Abigail terus menatapnya seolah-olah berharap dia merespon kata-katanya. Namun Christopher tetap diam, tak memberi respon apa pun.
Abigail mengawasi dada Christopher naik turun bersama setiap nafas, berharap dia membuka matanya, berbicara padanya, dan meyakinkan dia bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun hanya ada keheningan dari sisinya, keheningan yang mengancam akan menelannya.
Dengan hati yang berat, Abigail menundukkan kepalanya, dahinya bersandar pada Christopher. Dia memegang erat-erat tangannya seolah berusaha mentransfer kekuatan dan vitalitasnya kepadanya. Dia mencium lembut kelopak mata tertutupnya.
"Nyonya, Anda harus keluar sekarang," perawat mengingatkannya, mengingatkan bahwa waktunya di ruang gawat darurat telah berakhir.
Abigail dengan enggan melepaskan diri dari sisi suaminya. Dia melemparkan tatapan penuh cinta terakhirnya pada Christopher, pria yang telah menjadi penopang dan jangkar hidupnya, sebelum melangkah keluar dari kamar.