Abigail berputar perlahan, melihat dinding sekelilingnya dengan kagum. Dia telah membayangkan banyak tentang apa yang mungkin ada di ruangan ini, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan menempelkan semua laporan EKG-nya di dinding.
Ini adalah bukti terbesar bahwa dia hanya peduli pada jantung di dalam dadanya. Sebenarnya Christopher tidak pernah peduli pada dirinya.
Pemikiran ini merobek hatinya dari dalam.
Dia menangis tersedu, fotografnys dan dokumen-dokumen itu jatuh ke lantai. Perhatiannya beralih pada buku harian hitam yang ada di meja di tengah ruangan. Dia berjalan mendekat dan membuka buku harian itu.
Foto Alison di halaman depan adalah hal pertama yang diperhatikannya.
Senyumnya …
Sangat memesona. Dengan senyum yang indah seperti itu, dia bisa memikat siapa saja. Alison memang cantik dan polos secara alami.
Abigail menggulung halaman dengan tangan gemetar.
'Alison, sayang... Tolong kembali... Tolong...'
Sisa halaman itu dipenuhi dengan kata "please."