Udara malam musim panas yang dingin mengusap pipi saya seolah menyambut kedatangan saya selayaknya sambutan besar saat saya turun dari tangga pesawat dengan tangan saya yang erat mengepal pegangan koper kecil saya. Lampu-lampu yang terang dan berkilau berpendar tepat di depan mata saya, mengingatkan saya akan malam saat saya meninggalkan negara ini. Saat itu juga musim panas dan meski lima tahun telah berlalu, saya masih mengingat kejadian saat itu seolah baru terjadi kemarin.
Memaksa pikiran saya kembali ke masa kini, saya memegang erat kardigan rajut sebelum stiletto berhak tinggi saya melangkah melintasi lobi, tepat di tengah para penumpang yang berkeliaran.
"Nyonya Arabella Angelstone?" Seorang pria memanggil nama saya, membuat saya berhenti mendadak. Menyesuaikan kacamata fashionable yang saya kenakan, saya menatapnya dengan pandangan bertanya. Meninggikan suara saya cukup untuk ia mendengar, saya dengan waspada menjawab, "Ya?"