Pikiran Jasper berbunyi keras saat dia melirik ponselnya. Sudah hampir dua jam sejak dia menghubungi Abigail. Dia berpikir dia akan segera meneleponnya kembali, tapi dia tidak melakukannya. Dia bertanya-tanya apakah dia baik-baik saja. Kekhawatiran bertahan saat dia mempertimbangkan untuk meneleponnya lagi, berharap mendapatkan penjaminannya. Tapi tepat saat dia mempertimbangkannya, ponselnya menyala dengan panggilan masuk, bukan dari Abigail tetapi dari desainer.
Jasper segera menjawab panggilan, pikirannya dipenuhi dengan antisipasi.
"Jasper, bagaimana kabarmu, sayang?" Desainer itu berkata dengan nada manja lewat telepon.
Jasper tidak keberatan dengan nadanya yang genit, seakan-akan dia sedang berusaha merayunya, karena dia mengenal desainer itu cukup baik.
"Saya baik-baik saja. Apakah Anda sudah memeriksa desain-desain yang saya kirimkan kepada Anda?" Jasper bertanya dengan bersemangat.