Seiring pertemuan berakhir, Christopher dan Brad mengucapkan selamat tinggal kepada Mr. Anderson dan kembali ke kantor. Suasana di mobil terasa rileks. Sekarang ada rasa lega dan puas menggantikan ketegangan dan kekhawatiran sebelumnya.
Namun, Brad masih tenggelam dalam pikiran, tatapannya tetap pada pemandangan luar jendela mobil yang berlalu. Alisnya terkerut saat dia memikirkan kejadian belakangan ini. Dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada lebih dari sekedar perubahan hati Mr. Anderson yang terlihat oleh mata.
Dia tidak melupakan percakapan mengganggu dengan Mr. Anderson. Dia memutar ulang kejadian-kejadian dalam pikirannya, mengingat bagaimana pertama kali Mr. Anderson menolak bertemu dengan mereka, meninggalkan mereka dalam keadaan tidak menentu. Namun kemudian, tiba-tiba, Mr. Anderson menelepon dan menjadwalkan janji mendesak, tampaknya bersemangat untuk melanjutkan kerja sama mereka.
