Dua hari telah berlalu sejak dunia Elsa hancur, dan dia belum keluar dari kamarnya. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, mengabaikan upaya Jasper dan Ella untuk berkomunikasi dengannya. Bahkan ketika saudara laki-lakinya mencoba menawarkan dia makanan, dia tetap diam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Elsa tidak mengambil satu gigitan pun dalam dua hari; matanya hampir tidak bisa dibuka, bengkak akibat terus menerus menangis.
Jasper sekali lagi menampakkan diri dengan sebuah piring makanan pagi ini. Dia berhenti di pintu, memandangi bentuk tubuh Elsa yang kecil, tidak bergerak di atas tempat tidur. Dengan hati yang berat, dia mendekatinya dan meletakkan piring itu di meja terdekat.
Elsa tetap tidak responsif, tatapannya yang kosong tertuju pada pemandangan jauh di luar jendela dari lantai ke atap. Air mata diam-diam terus mengalir di pipinya. Mata Jasper sendiri penuh dengan kesedihan melihat penderitaan saudara perempuannya itu.