"Halo," ucap Ella dengan singkat, menekan telepon ke telinganya.
Suara Sofia terdengar melalui telepon, penuh dengan sarkasme. "Halo, Ella. Bagaimana kabarmu? Uh, kamu pasti merasa senang, aku yakin. Setelah semua, kamu sekarang memiliki pacar kaya. Kamu bahkan akan melupakan kami, bukan?"
Amarah Ella memuncak mendengar kata-kata ejekan Sofia. Dia menggigit rahangnya dan berusaha tetap tenang. "Kenapa kamu meneleponku?" tanyanya, suaranya penuh dengan frustrasi.
"Oh, aku merindukanmu dan ingin melihat apakah kamu baik-baik saja," kata Sofia, pura-pura peduli. "Aku berpikir untuk mengundangmu makan malam. Tapi sepertinya kamu masih marah pada kami."
Ella mendesah dan menggelengkan kepalanya. Sepupunya tengah mempertimbangkan mengundangnya makan malam. Sungguh adegan yang konyol! Ella tidak akan tertipu oleh kebohongan Sofia. Dia yakin Sofia sedang merencanakan sesuatu.
"Apa yang kamu inginkan, Sofia?" tanyanya dengan langsung.