lucius pasti mengenainya dan bisa membunuhnya dalam sekali tebas. Ardent juga harus memotong semua tentakel yang terkadang muncul di dekatnya. Duel mereka tidak terlalu hebat untuk dilihat karena terlihat seperti duel biasa, tapi kekuatan keduanya bukanlah kekuatan manusia normal. Duel keduanya terlihat normal karena mereka berdua adalah mahluk terkuat di alamnya masing-masing. Jika mereka berduel dengan orang lain, sudah pasti orang itu akan kalah dengan cepat. Raja iblis melawan senjata berjalan umat manusia, tidak ada yang tahu bagaimana hasil akhir dari duel mereka berdua.
Sementara duel sengit terjadi, para pasukan yang masih selamat diperintahkan untuk mundur dan membantu dari dalam kota. Pasukan yang tersisa hanya sedikit, tapi jumlah itu cukup untuk mengoprasikan artileri yang ada di dalam kota. Fokus utama tugas mereka adalah menghancurkan seluruh tentakel yang muncul karena tentakel tidak bisa muncul di dalam kota yang dilindungi oleh sihir berlapis.
Ashborn menggunakan Vanquisher untuk menghancurkan beberapa tentakel sekaligus, membersihkan lokasi mereka berdiri untuk sementara. "Jadi, apa yang akan kita lakukan?"
Shacchi datang sambil mengaktifkan Twin Stormnya. "Apakah rencananya sudah final?"
"Entahlah, tapi setidaknya ini layak dicoba." Reol kembali mengencangkan sarung tinjunya.
Army menatap Rikka yang telah bersiap dengan perisai dan Twin Stormnya. "Kapten Rikka, semuanya sudah disini."
Rikka berjalan kedepan. "Kalau begitu, mari kita selesaikan dengan cepat!"
Disaat yang sama, perhatian Kumine mulai tertuju pada para anggota Fallen Orions yang sedang bergerak kearahnya. Pertempuran sudah berada di ujung jurang, hanya tinggal menunggu siapa yang akan menjadi pemenangnya.