"Ugh… ini lingerie-nya yang bergesekan di bibir vagina… Aku suka ini," gumam Vernon sambil mengoceh hal-hal yang jorok. "Aku ingin yang dia baru pakai, tapi ini cukup untuk sekarang…."
Vernon tidak bisa menyembunyikan obsesinya di matanya. Ia menciumnya lagi dan mulai mengocok lebih cepat dari sebelumnya.
Shlick! Shlick! Shlick! Shlick!
"Urgh! Sial! Aku suka bau mu, Chloe," kata Vernon. Dia bisa merasakan sesuatu bergolak dari bola matanya naik ke ujung kontolnya. Matanya menatap ke bawah pada kontolnya dan lingerie kusut di tangannya. Dia mengikuti nalurinya dengan mencium lingerie itu beberapa kali sebelum kontolnya berkedut dan sperma keluar.
"ARGH! Sial! SIAL! AKU SEDANG MUNCRAAAAAAT!"
Spurt! Spurt! Spurt! Spurt! Spurt!
Pandangan Vernon berubah putih sejenak, dan kontol besarnya meledakkan sperma seperti semburan. Dia melepaskan hingga sperma-nya mengenai langit-langit mobil, lalu wajahnya, setir, dan juga kaca depan.