Christopher tak bisa menahan rasa jengkelnya saat melihat adiknya menyerang tamunya. Tanpa ragu, dia maju dan menempatkan diri di antara Vivian dan Britney.
"Kamu akan minta maaf pada Vivian sekarang atas tindakanmu." Suaranya penuh otoritas yang tegas.
Britney tak bisa mempercayai apa yang dia dengar. Dia sakit hati menghadapi tatapan tajamnya. Dia belum pernah melihat Christopher marah kepadanya.
Air mata mulai mengumpul di sudut matanya.
"Kamu ingin aku minta maaf padanya? Apakah kamu serius, Chris? Apakah kamu melupakan betapa licik dan tak berperasaan ayahnya? Bagaimana kamu bisa mendukungnya?"
Christopher menggertakkan dan mengendurkan rahangnya, tapi tekadnya tetap teguh. "Minta maaf pada Vivian."
Britney menatap Christopher dengan perasaan sakit hati dan bingung.
"Kenapa kamu menyiksaku seperti ini? Apakah benar bahwa aku tidak lagi penting bagimu? Apakah Vivian lebih penting bagimu daripada keluarga kita?"