Senyum manja terukir di bibir Anastasia, bercampur dengan air mata yang menggenang di matanya. Kata "kakak" bergema dalam dirinya, membangkitkan kenangan tentang Alison dan ikatan yang mereka bagikan.
Dia hanya bisa mengangguk, kata-katanya sesaat tertahan di tenggorokannya oleh emosi yang memuncak di dalam dirinya.
"Terima kasih…" Abigail memeluknya.
Lengan Anastasia secara naluriah melingkari Abigail, mendekapkannya. Dia menutup matanya, menikmati hubungan di antara mereka.
Ini adalah hubungan yang melampaui sekadar persahabatan, satu yang berbicara kepada bagian terdalam dari jiwa mereka. Saat mereka saling berpegangan, dia menyadari bahwa keluarga bukan selalu tentang darah - terkadang, itu tentang menemukan orang yang benar-benar mengerti dan mencintai kita apa adanya.
"Ahem…"