"Kemana kita akan makan malam?" Kata-kata itu keluar dari bibirku saat aku keluar dari kantor. Aku bisa merasakan pipiku memanas. Lucas, melihat pipiku memerah, memberikan senyum nakal yang membuat lututku lemas seperti Jell-O.
Bagaimana seseorang bisa terlihat tampan seperti dosa? Aku berpikir dalam hati, kesal karena senyum sederhana membuat perutku bergetar dengan jutaan kupu-kupu.
"Di suatu tempat yang akan kamu sukai." Dia menjawab dan menangkap tanganku, merajut mereka di tangannya sendiri sebelum aku bisa bereaksi.
Dulu Lucas membenci saya, mengapa dia tiba-tiba berubah dalam semalam? Apakah benar seorang iblis bisa bermetamorfosis menjadi malaikat dalam semalam? Saya menggoyangkan pikiran itu secepat tiba lalu mengangkat alis saya kepadanya hanya untuk melihatnya memandang wajah saya seolah-olah ada debu di situ.
Secara sadar, aku menggosok jari-jari tanganku di wajahku, berusaha membersihkan kotoran jika ada.