Jantungnya berdebar kencang. Ruangan itu begitu sunyi saat itu hingga ia merasa bisa mendengar detak jantungnya sendiri.
Dia menjadi terpesona oleh mata Abigail dan mulai berkhayal.
Dalam lamunannya, ia melihat dirinya bangkit dan berjalan mendekati Abigail. Dia menggenggam tangan Abigail dan menariknya berdiri, lalu merangkul pinggang rampingnya dengan kedua tangannya.
Dia tersenyum padanya, mengajaknya mendekat.
'Aku mencintaimu, cinta manisku.'
Dia membungkuk dan menciumnya.
"Hingga akhir bulan!" seru Abigail.
Jasper berkedip-kedip, keluar dari lamunannya. Dia menemukan dirinya masih duduk di kursinya. Dia tak bisa menahan untuk menghela napas lega, bersyukur bahwa ia belum melakukan apa yang baru saja ia bayangkan.
"Ahem…" Ia mengocok tenggorokannya dan tidak bisa menatapnya. "Ya. Anda harus melaporkan."
Tanpa menyadari kegugupan Jasper, Abigail merasa marah. Seluruh tubuhnya seolah-olah terbakar.