Beberapa orang segera menentukan kandidat-kandidat, dan segera mengirim seseorang untuk memanggil Marc Fraley.
Begitu Marc memasuki ruangan, dia berlutut di tanah dengan suara "thump".
Dia menundukkan kepalanya ke tanah, dengan postur yang sangat patuh.
"Pejabat senior, apakah ada yang bisa saya bantu?" kata Marc, masih dengan kepala tertunduk, bertingkah seperti anjing yang patuh kepada mereka.
Para pejabat senior saling bertukar pandangan, kemudian tidak bisa menahan tawa mereka.
Tawa mereka seperti pisau yang menghunus hati Marc.
Dia tetap tidak melakukan perlawanan, malah menundukkan posturnya lebih jauh lagi.
"Marc Fraley, bukankah kamu selalu ingin membalas dendam atas kematian ayahmu?" akhirnya Dashiell Garrett angkat bicara.
Marc terguncang mendengar ini.
"Tuan, apakah Anda bersedia membalas dendam untuk ayah saya?" suara Marc bergetar sedikit, tidak bisa memastikan apakah dia bersemangat atau karena alasan lain.